‘Bermain’ Organik, Ternyata Ngeri-ngeri Sedap

‘Bermain’ Organik, Ternyata Ngeri-ngeri Sedap-SAHAD/RADAR MUKOMUKO-

KORAN DIGITAL RM – Menanam secara organik, di Kabupaten Mukomuko, baru dimulai 1 atau 2 tahun terakhir. Jumlah petaninya juga masih bisa dihitung dengan jari. Begitu juga dengan jenis dan luas tanaman. Masih terbatas.

Mereka masih coba-coba menanam padi organik. Ada yang sepenuhnya menggunakan formula organik. Bagi petani yang masih ragu, sebagian organik, sebagian lagi kimia.

Petani dan padi organik, baru terdapat di 3 kecamatan. Air Manjuto, Lubuk Pinang, dan XIV Koto. Sedangkan tanaman holtikultura organik, kurang lebih sama. Di 3 kecamatan. Selain di Lubuk Pinang dan Air Manjuto, ada juga di Kecamatan Teras Terunjam.

Ternyata, mengembangkan tanaman organik, tidak seindah yang dibayangkan. Tapi ada risiko yang mungkin terjadi dan harus dihadapi. Ngeri-ngeri sedap. 

BACA JUGA:Warga Padang Gading Diminta Waspada Buaya Ukuran Jumbo Sering ke Daratan

Namun demikian, petani organik di Mukomuko berpotensi berkembang. Bahkan bisa lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang. Penyebabnya system tanam organic yang dikenalkan oleh Edry Yansen, sangat simple, murah, dan mudah.

Yansen memperkenalkan pola tanam organik begitu simple. Kalau tidak bisa membuat formula organik sendiri, bisa beli. Selain simple juga murah, karena berbagai formula organic ini hanya dibandrol Rp50 ribu per liter. Formula organik produk Yansen ini mudah didapat, dan mudah dibuat.

‘’Bermain (Mengembangkan, red) organik ini bukan tanpa risiko. Di beberapa daerah, ada pemain organik, yang harus berurusan dengan hukum,’’ ungkap Yansen.

Yansen juga menyampaikan, misi yang diusung dalam mengembangkan organik, murni kemanusiaan. Ingin mengembangkan pangan organik, yang sehat dikonsumsi oleh siapa saja. Tidak mencari keuntungan. 

BACA JUGA:6 Orang Calon Perangkat Desa Sidodadi Diseleksi

‘’Keinginan saya hanya satu, masyarakat mengkonsumsi makanan sehat. Saya tidak mencari keuntungan. Hasil penjualan produk, sekedar untuk bisa membuat produk lagi,’’ tambah Yansen.

Yansen juga mengatakan, bukan hanya dirinya yang ingin mengembangkan pangan organik di Mukomuko. Masih ada pihak lain. Masing-masing memiliki teknik sendiri. Ia berharap, para pelopor organik di Mukomuko bisa duduk bersama. Saling mendukung satu dengan yang lain.

‘’Saya ingin duduk bersama dan diskusi dengan mereka yang sama-sama mengembangkan tanaman organik. Saya yakin tujuan kami sama, menghasilkan pangan organik,’’ harap Yansen.

Yansen memiliki target tertentu dalam mengembangkan padi organik. Wilayah pengembangan padi organik dipusatkan di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang. Dari sekitar 600 Ha sawah di Sumber Makmur, minimal 50 persen organik. Bahkan kalau bisa 100 persen. Begitu juga di kecamatan lain.

Tag
Share