Warga Selagan Raya Alih Fungsi Sawah ke Sawit, Ternyata Ini Alasannya

Alih fungsi lahan.--

KORAN DIGITAL RM - Berlahan tapi pasti, warga Kecamatan Selagan Raya melakukan alih fungsi lahan. Lahan yang mestinya dijadikan sawah dan ditanami padi, sedikit demi sedikit mulai alih fungsi, ditanami sawit. Umur tanaman bervariasi.

Ada yang sudah produksi, ada yang dalam proses pertumbuhan, ada juga yang baru tanam. Alasannya hanya satu, lahan tersebut tidak bisa dialiri air. Alih fungsi lahan ini, sebagian besar ada di wilayah Desa Talang Buai. Tapi petaninya berasal dari berbagai desa.

BACA JUGA:Bantuan Beras CPP Tahap Dua di Lubuk Pinang Mulai Disalurkan

Sardinas, ada satu dari belasan petani yang melakukan alih fungsi lahan. Ia mengatakan, menanam sawit di area sawah, bertentangan dengan hati nuraninya. Akan tetapi, ia mengaku tidak ada pilihan lain. Untuk tanam padi, kebutuhan utama adalah air. Selama ini, lahan miliknya dan lahan milik petani yang lain, tidak bisa dialiri air. 

‘’Jaringan irigasinya ada dan bagus. Tapi tidak ada airnya. Pemerintah banyak membangun jaringan irigasi, tapi tidak membangun bendung,’’ ujar Sardinas. 

Disampaikan Sardinas, secara turun-temurun, banyak petani di Selagan Raya, gotong-royong membuat bendung darurat. Warga bersama-sama menyusun batu dan air mengalir ke sawah. Seiring berjalannya waktu, hal ini tidak bisa dilakukan lagi. Karena faktor alam, permukaan sungai jauh lebih rendah dibandingkan saluran irigasi. Material berupa batu yang ada di sekitar lokasi tidak cukup untuk dibuat bendung darurat. 

BACA JUGA:Di XIV Koto Banyak Desa Belum Penetapan RKPDes 2024

‘’Kalau boleh saya katakan, belakangan ini tidak ada perhatian dari pemerintah. Mulai dari desa hingga kabupaten. Tidak butuh dana yang banyak. Bisa pakai pipa, bisa bronjong, bisa batu kubus, atau dibeton, di pintu agar air masuk saluran irigasi. Tapi itu tidak dilakukan,’’ tambah Sardinas. 

Masih Sardinas, selain dirinya, juga banyak petani yang melakukan hal serupa, alih fungsi lahan. Diantaranya adalah Kurni, Sardinas,Li Mudi, Tiurdi, Sarli, Kamariah, Tal, Bujani, Zairin, Aswir, Alispar, Yung, Junhari, Ebit, Matta, dan lainnya. 

''Di areal kami, sebagian besar sudah tanam sawit. Dulu sekali panen bisa 100 ton padi, sekarang sudah jadi kebun sawit. Mau bagaimana lagi, kami nggak punya banyak pilihan,'' ujar Sardinas. 

BACA JUGA:Selama 1 Minggu Polres Mukomuko Gelar Ops Bina Karuna, Simak Kegiatannya

Kades Lubuk Bangko, Kecamatan Selagan Raya, Bujang Anda alias Juanda Putra, membenar hal ini. Sebagai Kades, Juanda tidak menyalahkan petani. Ia mengatakan pemerintah daerah, perlu mengkaji ulang program pembangunan yang ada. Ia mengatakan, pemerintah mengucurkan dana ratusan juta rupiah untuk membangun jaringan irigasi. Dan anehnya tidak ada bendungnya. 

‘’Yang saya aneh, jaringan irigasi dibangun, tapi bendungnya tidak ada,’’ jelas Juanda.*

 

Tag
Share