Soal Pengembangan Pangan Organik, Distan Belum Memiliki Program Khusus
CEK LOKASI: Plt Kadis Pertanian, Pitriani, didampingi Kabid Sarpras, Fernandi Septano Asri, saat cek lahan sawah yang dialihfungsikan.-Istimewa-
KORAN DIGITAL RM - Sedikit demi sedikit, kuota pupuk subsidi di Kabupaten Mukomuko terus berkurang. Begitu juga dengan peruntukkan dan jenisnya, mulai dibatasi.
Saat ini pupuk subsidi hanya untuk tanam pangan dan holtikultura. Hanya ada 2 jenis, urea dan NPK.
Solusinya adalah, mengajak petani untuk menggunakan pupuk organik. Masalahnya adalah, di Kabupaten Mukomuko ini, pupuk organik masih sangat terbatas. Dan sejumlah ini, Dinas Pertanian (Distan) belum memiliki program khusus yang berkaitan dengan pupuk organik.
"Kuota pupuk subsidi berkurang hampir 50 persen. Bukan hanya di Mukomuko, di daerah lain juga sama," ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Mukomuko Pitriani Ilyas, S.Pt Kamis 15 Februari 2024.
BACA JUGA:Kecamatan Ipuh Meriahkan HUT Kabupaten Dengan Kegiatan ini
Pitriani juga menyampaikan, untuk memenuhi kebutuhan pupuk, maka petani menggunakan pupuk non subsidi. Dan pupuk non subsidi, bisa didapatkan di pasaran.
"Kalau sudah tanam, baik padi maupun holtikultura, pasti harus dipupuk. Kalau pupuk subsidi tidak cukup, mau tidak mau harus menggunakan pupuk non subsidi," tambah Pitriani.
Bagaimana dengan program pupuk organik? Pitriani mengatakan, pihaknya belum ada program khusus untuk pengembangan pupuk organik. Namun demikian, sudah ada pihak ketiga yakini Bank Indonesia (BI) yang sedang mengembangkan pupuk organik. Dan baru saja panen bersama, padi organik ini Desa Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang.
"Ada BI yang sedang mengembangkan pupuk organik. Dengan produknya MA 11, hasil panen bisa meningkat dua kali lipat, bahkan lebih," tambah Pitriani.
BACA JUGA:Di Lubuk Pinang, Baru Satu Desa Mengajukan Pencairan APBDes
Di sisi lain, berkurangnya kuota pupuk subsidi, membuat peminat petani menanam padi organik terus bertambah. Awalnya hanya beberapa petani di Desa Tirta Makmur, Kecamatan Air Manjuto, dan Desa Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang. Pada Musim Tanam (MT) 1 tahun 2024, petani organik dipastikan bertambah.
Saat ini, sedang dalam persiapan tanam padi organik seluas 6 Hektare (Ha). Jumlah petani 10 orang. Mereka di Desa Ranah Karya, Kecamatan Lubuk Pinang, dan di Kecamatan XIV Koto.
Pada awal 2024 ini ada belasan petani organik yang tersebar di 3 kecamatan. Masing-masing Kecamatan Air Manjuto, Lubuk Pinang, dan XIV Koto.
"Sudah ada 10 petani yang akan tanam padi organik. Ada Demplot (Demontration Plot, red) ada juga yang tanam pribadi," ujar pelopor petani organik Kabupaten Mukomuko, Edry Yansen.