Petani DI Kiri Kecamatan Lubuk Pinang Mulai Turun Tanam MT 1 Tahun 2025
Petani DI Kiri Kecamatan Lubuk Pinang Mulai Turun Tanam MT 1 Tahun 2025--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Para petani Daerah Irigasi (DI) Manjuto Kiri wilayah Kecamatan Lubuk Pinang mulai turun tanam Musim Tanam (MT) satu tahun 2025. Proses turun tanam bakal berlangsung selama satu bulan hingga akhir Februari mendatang. Sebab luas lahan persawahan DI Kiri di kecamatan ini mencapai seribu hektare (ha). Terkait varietas bibit padi yang ditanam petani masih cukup beragam. Mulai dari padi varietas ciherang, AGT, inpari, makongga dan lainnya. Seperti disampaikan Koordinator Penyuluh (Korluh) Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Lubuk Pinang, Trisno Putra, SP.
BACA JUGA:4 Hama Ini Musuh Besar Petani Sawit
BACA JUGA:Petani Teriak, Harga Gabah di Bawah HPP
Trisno menyampaikan, setelah lahan persawahan selesai diolah, para petani wilayah binaannya bertahap mulai turun tanam padi. Dimana turun tanam kali ini untuk DI Manjuto Kiri MT 1 tahun 2025. Proses turun tanam petani biasanya bakal memakan waktu hingga dua sampai tiga minggu. Pasalnya persawahan DI Manjuto Kiri di kecamatan ini lebih luas dibanding DI Manjuto Kanan. Jika DI Manjuto Kanan sekitar 800 ha, sedangkan Kiri sekitar 1000 ha.
“Petani kita di wilayah DI Manjuto Kiri sudah mulai turun tanam padi MT 1 tahun 2025,”katanya.
Kemudian terkait varietas bibit padi yang ditanam para petani sama seperti biasanya cukup bervariasi. Laporan dari masing-masing penyuluh lapangan per desa, varietas bibit padi tersebut masih disekitaran Inpari, Ciherang, AGT ada juga Makongga serta lainnya. Namun demikian, jauh sebelum mulai mengelola lahan, pihaknya dari BPP terus gencar mengajak petani menggunakan bibit unggul yang telah teruji. Bukan bibit turunan dari hasil panen yang kemudian dimanfaatkan kembali.
BACA JUGA:Petani di Enam Kecamatan Ini Tidak Mendapatkan Jatah Pupuk Subsidi
“Terkait varietas padi yang dibawa petani cukup beragam, tapi kita tetap anjurkan mereka membawa bibit ungul dari pemerintah,”tambahnya.
Adapun tujuan penggunaan bibit varietas unggul karena memang telah teruji oleh lembaga pemerintahan. Sehingga kualitas benih juga dapat dipastikan bagus. Selain itu benih unggul tidak mudah terserang hama penyakit. Tentu nantinya besar kemungkinan benih unggul bakal menghasilkan hasil panen yang maksimal. Berbeda dengan benih turunan yang tidak melewati tahapan pengujian dan lainnya. Sehingga benih turunan tentu lebih rentan terserang penyakit.
“Sebab bibit unggul sudah teruji dan tentunya lebih aman dari berbagai jenis serangan hama,”tutupnya.