Tolak F1 Embio Dimasukan Politik, Yansen: Saya Tidak Mencari Keuntungan

Kamis 29 Aug 2024 - 20:05 WIB
Reporter : SAHAD
Editor : SAHAD

radarmukomukobacakoran.com – F1 Embio merupakan formula organik yang mulai banyak dikenal dan disukai oleh petani, khususnya petani pangan dan holtikultura. Di Kabupaten Mukomuko, F1 Embio sedang ‘Naik Daun’. Hal itu dikarena manfaat yang luar biasa dari formula yang berfungsi mengembalikan kesuburan tanah, serta mampu mengatasi masalah lahan gambut. 

Popularitas F1 Embio ini tidak luput dari pantauan politikus. Memasuki masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), ada politikus yang berniat menggunakan F1 Embio sebagai bahan kampaye.

Pelopor organik Kabupaten Mukomuko, Edry Yansen, mengatakan baru-baru ini ada tim dari pasangan Bakal Calon (Balon) bupati yang datang ke rumah di Desa Karang Jaya, Kecamatan Teras Terunjam. Tujuanya akan membeli F1 Embio dalam jumlah besar. Dan akan dibagikan kepada seluruh petani. Setelah diskusi panjang lebar, diketahui bahwa F1 Embio akan dijadikan alat kampaye salah satu pasangan Balon bupati dan wakil bupati.

‘’Ada yang datang ke rumah mau beli F1 Embio dalam jumlah besar. Tapi karena disangkutkan dengan politik, saya tidak mau,’’ ujar Yansen.

BACA JUGA:Fantastis, Timnas Indonesia Kalahkan Timnas Argentina 2-1

Dikatakan Yansen, ilmu organik ini didapat saat mengikuti berbagai acara Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), baik tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional. Selama ikut berbagai acara, seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah. Yansen merasa harus ‘Membalas budi’ terhadap kebaikan pemerintah. Dan Yansen bertekad ilmu yang didapat akan diberikan untuk kemakmuran dan kemajuan Kabupaten Mukomuko. 

‘’Saya belajar ilmu organik ini saat ikut KTNA di berbagai provinsi. Sekali berangkat, biayanya puluhan juta. Lalu saya berpikir apa yang bisa berikan kepada daerah,’’ ujar Yansen seolah bertanya kepada diri sendiri.

Dikatakan Yansen, beberapa formula organik dijual, harganya Rp50 ribu per liter. Dan itu tidak kepada semua orang. Kalau dibandingkan, lebih banyak formula organik yang dibagikan gratis, dibandingkan dengan yang dijual. Kalau ada yang beli, lebih karena ‘Kasihan’, sebab untuk membuat formula organik ini tidak mudah. Butuh waktu, butuh biaya, butuh tenaga. Dikatakannya untuk membuat formula organik, dana yang dikeluarkan mencapai belasan juta.

BACA JUGA:Harga Mahal, Sawit Rawan Hilang

‘’Saya tidak mencari keuntungan dari organik ini. Kalau ada yang beli, itu sekedar untuk mengembalikan modal. Saya akan senang ketika banyak petani sukses. Biaya bercocok tanam murah, hasil melimpah,’’ demikian Yansen.

Kategori :