Swadaya Tambal Jalan Provinsi Berlubang Telah Jadi Rutinintas Masyarakat

Kades Ranah Karya bersama perangkat tengah melakukan penambalan swadaya jalan provinsi.--screnshoot dari web

KORANRM.ID – Kondisi jalan provinsi di Desa Ranah Karya, Kecamatan Lubuk Pinang, semakin mengkhawatirkan. Dimana lubang dipermukaan jalan kian hari terus bertambah. Sehingga pemerintah desa setempat dan masyarakat kerap kerap gotong-royong (goro) swadaya menambah lubang-lubang di permukaan jalan. Seperti baru-baru ini pemerintah desa setempat kembali swadaya melakukan penambalan lubang jalan dengan material seadanya. 

BACA JUGA:Hotmix Jalan Jadi Usulan Prioritas Desa Lubuk Pinang, Ini Lokasinya

BACA JUGA:DBH Sawit Rp 5,2 M Untuk Bangun Jalan di Ipuh dan Air Manjuto

Kades Ranah Karya, Arman Jaya, mengatakan, kondisi jalan provinsi di wilayah desanya terus mengalami kerusakan. Jumlah lubang dibadan jalan juga kian bertambah banyak. Namun dengan kondisi demikian, belum ada perhatian dari pemerintah. Maka dari itu, guna meminimalisir bahaya yang bakal ditimbulkan, pihaknya dari pemerintah desa bersama warga kerap swadaya melakukan penambalan jalan. Karena jika tidak ditambal, lubang tersebut menjadi ancaman bagi pengendara. Apalagi diameter lubang-lubang di jalan cukup lebar dan dalam. 

BACA JUGA:Tahun Ini Jumlah KPM BLT-DD Lubuk Gedang Jalan Ditempat

“Penambalan lubang di jalan provinsi ini sudah menjadi salah satu rutinitas yang sering kita lakukan bersama para masyarakat,”katanya.

Lanjutnya, terlebih setiap hari aktivitas di jalan provinsi sangat ramai, baik waktu siang maupun malam. Maka tak jarang akibat lubang yang menganga, banyak ban kendaraan bocor. Kegiatan penambalan lubang jalan swadaya cukup rutin dilakukan. Karena walaupun telah ditambal, lubang dijalan tak bisa bertahan lama. Pasalnya material yang digunakan hanya seadanya, seperti koral, pecahan aspal bekas perbaikan jalan nasional serta lainnya. 

BACA JUGA:RSUD Butuh Peningkatan Jalan dan Lokasi Parkir

“Karena jika tidak kita tambal walaupun dengan material seadanya, tentu lubang tersebut berpotensi tinggi membahayakan pengendara,”sambungnya.

Lebih lanjut dikatakannya, kalau ingin dihitung, mungkin sudah tak terhitung lagi sudah berapa kali masyarakat swadaya melakukan penambalan dilubang jalan provinsi. Begitu juga dengan pihaknya dari pemerintah desa juga rutin melakukan penambalan ketika lubang jalan mulai menganga. Oleh sebab itu, jika tak ada perbaikan dari pemerintah, maka perbaikan swadaya bakal jadi rutinitas. 

“Jika tidak ada perhatian dan aksi nyata dari pemerintah, kegiatan penambalan swadaya ini bakal terus jadi rutinitas,”tutupnya.

Tag
Share