Lebih dari satu ikan mas arsik yang disajikan harus disusun sejajar dengan kepala. Arti ikan yang ditelan pada penerimanya adalah harapan besar agar kehidupan yang dijalaninya semakin beruntung dan sejajar dengan arah dan tujuan hidup yang sama. Hal seperti ini sering disebut dengan “dekke simuddur-uddur” dalam suku Batak.
Begitu pula ketika menghadapi kesulitan, tindakan menyumbangkan ikan mas arsik juga dilakukan oleh masyarakat Batak agar mereka yang mengalami kesulitan dapat mendapat solusi dengan besar harapan dapat menyelesaikan masalah tersebut bersama anggota keluarganya Suku Batak Toba merupakan salah satu suku yang sangat percaya dengan tradisi yang dimilikinya.
Masyarakat setempat menjadikan budayanya sebagai acuan hidup dan menjunjung tinggi nilai-nilai adatnya sehingga kesehariannya tidak terlepas dari adat istiadat dan warisan organisasi peri. Suatu hal yang patut dibanggakan karena mereka telah berusaha menjaga dan melestarikan budaya mereka seperti yang telah diusung.
Identitas budaya mengacu pada bagaimana perasaan seseorang terhadap budayanya. Namun tak hanya di hari bahagia, ikan mas arsik juga bisa dihidangkan kepada masyarakat yang baru saja mengalami kecelakaan dengan harapan agar mereka yang mengalami musibah cepat sembuh.
Suku Batak Toba merupakan salah satu suku yang dapat menyelenggarakan acara-acara yang sangat menarik yang dapat menghabiskan banyak uang untuk menunjukkan sejauh mana adat dan budaya mereka. Selain itu, banyak jenis masakan khasnya, termasuk ikan mas arsik yang merupakan salah satu kebanggaan setiap upacara Batak, tidak akan pernah tanpa masakan ini. Pasalnya, masyarakat Batak meyakini ikan mas arsik melambangkan pesan baik dan harapan baik bagi mereka. Pesan dan harapan tersebut tertuang dalam bentuk ikan mas arsik.
Orang tua suku Batak kerap mempersembahkan ikan mas arsik, seringkali sebagai bentuk rasa syukur atas prestasi yang diraih anak atau keluarganya atau juga untuk mendoakan keberuntungan dalam hidupnya di masa depan.
Dalam upacara adat Batak Toba, pihak pemberian ikan mas arsik juga mempunyai aturan tersendiri. Dalam perkawinan adat, hanya pihak perempuan saja yang diberi ikan mas arsik. Misalnya “Hula-hula” atau kerabat perempuan, orang tua kandung perempuan, saudara laki-laki perempuan (Ito), atau bagian dari keluarga perempuan. Seperti kata suku Batak “Dalihan Na Tolu” artinya bagian kerangka yang memuat hubungan darah dan perkawinan yang mengikat suatu golongan. Penetapan “Dalihan Na Tolu” didasarkan pada adanya tiga jabatan fungsional pokok, yaitu:
(a) “Somba Namarhulahula” yang artinya hormat kepadad pihak istri.