radarmukomukobacakoran.com-Seperti yang telah dijadwalkan, Jumat 15 November 2024, sekitar pukul 10.00 WIB, pintu irigasi Daerah Irigasi (DI) Manjuto Kiri telah ditutup. Penutupan pintu irigasi akan berlangsung selama satu bulan. Terhitung sejak 15 November sampai dengan 15 Desember 2024 mendatang. Jadwal pengeringan selama satu bulan ini, berdasarkan keputusan bersama seluruh pihak terkait dalam rapat Komisi Irigasi (Komir). Sebagaimana disampaikan Ketua Unit Pengelola Irigasi (UPI) DI Manjuto, Sumarlin, ST, ketika dikonfirmasi wartawan media ini.
Sumarlin mengatakan, pihaknya bersama unsur-unsur terkait terus berkomitmen menjalankan keputusan yang telah dibuat bersama dalam rapat Komir Kabupaten Mukomuko. Sehingga ketika jadwal pintu irigasi tutup, memang dilakukan penutupan. Jadwal tersebut juga bukan diputuskan secara sepihak. Mulai dari Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Dinas-dinas terkait bersama-sama menyepakati jadwal pengeringan dalam rapat komir. Ia juga menyampaikan, irigasi DI Manjuto Kiri meliputi empat kecamatan. Mulai dari Kecamatan V Koto, Lubuk Pinang dan Air Manjuto serta XIV Koto. BACA JUGA:Akses JUT Dan Saluran Irigasi Kurang Memadai Jadi Keluhan Petani “Ya tadi telah dilakukan penutupan pintu irigasi DI Manjuto Kiri. Hal tersebut berdasarkan jadwal yang telah sama-sama ditetapkan,”ucapnya. Kemudian Sumarlin juga menjelaskan, pengeringan DI Manjuto Kiri ini tidak bersangkutan dengan kegiatan proyek maupun lainnya. Sebab seperti yang telah dikatakan, bahwa memang telah terjadwal setiap tahunnya. Akan tetapi, dalam masa satu bulan pengeringan, nanti akan dimanfaatkan untuk penelusuran jaringan. Sehingga jaringan-jaringan irigasi yang rusak akan disurvei dan di data kerusakannya. Supaya kerusakan tersebut dapat ditanggulangi oleh pihak-pihak terkait. BACA JUGA:Petani Talang Buai Butuh Normalisasi Jaringan Irigasi Primer Persawahan BACA JUGA:Progres Rehab Irigasi Persawahan Talang Buai Baru Berjalan 3 Persen BACA JUGA:Pembangunan Irigasi Rp 900 Juta di Wilayah Talang Buai Mulai Star “Kita tegaskan penutupan ini berdasarkan jadwal pola tanam dan tidak ada sangkutan dengan proyek apapun,”sambungnya. Ketika disentil terkait luas lahan persawahan yang terdampak, Sumarlin menjelaskan sebenarnya tidak ada sawah terdampak pengeringan. Karena petani yang padinya masih butuh air, artinya mereka tanam diluar jadwal pola Musim Tanam (MT). Sebab seharusnya jadwal pengeringan dilakukan pada pertengahan September lalu. Namun karena permintaan dan kesepakatan petani, penutupan pintu air ditunda, dan irigasi tetap mengalir tetapi tetap jadwal pola tanam palawija. Terkait soal jumlah petani yang terdampak akibat tanam diluar jadwal pola tanam padi, data secara spesipik ada di pengamat irigasi. “Kepada petani yang terdampak akibat tanam diluar jadwal tanam padi, kami berharap tidak melakukan hal serupa. Kedepan ikuti jadwal pola tanam, baik padi atau palawija,”demikian Sumarlin.(den)
Kategori :