KORAN DIGITAL RM - Jembatan poros utama masuk ke Desa Talang Buai Kecamatan Selagan Mukomuko Bengkulu, kembali hancur dan rusak. Kondisi jembatan itu membutuhkan rehab berupa pergantian lantai yang sudah keropos lapuk. Selain itu beberapa helai besi gelagar jembatan juga sudah rusak dan perlu diperbaiki. Sebelum kerusakannya terlalu parah, masyarakat berharap jembatan itu segera direhab. Sesuai dengan jumlah kendaraan yang melintas. Masyarakat Desa Talang Buai berharap pemerintah terkait dalam hal ini Dinas PUPR Mukomuko melakukan rehab secara rutin. Setidaknya Dina terkait melakukan rehab satu kali dalam 3 bulan. Menggangu lantai dan mengecek ketahanan besi gelagar jembatan poros utama menuju ke Talang Buai tersebut.
BACA JUGA:Proyek DBH Sawit, Bangun Jalan Hotmix di Desa Air Hitam Dimulai
Pengemudi yang melintas di jembatan itu harus memiliki mental yang kuat. Karena secara tidak langsung saat melintas di jembatan itu nyali pengemudi juga diuji. Karena ban kendaraan roda empat yang melintas harus pas dan tepat sasaran. Kalau sempat ban jatuh dari papan, maka nyawa taruhannya. Terutama kendaraan yang bermuatan sawit. Itu harus lebih hati-hati dan waspada. Kondisi jembatan ini sudah sangat memprihatinkan. Entah kapan jembatan ini dibangun. Tidak ada yang tahu, kalau usulan peningkatan jembatan tersebut setiap tahun sudah disamakan dalam Musrenbangcam pun dalam Musrenbangkab. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa jembatan itu akan dibangun. Sementara kondisi jembatan tersebut semakin rusak dan hancur.
BACA JUGA:Target Pengajuan DD Tahap II, Tanjung Alai Kebut Fisik Tahap I
Kalau pemerintah Kabupaten belum memiliki anggaran untuk pembangunan jembatan tersebut. Setidaknya jembatan itu mendapat perhatian khusus seperti rehab rutin. Karena umur jembatan itu sudah tua, gelagar besi utamanya sudah banyak yang lapuk dan keropos. Kasian petani sawit mendapat potongan tinggi dari toke sawit yang disebabkan kondisi jembatan itu rusak. Sementara kendaraan yang bermuatan Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang melintas di jembatan itu bukan satu dua mobil lagi. Tetapi sudah banyak hampir setiap 15 menit kendaraan muatan sawit melintasi jembatan ini. "Kalau belum ada anggaran untuk bangun jembatan baru. Setidaknya jembatan utama menuju ke desa talang buai ini mendapat perhatian khusus yaitu rehab rutin minimal satu kali selama tiga bulan," ucap salah satu warga desa talang buai, Zul Pitar.*