Eritrea: Negara yang Hampir Tanpa Internet, Televisi dan Smartphone, Semua Dikendalikan Pemerintah

Eritrea.--Sceenshot

koranrm.id - Pada era digital yang berkembang sangat pesat, Eritrea sebuah negara yang terletak di Afrika Timur. Dilansir dari chanel youtube Doczonm. Negara ini dikenal sebagai negara yang memiliki keterbatasan yang sangat serius dalam mengakses internet.

Mayoritas warga Eritrea menghadapi akses internet yang sangat terbatas atau bahkan tanpa akses sama sekali.

Menurut statistik dari internet dunia, pada tahun 2018 tingkat penggunaan internet sangatlah rendah dengan hanya sekitar 71 ribu pengguna internet, yakni sekitar 1,3% dari populasi erektria yang berjumlah sekitar 6 juta jiwa.

Hal ini menempatkan Eritria sebagai salah satu negara dengan jangkauan internet yang terburuk di dunia.

Pemerintah di negara ini monopoli, ini telah menyebabkan beberapa masalah besar antara lain adalah harga internet yang sangat mahal.

Dikenal memiliki harga layanan internet yang termahal di dunia. Harga paket internet dasar di negara ini mencapai sekitar 266 dolar per bulan atau setara 40 juta 800 ribu.

Paket ini menawarkan kecepatan download hingga 2mbps dan kecepatan upload hingga 1 mbps.

Tingkat harga yang sangat tinggi ini menjadikan akses internet sebagai sesuatu yang mewah.

Selain itu satu-satunya kartu SIM yang tersedia adalah kartu eriter adalah perusahaan monopoli milik negara yang menyediakan layanan telekomunikasi di negara ini. 

Kartu Eritel dapat digunakan untuk berbagai layanan termasuk panggilan telepon, pengiriman pesan SMS dan akses internet.

Kendati demikian untuk mendapatkan kartu sim e ritel di Ereteria memiliki tantangannya tersendiri.

Untuk memperolehnya seseorang harus melalui proses pendaftaran yang dikelola oleh administrasi dari pemerintah.

Namun demikian kalaupun berhasil mendapatkan kartu sim dari ritel penggunaan akses internet tetap menjadi kendala yang signifikan. 

Jangkauan internet sangatlah terbatas dimana hanya beberapa lokasi tertentu yang memiliki akses, seperti Kantor Pemerintah, hotel dan bandara.

Karena itu warga editorial mengandalkan telepon umum sebagai sarana utama untuk melakukan panggilan telepon.

Kondisi ini mengingatkan kita pada masa dimana teknologi telekomunikasi belum secanggih saat ini termasuk monopoli pemerintah terhadap akses internet adalah adanya pembatasan akses internet. Pemerintah memblokir akses ke situs web dan aplikasi tertentu. 

Situs web dan aplikasi yang diblokir termasuk situs web berita independen, situs web media sosial, seperti Facebook dan Twitter serta situs web yang mempromosikan kebebasan berekspresi.

Pemerintah juga menggunakan teknologi pengawasan untuk melacak aktivitas online warganya. Teknologi ini digunakan untuk mengenali dan menghukum orang-orang yang mengkritik pemerintahan atau yang dianggap membahayakan bagi negara.

Pemerintah juga mengendalikan infrastruktur internet, seperti kabel dan satelit.

Kontrol ini dapat digunakan untuk membatasi jumlah jalur internet yang tersedia serta mengendalikan siapa saja yang dapat mengaksesnya.

Dalam konteks internet yang terbatas, Keberadaan jaringan ATM di ereteria juga menjadi sulit terwujud.

Di negara ini, ATM sama sekali tidak tersedia. Sebagai gantinya, nasabah yang ingin menarik uang harus mengunjungi kantor bank dan mengantri di sana.

Pembatasan juga diberlakukan oleh pemerintah terkait jumlah uang yang dapat ditarik oleh nasabah.

Bahkan jika seseorang memiliki jumlah uang yang besar di rekening, pihak bank akan membatasi penarikan maksimal sekitar 330 dollar per bulannya atau setara dengan 5 juta rupiah.

Selain itu pemerintah eritria juga memiliki monopoli atas impor smartphone, harga smartphone di negara ini sangat bervariasi tergantung pada merek dan spesifikasinya.

Namun secara umum harga smartphone di erektria bisa mencapai 1.000 dolar atau sekitar 15 juta rupiah.

Harga smartphone yang tinggi ini telah membuat smartphone disini menjadi barang mewah bagi sebagian besar orang.

Pemerintah eriteria telah berulang kali dikritik, karena harga smartphone yang sangat tinggi.

Beberapa organisasi hak asasi manusia telah menyerukan agar pemerintah menurunkan harga smartphone dan membuka pasar untuk impor smartphone swasta.

Lembaga hak asasi manusia menyatakan bahwa monopoli impor smartphone oleh pemerintah eritria merupakan upaya untuk mengontrol informasi dan membatasi kebebasan berekspresi.

Selain itu satu-satunya saluran televisi disini adalah TV TV merupakan saluran televisi milik negara yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah eritria.

Saluran ini menyiarkan berita acara-acara hiburan dan propaganda.

Tetapi akhirnya eritrea adalah negara yang sangat unik dan menarik sebab negara ini telah menjadi contoh bagaimana pemerintahan yang otoriter dapat menghambat pembangunan dan kemajuan bagi suatu negara.

Dan dari mereka kita belajar untuk tidak melakukan hal yang sama.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan