KORAN DIGITAL RM - Entah sudah berapa nyawa melayang di jalan Poros Kecamatan Penarik. Ruas jalan dari simpang tiga Desa Penarik hingga ke Desa Suka Maju, terbilang sempit. Mobilitas kendaraan di ruas jalan ini sangat. Mulai dari sepeda motor, mobil sedan pribadi, hingga truk angkutan umum. Selain truk pengangkut Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, jalur ini juga dilintasi truk pengangkut materi dari kuari.
Lebar jalan ini dianggap sudah tidak sesuai dengan padatnya lalu lintas. Padatnya lalu lintas membuat sering terjadi kecelakaan. Bahkan sudah banyak nyawa yang melayang. Sehubungan dengan itu, Camat Penarik, Khairul Saleh, meminta kepada pemerintah daerah untuk mengusulkan pelebaran jalan. Usulan bisa dilakukan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam), yang akan digelar Februari mendatang.
BACA JUGA:Kuota Penerima Asuransi Sawit Gratis 2.250 Orang
"Jalan poros kecamatan terasa sempit. Karena tingginya lalu lintas. Saya minta kepada Kades untuk diusulkan pelebaran jalan atau bahu jalan, dalam Musrenbangcam nanti," pesan Khairul Saleh, dalam sambutan singkatnya saat arisan forum Kades se-Kecamatan Penarik, Rabu 24 Januari 2024.
Khairul juga menyampaikan, ruas jalan ini masuk dalam wilayah beberapa desa. Mulai dari Desa Penarik, Marga Mukti, Marga Mulya Sakti (MMS), dan Desa Lubuk Mukti. Di Lubuk Mukti ini, pusat pemerintahan tingkat kecamatan. Ada kantor camat, Mapolsek, Puskesmas, Kantor Urusan Agama (KUA) dan Koramil. Dan di jalur jalan ini terdapat setidaknya tiga kuari.
"Kalau 4 desa mengusulkan jalur yang sama, mudah-mudahan segera mendapat respon dari pemerintah daerah," tambah Khairul Saleh.
BACA JUGA:7 Item Bangunan TA 2023 Diserahkan ke Masyarakat
Kades Marga Mukti, Marwanto, mengatakan sekitar setahun yang lalu, warga Marga Mukti, membuat bahu jalan secara swadaya. Bahu jalan dicor menggunakan adukan semen. Tapi tidak panjang, karena keterbatasan dana. Tujuannya agar jalan sedikit lebih lebar. Cor bahu jalan, diutamakan pada titik rawan kecelakaan.
"Warga kami sempat melakukan cor bahu jalan. Tapi tidak banyak, karena keterbatasan dana," demikian Marwanto.*