RI Maksimalkan Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Hingga Membuat B100
Sawit.-Dedi Sumanto-Radar Mukomuko
koranrm.id - Pemerintah Republik Indonesia di bawah komando Prabowo-Gibran berupaya maksimalkan pengolahan komoditas minyak kelapa sawit yang dihasilkan Indonesia. Salah satunya, sekarang ini Indonesia cukup ambisi untuk meningkatkan campuran persentase olahan minyak kelapa sawit hingga 100 persen ke dalam biodiesel atau B100. Rencana pencampuran minyak kelapa sawit hingga 100 persen tersebut, tentu ada pro dan kontra bagi kendaraan. Salah satu dampaknya dinilai akan meningkatkan biaya produksi dan perawatan kendaraan di Indonesia.
Akademisi sekaligus pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu mengungkapkan biaya perawatan kendaraan berpotensi meningkat. Hal tersebut dikarenakan sifat-sifat Biodiesel B100 jauh lebih higroskopis atau mudah menyerap air. Selain itu menurutnya, B100 memiliki sifat pelarut yang sangat kuat sehingga memerlukan penanganan khusus dan material komponen sistem bahan bakar yang lebih tahan terhadap Biodiesel murni. Kendaraan juga harus lebih sering mengganti filter pada tahap awal transisi dari solar ke B50 ke B100, supaya penggunaan biodiesel dapat dilakukan dengan aman tanpa risiko signifikan pada mesin.
"B100 berpotensi meningkatkan biaya produksi dan perawatan kendaraan di Indonesia," ungkap Yannes dikutip dari Bloomberg Technoz.
BACA JUGA:Los Angeles Kota Terbesar Setelah New York Kini Menjadi Pemandangan Seram
Selain penggantian filter, perawatan lain seperti pemeriksaan rutin sistem bahan bakar, pembersihan tangki secara berkala khususnya pada masa transisi, dan penggunaan aditif bahan bakar yang tepat dapat membantu meminimalkan masalah penurunan performa mesin. Namun, permasalahan itu biasanya terjadi pada transisi awal dari solar menjadi Biodiesel dan pada kendaraan yang rutin menggunakan Biodiesel. Kemudian, jumlah endapan yang terlepas akan makin berkurang. "masa transisi dari diesel ke Biodiesel, langkah pertama dan terpenting adalah memeriksa buku manual kendaraan, atau konsultasikan dengan bengkel resmi atau dealer resmi, " bebernya.
Diketahui saat ini pemerintah tengah melakukan masa transisi dari B35 yang telah berlaku sejak 1 Februari 2023 lalu sekarang menjadi B40. Masa transisi merupakan periode untuk menghabiskan kapasitas B35 yang masih beredar di pasaran sebelum akhirnya menggunakan B40.
BACA JUGA:Wajib ada Jika Berlibur Kepantai , 5 Perlengkapan Berlibur Kepantai yang Harus Ada
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menyebut pemerintah akan meningkatkan mandatori Biodiesel secara bertahap hingga B100 guna mengurangi impor solar. Implementasi B50 digadang-gadang akan berlangsung mulai 2026. Kementerian ESDM melaporkan bahwa implementasi B35 tahun lalu telah menghemat devisa sebesar US$ 7,78 miliar atau setara dengan Rp122,98 triliun. Penurunan emisi pada B35 diklaim sebesar 34,56 juta ton CO2, sementara pada B40 meningkat menjadi 41,46 juta ton CO2.