Tujuh Kebiasaan Anak Hebat: Pendidikan Efektif Membiasakan Perilaku Positif

An-Najmi Fikri R (Akademisi dan Praktisi Pendidikan).--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Oleh: An-Najmi Fikri R (Akademisi dan Praktisi Pendidikan)
DI tengah kondisi sosial masyarakat yang semakin berkembang, menuntut sistem pendidikan untuk selalu beradaptasi. Perubahan pola hidup, kemajuan teknologi, globalisasi serta dinamika sosial dan budaya meniscayakan sistem pendidikan agar selalu relevan dan mampu membentuk individu yang siap menghadapi perubahan zaman.
Pendidikan menjadi harapan utama dan kunci dalam perubahan sosial. Kenapa demikian? Karena pendidikan memiliki peran strategis dalam membentuk individu dan masyarakat khususnya membentuk karakter dan moral seseorang. Tidak hanya sebatas proses memberikan pengetahuan, pendidikan juga ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika dan akhlaq yang baik.
BACA JUGA:Depan Danramil, Camat Pondok Suguh dan Korwil Dinas Pendidikan Adu Otot
Survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2022, terdapat setidaknya 40% generasi muda lebih banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai individualisme dan konsumerisme yang melemahkan solidaridaritas dan persatuan sosial. Masalah ini sebenarnya dapat diatasi, apabila sistem pendidikan dapat menginternalisasikan nilai-nilai luhur dan akhlaq positif sejak dini.
Pendidikan Melalui Metode Pembiasaan
Salah satu upaya untuk menginternalisasikan nilai-nilai positif dalam pendidikan adalah melalui metode pembiasaan. Dalam literatur ilmiah, metode pembiasaan telah banyak dilakukan oleh peneliti untuk membentuk karakter, moral dan perilaku yang baik.
Menurut Mulyasa (2014) pembiasaan ialah sesuatu yang dilakukan secara rutin dan terus menerus agar menjadi kebiasaan. Terbentuknya kebiasaan menurut pandangan psikologi behaviorisme karena pengkondisian atau pemberian stimulus secara berulang.
Menurut Muhibbin, metode pembiasaan bertujuan agar peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan baru yang lebih sesuai dan positif, selaras dengan konteks ruang dan waktu yang dibutuhkan. Dalam psikologi pendidikan, metode pembiasaan membantu anak untuk berkembang dengan baik, karena dari hari ke hari pembiasaan tersebut akan menyatu dengan perilakunya dan tertanam menjadi karakter dalam dirinya.
BACA JUGA:Depan Danramil, Camat Pondok Suguh dan Korwil Dinas Pendidikan Adu Otot
Apalagi ketika metode pembiasaan dalam pendidikan ini dilakukan sejak usia dini. Dikutip dari laman Live Science (2023), kemampuan kognitif belajar anak memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan orang dewasa. Oleh karena itu menurut Anastasia Satriyo, seorang psikolog anak dan remaja mengungkapkan, anak akan merekam semua emosi, kebiasaan dan karakter dari orang tua dan di sekitar lingkungannya.
Menerapkan pendidikan melalui pembiasaaan adalah metode yang penting untuk menanamkan perilaku positif. Sehingga ketika anak beranjak dewasa nanti, akan terbentuk pola-pola kebiasaan yang mendukung kepribadian baik sebagai bagian dari masyarakat beradab.
Dampak 7 Kebiasaan Anak Hebat
Upaya pemerintah dalam mendukung pendidikan moral dan karakter perilaku peserta didik adalah dengan peluncuran 7 Kebiasaan Anak Hebat. Melalui pendidikan melalui 7 Kebiasaan Anak Hebat ini diharapkan dapat membentuk kesadaran perilaku positif sejak dini.
Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan, peserta didik akan melakukan kebiasaan tersebut tanpa diperintah dan dipaksakan. Sehingga, anak sejak dini telah diajarkan kedisiplinan dalam menyelesaikan suatu kegiatan, tanggung jawab dan kemandirian yang dilakukan secara konsisten.
Adapun dampak 7 Kebiasaan Anak Hebat ini dalam membentuk perilaku positif bagi peserta didik adalah
Pertama, bangun pagi. Dilansir dari laman Alodokter, bahwa studi menunjukkan siswa yang terbiasa bangun pagi cenderung berprestasi dan mempunyai kesehatan mental yang baik. Menciptakan kesehatan mood atau kesehatan mental penting, agar siswa dapat menangkap pelajaran dan berkegiatan secara teratur.
Kedua, beribadah. Kebiasaan beribadah sejak dini dapat menumbuhkan kesadaran iman dan fondasi akhlaq yang baik. Terutama, hampir di setiap agama di Indonesia mengajarkan nilai, etika dan moral yang bersumber dari ajaran-ajaran agama termasuk ibadah.
Ketiga, berolahraga. Menurut penelitian ournal of Adolescent Health (2020) dari laman Kemenpora, olahraga mampu membantu anak mengurangi kecemasan dan tingkat depresi yang tinggi. Olahraga yang teratur akan melepaskan hormon endorfin, sehingga menjadi pereda stress alami. Apalagi berbagai macam olahraga yang dapat dilakukan mampu meningkatkan kerjasama sosial bersama orang lain.
Keempat, makan sehat bergizi. Menurut berbagai studi seperti yang diamati oleh Wamen Ristek Prof. Stella mengatakan makan sehat yang bergizi mampu menguatkan daya konsentrasi anak dalam belajar. Sehingga membiasakan makan sehat yang bergizi adalah investasi yang bagus untuk masa depannya.
Kelima, gemar belajar. Membiasakan anak untuk gemar belajar akan merangsang daya kreatif dan inovatifnya. Sehingga ketekunan dalam belajar juga meningkatkan kedisiplinan untuk menjalankan kewajibannya sebagai pelajar.
Keenam, bermasyarakat. Bersosial merupakan bagian dari manusia yang tidak terpisahkan. Istilah zoon politicon menurut aristoteles menjadikan manusia selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Membiasakan peserta didik dengan bersosial akan meningkatkan kesadaran tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat, mempunyai kontribusi dan bekerjasama dengan lingkungan sekitarnya dengan baik.
Ketujuh, tidur cepat. Agar anak terbiasa bangun pagi tentu harus dibiasakan untuk tidur cepat. Membiasakan tidur cepat juga melatih kedisiplinan agar tidak terbiasa begadang yang mampu mengurangi kesehatan karena sering tidur terlalu larut malam.