Rusa Tikus (Tragulus javanicus), Si Mungil Penghuni Hutan Jawa

Rusa Tikus (Tragulus javanicus), Si Mungil Penghuni Hutan Jawa.--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Rusa tikus, atau yang lebih dikenal dengan nama ilmiah Tragulus javanicus, merupakan spesies mamalia kecil yang termasuk dalam keluarga Tragulidae. Hewan ini sering disebut juga kancil jawa, menunjukkan habitat utamanya di Pulau Jawa, Indonesia. Ukurannya yang mungil dan perilaku yang cenderung menghindari manusia membuat rusa tikus menjadi hewan yang relatif jarang terlihat, namun keberadaannya memiliki peran penting dalam ekosistem hutan. Artikel ini akan mengulas lebih detail mengenai rusa tikus, mulai dari ciri-ciri fisik, habitat dan persebaran, perilaku, hingga ancaman yang dihadapinya.
Ciri-Ciri Fisik Rusa Tikus: Kemiripan dengan Tikus yang Menipu
BACA JUGA:Tanpa Disadari! 7 Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Merusak Ginjal Anda
BACA JUGA:Batu Ginjal Hingga Gagal Ginjal, Kebiasaan Sepele yang Tanpa Sadar Merusak Ginjalmu!
Sesuai dengan namanya, rusa tikus memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil. Panjang tubuhnya hanya sekitar 40-50 cm, dengan tinggi sekitar 20-30 cm. Bobot tubuhnya pun relatif ringan, hanya sekitar 1-2 kg. Ukurannya yang mungil ini membuat rusa tikus seringkali disamakan dengan tikus, meskipun secara taksonomi mereka termasuk dalam ordo Artiodactyla, yaitu kelompok hewan berkuku genap. Ciri-ciri fisik lainnya yang membedakan rusa tikus antara lain:
* Warna bulu: Bulu rusa tikus berwarna coklat kemerahan hingga coklat keabu-abuan, dengan bagian bawah tubuh yang lebih pucat. Warna bulu ini berfungsi sebagai kamuflase untuk bersembunyi dari predator.
* Taring: Rusa tikus jantan memiliki sepasang taring yang panjang dan menonjol keluar dari mulut. Taring ini digunakan untuk pertarungan antar jantan dalam memperebutkan betina.
* Kaki: Kaki rusa tikus ramping dan pendek, cocok untuk bergerak di antara semak-semak dan tumbuhan bawah. Mereka memiliki kuku yang kecil dan tajam.
BACA JUGA:Hewan Punah Kembali Hidup Apakah Jurassic Park Bisa Jadi Kenyataan
* Tidak Bertanduk: Berbeda dengan rusa lainnya, rusa tikus tidak memiliki tanduk.
Habitat dan Persebaran Rusa Tikus: Penghuni Hutan yang Tertutup
Rusa tikus merupakan hewan nokturnal, artinya mereka lebih aktif di malam hari. Habitat utamanya adalah hutan hujan tropis dan subtropis yang lebat dan tertutup. Mereka menyukai daerah dengan vegetasi yang rapat dan banyak terdapat semak-semak. Di Indonesia, rusa tikus tersebar di Pulau Jawa, Bali, dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Mereka juga dapat ditemukan di beberapa negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Namun, populasi rusa tikus di beberapa daerah semakin menurun akibat deforestasi dan perburuan liar.
Perilaku Rusa Tikus: Si Penghuni Hutan yang Tertutup
BACA JUGA:Bertemu Hewan Buas di Hutan? Tetap Tenang dan Ikuti Langkah Ini!
Rusa tikus merupakan hewan soliter, artinya mereka hidup sendiri-sendiri, kecuali pada saat musim kawin. Mereka memiliki wilayah jelajah yang relatif kecil dan cenderung menghindari kontak dengan manusia. Rusa tikus merupakan hewan herbivora, makanan utamanya adalah dedaunan, tunas muda, buah-buahan, dan biji-bijian. Mereka memiliki indera penciuman yang tajam untuk mendeteksi keberadaan predator dan makanan. Rusa tikus memiliki kemampuan berlari yang cepat untuk menghindari predator. Mereka juga pandai bersembunyi di antara semak-semak dan tumbuhan bawah.
Ancaman Terhadap Rusa Tikus: Perburuan dan Kerusakan Habitat
Rusa tikus menghadapi beberapa ancaman serius yang menyebabkan penurunan populasinya. Ancaman utama adalah:
* Perburuan: Rusa tikus seringkali diburu untuk diambil daging dan kulitnya. Perburuan liar ini dilakukan secara tidak terkontrol dan mengancam kelangsungan hidup spesies ini.
* Kerusakan Habitat: Deforestasi dan konversi hutan menjadi lahan pertanian dan permukiman menyebabkan hilangnya habitat rusa tikus. Hal ini mengakibatkan penurunan populasi dan fragmentasi habitat, yang dapat menyebabkan isolasi genetik dan penurunan keanekaragaman genetik.
* Perubahan Iklim: Perubahan iklim global juga dapat mengancam kelangsungan hidup rusa tikus. Perubahan pola curah hujan dan suhu dapat mempengaruhi ketersediaan makanan dan habitat rusa tikus.
BACA JUGA:Pelindung Tak Kasat Mata, Mengapa Vaksinasi Hewan Peliharaan Penting?
BACA JUGA:Apakah Hewan Bisa Saling Berbagi Layaknya Sikap Manusia?
Upaya Konservasi Rusa Tikus: Perlindungan untuk Masa Depan
Untuk melindungi rusa tikus dari kepunahan, diperlukan upaya konservasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Upaya tersebut antara lain:
* Perlindungan Habitat: Melindungi dan melestarikan hutan hujan tropis sebagai habitat utama rusa tikus. Hal ini dapat dilakukan melalui penebangan hutan yang terkontrol, pembuatan kawasan konservasi, dan penegakan hukum terhadap perambahan hutan.
* Penegakan Hukum: Menegakkan hukum terhadap perburuan liar rusa tikus. Hal ini dapat dilakukan melalui patroli rutin di kawasan hutan, penindakan terhadap pemburu liar, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi rusa tikus.
* Pengembangan Program Pemuliaan: Mengembangkan program pemuliaan rusa tikus di penangkaran untuk meningkatkan populasi dan menjaga keanekaragaman genetik.
* Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi rusa tikus melalui pendidikan dan sosialisasi.
Rusa tikus merupakan spesies hewan yang unik dan penting dalam ekosistem hutan. Ukurannya yang mungil dan perilaku yang cenderung menghindari manusia membuat hewan ini relatif jarang terlihat, namun keberadaannya terancam oleh perburuan liar dan kerusakan habitat. Upaya konservasi yang terintegrasi dan berkelanjutan sangat penting untuk melindungi rusa tikus dari kepunahan dan menjaga kelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Perlindungan habitat, penegakan hukum, program pemuliaan, dan peningkatan kesadaran masyarakat merupakan kunci keberhasilan upaya konservasi rusa tikus.