Warga Sidodadi Meninggal Misterius, Begini Kronologisnya
Warga Sidodadi Meninggal Misterius, Begini Kronologisnya--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Warga Desa Sidodadi, Kecamatan Penarik heboh. Pasalnya adalah ada warga yang ditemukan meninggal mistrius pada Selasa (21/1), sekitar pukul 08.30 WIB. Korban ditemukan dalam kondisi tersungkur, mirip orang sedang sujud.
Ada luka gores di leher diduga akibat terkena ranting atau duri yang ada di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Di mulut korban juga ada bercak darah. Darah diperkirakan dari luka pada lidah yang tergigit saat jatuh.
BACA JUGA:Peduli Korban Serangan Harimau, Pemdes Tunggal Jaya Galang Bantuan
BACA JUGA:Raja Hutan Masih Unjuk Belang, Korban Terus Berjatuhan
Warga tersebut bernama M. Nuryanto, usia 57 tahun. Ia ditemukan meninggal dikebun sawit oleh anaknya yang bernama Tio. Belum diketahui secara pasti meninggalnya Nuryanto. Sebelum meninggal, Nuryanto diketahui dalam kondisi sehat, dan pergi ke kebun untuk membersihkan pelepah sawit atau biasa disebut meruning.
Suwarjo, adik ipar Nuryanto, menceritakan. Nuryanto memiliki dua orang anak. Ia berpisah dengan istrinya sekitar tiga tahun lalu. Nuryanto dan mantan istrinya tinggal di rumah yang berbeda, tapi masih di desa yang sama, Sidodadi. Anak pertamanya sudah menikah dan tinggal di kabupaten lain. Sedangkan anak keduanya tinggal bersama ibunya.
‘’Selama ini kakak (Nuryanto, red) terlihat sehat dan tidak memiliki riwayat sakit yang serius. Baru-baru ini ia bilang badanya sakit-sakit setelah makan durian. Itu hal yang biasa, saya sendiri kadang juga begitu,’’ ujar Suwarjo.
Setelah pensiun dari Satpam PT. Agro Muko, Nuryanto fokus mengurus kebun sawit miliknya. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, Nuryanto masih sehat dan kuat, hampir setiap hari pergi ke kebunnya.
BACA JUGA:Sejak Januari, Terjadi 99 Kasus Laka, 18 Orang Korban Meninggal di Mukomuko
‘’Dulu bekerja di PT. Agro sebagai Satpam dan terakhir sebagai Danru (Komandan regu, red). Sekitar setahun yang lalu diangkat sebagai ketua Rt,’’ tambah Suwarjo.
Sehari sebelum ditemukan meninggal, Senin (20/1) pagi sekitar pukul 09.19 WIB, Nuryanto pergi ke kebun. Pergi ke kebun menggunakan sepeda motor, lengkap dengan pakaian kebunnya. Juga membawa bekal untuk makan siang, lengkap dengan air minumnya. Karena tinggal seorang dirinya, Nuryanto tidak memasak. Makan dan minum sehari-hari disiapkan oleh tetangga yang merupakan kerabat dekat. Termasuk bekal yang dibawa ke kebun, selalu disiapkan oleh tetangganya.
‘’Pada Senin sore, tetangga yang biasa menyiapkan makan untuk kakak mulai curiga, karena sudah malam tempat bekal belum dikembalikan. Tapi tidak ada pikiran buruk. Dikiranya kakak nonton kuda lumping,’’ ungkap Suwarjo.
Selasa pagi, kecurigaan bertambah. Pasalnya tempat bekal belum juga dikembalikan. Saat dicek ke rumah, motor tidak ada, pakaian kebun juga tidak ada. Selanjutnya menghubungi anaknya dan menyampaikan Nuryanto tidak ada di rumah. Tidak menunggu lama, putra bungsu Nuryanto, yang bernama Tio, langsung menuju ke kebun yang berjarak sekitar 3 kilometer dari rumah.
BACA JUGA:Linda Pantjawati Skakmat! Dwi Korban Penganiayaan George Bantah Tuduhan Korupsi Uang Setoran Roti
‘’Sampai ke kebun, Tio melihat bapaknya dalam kondisi jatuh tersungkur. Kemudian menghubungi paman-pamannya minta bantuan untuk membawa mobil,’’ terang Suwarjo.
Setelah bantuan sampai ke TKP, lengkap dengan mobil, mereka tidak berani langsung melakukan evakuasi. Diputuskan untuk menghubungi pihak berwajib, dalam hal Polsek Penarik Raya. Selanjutnya korban dibawa ke Puskesmas Bumi Mulya, untuk dilakukan otopsi. Setelah otopsi selesai, korban dibawa pulang untuk dikebumikan di Taman Pemakanan Umum (TPU) desa setempat.
‘’Perkiraan kejadian setelah istirahat makan siang pada hari Senin. Wadah bontotnya sudah kosong, dan botol air minum ditemukan tertindih. Egrek yang dipakai kerja ada di sebelah atas,’’ demikian Suwarjo.