radarmukomuko.bacakoran.co - Rezeki sudah ditentukan oleh Allah SWT sejak sebelum manusia dilahirkan, namun manusia harus berusaha untuk mendapatkannya dengan cara yang halal dan berkah.
Segala sesuatu yang diberikan Allah SWT kepada makhluk-Nya, baik berupa harta, kesehatan, kebahagiaan, ilmu, atau hal lainnya adalah Rezky. Sering kali muncul pertanyaan dalam benak manusia adalah : apakah rezeki yang Allah tetapkan untuk setiap manusia sama ukurannya? Mengapa ada orang yang lebih kaya, lebih sehat, lebih bahagia, atau lebih pintar daripada orang lain? Apakah itu berarti Allah lebih sayang kepada mereka? Dan apakah itu berarti orang yang kurang rezeki harus bersabar menunggu rezeki yang telah Allah tetapkan untuknya? Menurut pandangan Islam, rezeki yang Allah tetapkan untuk setiap takdir manusia tidak sama ukurannya, tetapi berbeda-beda sesuai dengan hikmah dan keadilan Allah SWT. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada makhluk-Nya, dan menetapkan takdir rezeki setiap makhluk-Nya dalam Lauh Mahfuzh, yaitu papan tulis yang mencatat segala sesuatu yang terjadi di alam semesta. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ "Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rizkinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Hud: 6) Dari ayat ini, kita bisa memahami bahwa Allah SWT adalah Dzat yang memberikan rezeki kepada setiap makhluk-Nya, dan Dia mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada makhluk-Nya. Allah SWT juga menetapkan takdir rezeki setiap makhluk-Nya dalam Lauh Mahfuzh, yaitu papan tulis yang mencatat segala sesuatu yang terjadi di alam semesta. Namun, takdir rezeki yang telah ditetapkan Allah SWT itu tidak bersifat mutlak, tetapi bisa berubah sesuai dengan kehendak Allah SWT. Allah SWT bisa menambah, mengurangi, atau mengganti rezeki seseorang sesuai dengan hikmah dan keadilan-Nya. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang menyatakan: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٍّ أَوْ سَعِيدٍ "Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nutfah, kemudian menjadi segumpal darah selama itu (pula), kemudian menjadi segumpal daging selama itu (pula), kemudian diutus malaikat kepadanya, lalu ditiupkan roh kepadanya. Dan diperintahkan dengan empat perkara: ditulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya." (HR. Bukhari dan Muslim) Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa rezeki seseorang sudah ditulis oleh malaikat sejak ia masih dalam kandungan, bersamaan dengan peniupan roh, penentuan ajal, amal, dan nasibnya. Namun, hadis ini juga menunjukkan bahwa takdir rezeki itu bisa berubah sesuai dengan kehendak Allah SWT, karena ada dua hal yang bisa mengubah takdir, yaitu doa dan sedekah. Rasulullah SAW bersabda: مَا مِنْ شَيْءٍ يُؤَخِّرُ الْعَجَلَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَمَا مِنْ شَيْءٍ يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ إِلَّا الْبِرُّ "Tidak ada sesuatu yang bisa menunda ajal kecuali doa, dan tidak ada sesuatu yang bisa menambah umur kecuali kebaikan." (HR. Ahmad, dishahihkan Al-Albani) Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa doa dan sedekah bisa mengubah takdir seseorang, termasuk takdir rezekinya. Doa adalah senjata orang beriman, yang bisa mengubah takdir dan menarik rezeki. Sedekah adalah pembersih harta, yang bisa menambah berkah dan melipatgandakan rezeki. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengira bahwa rezeki yang Allah tetapkan untuk setiap takdir manusia sama ukurannya dan hanya masalah waktu untuk mereka menerimanya. Kita harus menyadari bahwa rezeki yang Allah tetapkan itu berbeda-beda sesuai dengan hikmah dan keadilan-Nya, dan bisa berubah sesuai dengan kehendak-Nya. Kita harus berusaha untuk selalu bersyukur atas rezeki yang telah Allah SWT berikan, serta berikhtiar dengan cara yang halal dan berkah, serta disertai dengan tawakkal, doa, dan sedekah. Kita harus percaya bahwa Allah SWT akan memberikan rezeki yang terbaik kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.* Artikel ini dilansir dari berbagai sumber : tirto.id dan halalan.id https://tirto.id/ayat-al-quran-tentang-takdir-manusia-gk25 https://www.halalan.id/hadits/kumpulan-5-hadits-tentang-rezeki-sudah-diatur-tak-usah-risau/
Kategori :