Mitos dan Fakta Seputar Puasa Mana yang Benar dan Perlu Dipraktikkan

Mitos dan Fakta Seputar Puasa Mana yang Benar dan Perlu Dipraktikkan .--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Bulan Ramadhan menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk menjalankan ibadah puasa. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, puasa juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Namun, masih banyak beredar mitos seputar puasa yang sering kali membuat orang ragu atau salah memahami esensi ibadah ini. Beberapa mitos bahkan dapat menyebabkan pola makan atau kebiasaan yang kurang tepat selama Ramadhan. Oleh karena itu, penting untuk memahami mana yang benar berdasarkan fakta ilmiah dan ajaran Islam agar puasa dapat dijalani dengan lebih baik dan penuh manfaat.
BACA JUGA:Puasa dan Keseimbangan Emosi Bagaimana Mengendalikan Diri dari Amarah
BACA JUGA:Misteri Mata Minus pada Anak Usia Dini Penyebab, Pencegahan, dan Penanganannya
Salah satu mitos yang banyak dipercaya adalah bahwa berpuasa menyebabkan tubuh menjadi lemas dan tidak produktif. Faktanya, puasa yang dijalankan dengan pola makan seimbang justru dapat meningkatkan energi dan fokus. Saat berpuasa, tubuh beradaptasi dengan menggunakan cadangan energi dari lemak sehingga metabolisme tetap berjalan dengan baik. Studi menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan fungsi otak, mengurangi stres oksidatif, dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Rasulullah SAW juga menunjukkan bahwa beliau tetap aktif dalam berdakwah dan berperang meskipun dalam keadaan berpuasa, seperti saat Perang Badar yang terjadi di bulan Ramadhan. Ini membuktikan bahwa puasa bukanlah penghalang untuk tetap produktif, asalkan dilakukan dengan cara yang benar.
Mitos lain yang sering beredar adalah bahwa puasa dapat menyebabkan dehidrasi berat. Faktanya, tubuh memiliki mekanisme alami untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tanpa asupan cairan selama beberapa jam. Selama seseorang mengonsumsi cukup air saat sahur dan berbuka, serta menghindari makanan dan minuman yang dapat menyebabkan dehidrasi seperti kafein dan makanan asin, maka risiko dehidrasi dapat diminimalkan. Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berbuka dengan air dan kurma, yang merupakan sumber gula alami dan cairan yang dapat segera mengembalikan keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
BACA JUGA:Puasa Sehat Tanpa Lemas Pola Makan dan Minum yang Tepat Saat Ramadhan
Ada juga mitos bahwa seseorang yang sakit tidak boleh berbuka puasa karena dianggap kurang kuat imannya. Dalam Islam, ada keringanan bagi orang yang sakit, lanjut usia, ibu hamil, atau musafir untuk tidak berpuasa dan menggantinya di lain waktu atau membayar fidyah sesuai syariat. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 184, "Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan, maka (wajib mengganti) sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain." Ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan kondisi kesehatan umatnya dan memberikan kemudahan bagi mereka yang memiliki uzur syar’i.
BACA JUGA:Segarnya Es Cappuccino Cincau, Takjil Buka Puasa yang Bikin Nagih!
Salah satu mitos yang cukup populer adalah anggapan bahwa makan dalam jumlah besar saat sahur dapat membuat seseorang kenyang lebih lama. Faktanya, makan berlebihan justru dapat menyebabkan rasa lelah dan kantuk karena tubuh bekerja ekstra untuk mencerna makanan. Konsumsi makanan yang kaya serat, protein, dan lemak sehat lebih dianjurkan karena dapat memberikan rasa kenyang lebih lama tanpa membebani sistem pencernaan. Rasulullah SAW mencontohkan pola makan yang seimbang, dengan tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan, sebagaimana dalam hadisnya: "Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap yang bisa menegakkan tulang punggungnya." (HR. Tirmidzi).
BACA JUGA:Bom Kalori di Bulan Puasa, Bahaya Makan Berlebihan Saat Buka Puasa dan Cara Mengatasinya
Mitos lain yang sering dipercaya adalah bahwa puasa menyebabkan peningkatan berat badan karena perubahan pola makan. Faktanya, puasa justru dapat membantu mengatur berat badan jika seseorang menghindari makanan berkalori tinggi saat berbuka dan sahur. Namun, jika seseorang mengonsumsi makanan berlebihan dan kurang beraktivitas, maka kenaikan berat badan bisa terjadi. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga pola makan sehat dan melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau stretching agar metabolisme tetap optimal.
banyak mitos seputar puasa yang perlu diklarifikasi agar umat Muslim dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih baik dan benar. Puasa tidak menyebabkan tubuh menjadi lemah jika dilakukan dengan pola makan dan hidrasi yang tepat, serta tidak menjadi penghalang untuk beraktivitas. Islam juga memberikan keringanan bagi mereka yang memiliki uzur syar’i, sehingga tidak perlu memaksakan diri jika kondisi tidak memungkinkan. Dengan memahami fakta yang benar, kita dapat menjalani puasa Ramadhan dengan lebih sehat, penuh keberkahan, dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Referensi:
• QS. Al-Baqarah: 184, Keringanan bagi Orang yang Sakit dalam Berpuasa.
• HR. Tirmidzi, Anjuran untuk Tidak Berlebihan dalam Makan.
• Kementerian Kesehatan RI, Panduan Gizi Seimbang Selama Puasa.
• Harvard Medical School, Health Benefits of Fasting and Metabolism.
• National Institute of Health (NIH), Effects of Intermittent Fasting on Brain Function and Energy Levels.