radarmukomuko.bacakoran.com-Kata tapai berasal dari kata Proto-Melayu tapay di Polinesia Barat, yang berarti "nasi yang difermentasi" atau "makanan yang terbuat dari beras". Selain itu, asal kata tapaj adalah Proto-Austronesia yang berarti “makanan yang difermentasi”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tapai adalah makanan ringan yang terbuat dari bahan dasar ketan (singkong, dll) yang direbus dan didinginkan dengan ragi, kemudian didiamkan semalaman atau lebih lama hingga terasa manis. Secara umum tapai atau tape adalah makanan ringan yang dihasilkan dari fermentasi bahan pangan yang mengandung karbohidrat sebagai substrat oleh ragi.
Di Indonesia dan negara-negara tetangga, substrat ini sering kali berupa ketan dan singkong. Ragi untuk fermentasi tapai merupakan campuran beberapa mikroorganisme termasuk jamur (kapang) seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp, Candida utilis, Saccharomycopsis fibuligera dan Pediococcus sp bahwa tipe lain juga terlibat. Tapai yang difermentasi dengan ragi yang didominasi S cerevisiae biasanya berbentuk semi cair, manis, berasa manis asam, mengandung alkohol dan tekstur lengket. Produksi tapai biasanya dilakukan oleh industri kecil dan menengah.
Kebanyakan jenis tapai dibuat dari fermentasi ketan (Oryza sativa) atau singkong (Manihot esculenta). Masyarakat Sunda menyebutnya tapai singkong peuyeum, sedangkan masyarakat Jawa Timur sering menyebutnya tape puhung artinya tapai singkong dan tape ketan artinya tapai ketan. Masyarakat Banyumas menyebutnya tapè budin atau kenyas. Tapai ketan dikenal di Asia, khususnya di Asia Tenggara, dengan berbagai nama lokal: tapai pulut (Malaysia), basi binubran (Filipina), chao (Kamboja), lao-chao Hanzi: 醪糟; Pinyin: Láozāo; Jyutping: lou4zou1 atau chiu niang (Cina) dan khao-mak (Thailand).
Jenis-Jenis Tapai Tapai singkong, khusus tape yang terbuat dari singkong. Tapai jenis ini biasanya ditujukan untuk dijual, terutama dalam bentuk produksi dalam negeri.
Hidangan tapai yang populer berasal dari daerah Bandung (banyak dijual di Jalan Raya Padalarang wilayah Cipatat) dan kalau di Jawa Timur wilayah Bondowoso. Tapai ketan atau tapai pulut, terbuat dari beras ketan (pulut rice), baik dari ketan putih maupun ketan hitam. Di banyak daerah di Pulau Jawa, tapai sering diolah di rumah, terutama sebagai camilan saat Idul Fitri.
Namun tapai jenis ini banyak dijual oleh pedagang kaki lima di Jawa Barat (tapai ketan hitam dipadukan dengan uli berbentuk uli tape); atau bungkus kecil tapai ketan putih yang dibungkus daun (jambu air atau waru) di pasar lokal di Kuningan dan Pangandaran. Ketan Tapai Kuningan bahkan dikemas secara modern dengan menggunakan karton. Tapai Pisang, disebut juga tape ketan, terbuat dari pisang. Tidak semua buah pisang bisa dijadikan bahan dasar tape. Pisang yang digunakan harus memiliki kandungan pati yang sangat tinggi.
Saat ini pisang kepok dipilih sebagai bahan dasar tape karena kandungan patinya lebih tinggi dibandingkan pisang lainnya. Produk olahan tapai Selain dikonsumsi langsung, tapai juga dapat diolah menjadi produk lain atau dicampur dengan makanan dan minuman lain. Tapai pulut atau tapai ketan merupakan komponen cendol dan batu campur, atau dapat juga diolah menjadi wajik, madumongso dan dodol.
Selain digunakan untuk membuat cendol, es krim campur, atau es krim doger, tapai tapioka juga dapat diolah menjadi masakan gorengan seperti rondo royal (tapai goreng) dan colenak. Ketan tapai juga nikmat jika disantap bersama tetel (istilah Jawa untuk ketan putih yang diremas) atau di Jawa Barat sering disebut ulen atau uli.
Dampak konsumsi Tapai bagi kesehatan
1. Manfaat Tapai Proses fermentasi Tapai dapat meningkatkan kandungan vitamin B1 (tiamin) sebanyak tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan untuk fungsi normal sistem saraf, sel otot dan sistem pencernaan.
Karena mengandung berbagai jenis bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tapai bisa digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Ketan Tapai dan Ketan Tapai diketahui mengandung ± satu juta bakteri asam laktat per mililiter atau gram. Produk fermentasi ini disebut-sebut memberikan efek baik bagi kesehatan tubuh, khususnya sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri menguntungkan dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri merugikan
Tapai singkong dapat meningkatkan kesehatan tubuh karena kandungan alkoholnya yang rendah. Jika Anda merasa lemas dan demam ringan, Anda bisa menggunakan lakban untuk menghangatkan darah dan merangsang kulit agar hangat. Selain itu, mengonsumsi tape dalam jumlah sedang dan tidak lebih dari 50 gram per hari dapat mencegah dampak negatif alkohol pada tubuh.
Manfaat tapai lainnya adalah kemampuannya mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari dalam tubuh. Alaktosin merupakan zat beracun atau racun yang dihasilkan oleh jamur, termasuk Aspergillus flavus. Racun ini sering kita jumpai pada kebutuhan makanan kita sehari-hari, seperti kecap. Mengkonsumsi tapai dalam batas normal akan menurunkan aflatoksin. Di beberapa negara tropis yang konsumsi singkong sebagai sumber utama karbohidrat, masyarakatnya rentan terkena anemia.