Kampung Ramadhan Bagaimana Pasar Takjil Menjadi Ikon Bulan Suci

Kampung Ramadhan Bagaimana Pasar Takjil Menjadi Ikon Bulan Suci--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Bulan Ramadhan selalu membawa suasana yang khas di berbagai penjuru dunia, khususnya di Indonesia. Salah satu fenomena yang paling dinanti oleh masyarakat adalah hadirnya Kampung Ramadhan, sebuah konsep pasar takjil yang muncul di berbagai kota sebagai pusat kuliner dan interaksi sosial selama bulan suci. Setiap sore menjelang waktu berbuka, jalan-jalan tertentu disulap menjadi surga kuliner yang dipenuhi berbagai hidangan khas berbuka puasa. Dari jajanan tradisional hingga makanan kekinian, pasar takjil menjadi tempat yang tidak hanya menawarkan kelezatan tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan ekonomi umat.

BACA JUGA:Baru 4 Desa di Kecamatan Teramang Jaya Bagi BLT-DD

BACA JUGA:Pemdes Tirta Makmur Siap Realisasi Program Tanam Jagung di Tahap Satu

BACA JUGA:Simak, 4 Faktor yang Mempengaruhi Pembakaran Kalori Saat Puasa

Di berbagai kota di Indonesia, kampung Ramadhan biasanya terletak di kawasan yang sudah dikenal sebagai pusat kuliner atau kawasan strategis yang mudah diakses masyarakat. Beberapa kota bahkan memiliki pasar takjil yang sudah legendaris dan menjadi bagian dari budaya lokal. Misalnya, di Jakarta, kawasan Bendungan Hilir (Benhil) setiap tahunnya berubah menjadi pusat penjualan takjil yang ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai kalangan. Di Bandung, Jalan Cibadak menjadi destinasi favorit bagi mereka yang ingin menikmati berbagai kudapan khas berbuka. Sementara itu, di Yogyakarta, Kampung Ramadhan Kauman menjadi salah satu yang paling terkenal, dengan sejarahnya yang panjang sebagai tempat pertemuan masyarakat Muslim sejak zaman dahulu.

Keberadaan pasar takjil tidak hanya sebatas menawarkan makanan berbuka puasa, tetapi juga menjadi sarana bagi para pedagang kecil dan UMKM untuk mendapatkan rezeki tambahan selama bulan suci. Banyak pedagang musiman yang memanfaatkan momen Ramadhan untuk berjualan aneka makanan dan minuman, mulai dari kolak, es buah, gorengan, bubur sumsum, hingga makanan berat seperti nasi kebuli dan sate taichan. Dengan harga yang relatif terjangkau, pasar takjil menarik perhatian masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi. Selain itu, keberadaan pasar ini juga membantu menggerakkan roda ekonomi lokal dan meningkatkan pendapatan masyarakat kecil.

BACA JUGA:Bebas dari Jerat Konsumtif, 5 Strategi Ampuh Urus Keuangan Anda

Tidak hanya sebagai tempat jual beli makanan, kampung Ramadhan juga menjadi ruang sosial yang memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Banyak keluarga yang menjadikan kunjungan ke pasar takjil sebagai agenda rutin sore hari untuk mencari hidangan berbuka sambil menikmati suasana Ramadhan. Interaksi antara pedagang dan pembeli menciptakan atmosfer yang penuh kehangatan, mencerminkan semangat kebersamaan yang menjadi esensi dari bulan suci ini. Beberapa pasar takjil bahkan memiliki tradisi berbagi makanan gratis kepada fakir miskin dan musafir yang tidak sempat pulang sebelum berbuka.

Selain di Indonesia, fenomena serupa juga ditemukan di berbagai negara Muslim. Di Malaysia, bazar Ramadhan hadir di hampir setiap kota, menawarkan berbagai hidangan khas seperti nasi lemak, murtabak, dan kuih-muih tradisional. Di Turki, masyarakat menikmati Iftar Sofrası, yaitu hidangan berbuka puasa yang disediakan di area publik dengan suasana penuh kebersamaan. Sementara di Mesir, suasana berbuka semakin meriah dengan keberadaan Kheimeh Ramadhaniyah, yaitu tenda besar tempat orang-orang berkumpul untuk menikmati makanan khas Ramadhan.

Pasar takjil dan kampung Ramadhan bukan hanya sekadar tempat berburu makanan berbuka, tetapi juga telah menjadi ikon budaya yang memperkaya pengalaman Ramadhan. Keberadaannya mencerminkan bagaimana bulan suci ini bukan hanya tentang ibadah individu, tetapi juga tentang interaksi sosial, ekonomi, dan kebersamaan. Dengan berkembangnya teknologi, kini banyak pedagang yang juga mulai beradaptasi dengan layanan daring, menawarkan paket takjil yang bisa dipesan melalui aplikasi dan layanan pesan antar. Meskipun begitu, atmosfer khas kampung Ramadhan tetap tidak tergantikan dan selalu dinantikan setiap tahunnya.

BACA JUGA:Jelang Lebaran, Pegawai Honorer Bakal Gigit Jari Gaji Belum Jelas dan Dipastikan Tidak Ada THR

Referensi:

• Esposito, John L. Islamic Traditions and Cultural Practices (Oxford University Press, 2020).

• Ramadan, Tariq. The Spirit of Ramadan: Cultural and Economic Perspectives (Cambridge University Press, 2018).

• BBC News, How Ramadan Markets Boost Local Economies Across the Muslim World, 2023.

• Pew Research Center, Muslim Consumer Trends During Ramadan, 2022.

• The Jakarta Post, Ramadhan Culinary Markets in Indonesia: A Social and Economic Phenomenon, 2023.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan