Mengenal Penyebab Mata Juling (Strabismus) pada Anak, Deteksi Dini untuk Pengobatan Optimal

Mengenal Penyebab Mata Juling (Strabismus) pada Anak, Deteksi Dini untuk Pengobatan Optimal--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Mata juling,  atau yang secara medis dikenal sebagai strabismus,  merupakan kondisi di mana kedua mata tidak melihat ke arah yang sama.  Kondisi ini cukup umum terjadi pada anak-anak dan dapat memengaruhi penglihatan dan perkembangan visual mereka.  Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.  Artikel ini akan membahas berbagai penyebab mata juling pada anak,  sehingga orang tua dapat lebih memahami kondisi ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat.

Jenis-Jenis Mata Juling:  Memahami Berbagai Manifestasi

BACA JUGA:Menjaga Kesehatan Mata Sangat Penting, 7 Sayuran yang Sangat Bermanfaat Menjaga Keshatan Mata

BACA JUGA:Semua KPM BLT-DD di Kecamatan Teramang Jaya Sudah Dapat Bagian

Sebelum membahas penyebabnya,  penting untuk memahami jenis-jenis mata juling.  Secara umum,  mata juling dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan arah julingnya:

* Esotropia:  Mata juling ke dalam (menuju hidung).  Ini merupakan jenis yang paling umum terjadi.

* Exotropia:  Mata juling ke luar (menuju telinga).

* Hypertropia:  Mata juling ke atas.

* Hypotropia:  Mata juling ke bawah.

Mata juling juga dapat bersifat intermiten (kadang-kadang juling) atau konstan (selalu juling).  Pemahaman jenis mata juling akan membantu dokter dalam menentukan penyebab dan rencana pengobatan yang tepat.

BACA JUGA:Gelap Gulita, Mata Rusak Bahaya Memakai Ponsel di Kegelapan

Penyebab Mata Juling:  Faktor Genetik dan Lingkungan Berperan Penting

Penyebab mata juling pada anak cukup beragam dan kompleks.  Beberapa faktor dapat berperan,  baik secara independen maupun bersamaan.  Berikut beberapa penyebab utama mata juling pada anak:

1. Faktor Genetik:  Warisan Keluarga yang Berpengaruh

Faktor genetik memiliki peran penting dalam penyebab mata juling.  Jika salah satu orang tua atau anggota keluarga memiliki riwayat mata juling,  risiko anak mengalami mata juling akan meningkat.  Gen-gen tertentu dapat memengaruhi perkembangan otot mata dan koordinasi mata.  Namun,  tidak semua anak dengan riwayat keluarga mata juling akan mengalami kondisi ini.

BACA JUGA:Si Kecil Tidur Sendiri, Panduan Menuju Tidur Nyenyak Tanpa Air Mata

BACA JUGA:Tiga Desa di Kecamatan Lubuk Pinang Salurkan BLT-DD Tahap Satu 2025

2. Masalah Otot Mata:  Gangguan Kerja Sama Otot Mata

Otot mata yang lemah,  tidak seimbang,  atau mengalami spasme dapat menyebabkan mata juling.  Otot-otot ini bertanggung jawab untuk menggerakkan mata dan memastikan kedua mata melihat ke arah yang sama.  Gangguan pada otot mata dapat disebabkan oleh berbagai faktor,  termasuk faktor genetik,  trauma,  atau penyakit neurologis.

3.  Kelainan Refraksi:  Gangguan Pembiasan Cahaya

Kelainan refraksi,  seperti rabun jauh (miopia),  rabun dekat (hipermetropia),  dan astigmatisme,  dapat menyebabkan mata juling.  Dalam kondisi ini,  mata harus bekerja lebih keras untuk memfokuskan cahaya,  yang dapat menyebabkan otot mata menjadi tegang dan menyebabkan mata juling.  Koreksi kelainan refraksi dengan kacamata atau lensa kontak seringkali dapat membantu memperbaiki mata juling.

4.  Penyakit Neurologis:  Gangguan Sistem Saraf

Beberapa penyakit neurologis,  seperti cerebral palsy dan palsy nervus kranialis keenam,  dapat menyebabkan mata juling.  Penyakit-penyakit ini dapat memengaruhi perkembangan dan fungsi otot mata.

5.  Trauma Mata:  Cedera yang Memengaruhi Otot Mata

Trauma mata,  seperti cedera kepala atau cedera pada mata itu sendiri,  dapat menyebabkan mata juling.  Cedera dapat menyebabkan kerusakan pada otot mata atau saraf yang mengontrol gerakan mata.

6.  Faktor Lingkungan:  Pengaruh Stimulasi Visual

Meskipun faktor genetik berperan penting,  faktor lingkungan juga dapat memengaruhi perkembangan mata juling.  Kurangnya stimulasi visual pada masa bayi dan anak-anak dapat meningkatkan risiko mata juling.  Kondisi ini dapat terjadi jika bayi mengalami katarak sejak lahir atau mengalami masalah penglihatan lainnya yang tidak segera ditangani.

Deteksi Dini dan Penanganan Mata Juling:  Kunci Pencegahan Komplikasi

Deteksi dini mata juling sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.  Orang tua perlu memperhatikan tanda-tanda mata juling pada anak,  seperti:

* Salah satu mata sering terlihat juling.

* Anak sering menutup satu mata untuk melihat lebih jelas.

* Anak sering menunduk atau memiringkan kepala untuk melihat lebih jelas.

* Anak mengalami kesulitan untuk mengikuti objek yang bergerak.

* Anak mengalami penglihatan ganda (diplopia).

Jika Anda melihat tanda-tanda mata juling pada anak,  segera konsultasikan dengan dokter spesialis mata (oftalmolog).  Penanganan mata juling pada anak dapat meliputi:

* Kacamata atau lensa kontak untuk mengoreksi kelainan refraksi.

* Latihan otot mata (orthoptics) untuk memperkuat dan menyeimbangkan otot mata.

* Operasi untuk memperbaiki posisi otot mata.

* Penutup mata (patching) untuk melatih mata yang lemah.

Mata juling pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor,  termasuk faktor genetik,  masalah otot mata,  kelainan refraksi,  penyakit neurologis,  dan trauma mata.  Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang,  seperti amblyopia (mata malas) dan diplopia (penglihatan ganda).  Konsultasikan dengan dokter spesialis mata jika Anda mencurigai anak Anda mengalami mata juling.  Penanganan yang tepat dapat membantu anak untuk memiliki penglihatan yang normal dan sehat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan