Harga 1 Ha Kebun Sawit Mencapai Rp 250 Juta

Kebun: Kebun sawit milik salah satu masyarakat Mukomuko --

KORANRM.ID - Walau harga buah atau tandan buah segar (TBS) mengalami naik turun, namun untuk harga kebun sawit tidak pernah ada cerita turun sejak beberapa tahun terakhir. Harga kebun sawit dan lahan kosong lebih dipengaruhi oleh jarak, kondisi tanaman dan kelengkapan surat menyuratnya atau sertifikat.

Untuk kebun sawit yang jaraknya tidak terlalu jauh dan dekat dari jalan aspal, harga per hektarenya mencapai Rp 250 juta bahkan bisa lebih jika kondisi lahan dan tanamannya bagus. Kebun sawit dengan lokasi agak jauh, namun memiliki sertifikat dan dekat dari jalan koral atau jalan poros perkebunan harganya sekitar 150 per hektare. Sedangkan kebun yang tidak besertifikat dengan lokasi yang agak jauh harganya berkisar Rp 75 juta paling rendah.

BACA JUGA:Simak Penjelasannya disini, 7 Kesalahan di UTBK Bikin Kamu Gagal Lolos SNBT 2025

BACA JUGA:Harga Sawit Mahal, Distan Ingatkan Masyarakat Tidak Alih Fungsi Lahan

Kades Sungai Lintang, Haryanto mengatakan khusus di daerah desanya, harga kebun sawit saat ini tidak ada lagi dibawah Rp 200 juta, bahkan untuk lokasi yang dekat harganya bisa mencapai Rp 300 juta. Sebab untuk sungai lintang tidak ada kebun yang terlalu jauh, semuanya masih dikategorikan dekat.

"Untuk harga kebun sawit sekarang tidak ada lagi dibawah Rp 200 juta kalau di desa kita, kalau di desa lain bisa berbeda-beda, bahkan bisa lebih murah. Khusus desa kami kebun tidak jauh, harganya bisa Rp 300 juta kalau dekat dari desa atau jalan utama," katanya

BACA JUGA:Kapolres Mukomuko Tinjau Lahan Jagung Polsek Lubuk Pinang

Kades Sungai Ipuh, Kecamatan Selagan Raya, Burzan diminta keterangannya, mengatakan untuk wilayah Sungai Ipuh dan Selagan Raya pada umumnya, harga kebun sawit paling rendah Rp 120 juta. 

Harga ini untuk lokasi kebun yang tidak terlalu jauh. Sementara untuk lokasi yang sedikit jauh dan akses jalannya masih sangat minim, masih ada harga sekitar Rp 80 jutaan.

"Kalau dekat sudah diatas Rp 120 juta, kalau yang jauh mungkin masih ada yang Rp 80 juta per haktara. Tapi harga juga tergantung dengan kondisi kebun dan lahan," paparnya.

BACA JUGA:Neraka di Atas Tanah, Bahaya Mematikan Kebakaran Lahan Gambut

Wahyu salah seorang warga, mengatakan untuk wilayah Mukomuko sudah cukup berat untuk membeli kebun, karena harganya sangat tinggi. Bahkan lahan kosong saja mencapai Rp 100 juta per-hektare.

Maka ia lebih memilih mencari kebun di wilayah Silaut Pesisir Selatan, karena harganya masih dibawah Rp 100 juta untuk lokasi yang sedikit ke dalam. Membeli lahan kosong sebetulnya sama, karena biaya pengolahan lahan hingga tanam cukup tinggi. Harga bibit saja sekarang mencapai Rp 60 ribu per-batangnya.

“Kalau di Kabupaten Mukomuko sudah berat ingin cari kebun yang terjangkau, kalaupun ada yang murah, mungkin sudah masuk kawasan HPT,” tutupnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan