Dogon, Suku Bertopeng Ahli Astronomi yang Membuat Barat Tercengang

Jumat 22 Aug 2025 - 17:34 WIB
Reporter : Deni Saputra
Editor : SAHAD

koranrm.id - Mali merupakan sebuah negara yang terletak di Afrika Barat yang memiliki destinasi memikat dengan beragam daya tarik yang luar biasa. Negara ini menyajikan padang gurun sahara yang luas di utara hingga Safana hijau di Selatan dengan populasi sekitar 21 juta jiwa yang mendiami luas daratan yang mencapai sekitar 1.200.000 KM. Mali adalah negara terbesar ke-24 di dunia yang keindahan alamnya menjadi surga bagi para pecinta alam. 

Dilansir dari channel youtube Doczon. Salah satu daya tarik utama Mali adalah tebing curam bandiagara yang  menjadi rumah 

bagi suku dogon. Sebuah kelompok etnis yang telah mempertahankan budaya mereka   selama berabad-abad. Budaya suku dogon mencakup seni topeng yang unik serta arsitektur desa di tebing curam yang telah menarik perhatian para sarjana antropologi dari berbagai penjuru dunia. Namun yang paling menarik dari semuanya bahwa suku dogon memiliki pengetahuan astronomi yang mendalam yang sangat luar biasa tanpa alat canggih seperti teleskop atau teknologi antariksa. Suku dogon dapat mengembangkan pengetahuan mereka tentang luar angkasa. Suku dogon telah memahami gerakan planet serta bintang dengan tingkat detail yang luar biasa termasuk pengetahuan tentang orbit Sirius B. Sebuah bintang katai putih yang mengitari Bintang Sirius a, planet Saturnus dan bulan-bulannya serta konstelasi Orion

Mereka telah mampu melakukan perhitungan astronomi yang sangat kompleks dan menyatukannya dalam konteks budaya mereka. Orang yang pertama kali mempopulerkan kemampuan astronomi dan kosmologi Suku dogon adalah seorang antropolog berkebangsaan Prancis bernama Marcel griaule.

Marcel menghabiskan 19 tahun untuk mempelajari kebudayaan Afrika. 16 tahun di antaranya digunakan oleh Marcel untuk mempelajari secara khusus tentang kebudayaan suku dogon. Dia melakukan riset lapangan yang mendalam di Mali pada tahun 1930-an dan 1940-an dan hasil penelitiannya diungkapkan dalam bukunya yang diterbitkan pada Tahun 1948 dalam bukunya yang berjudul Conversation with ogotomelli Marcel dengan cermat mendokumentasikan pengetahuan suku dogon tentang berbagai aspek astronomi. Melalui percakapannya dengan seorang pendeta suku dogon bernama ogotem Mi pengetahuan ini tidak hanya menarik tetapi juga membingungkan dunia barat. 

Pada masa itu salah satu pengetahuan yang paling mencengangkan adalah pengetahuan suku dogon bahwa Sirius adalah sistem biner, yaitu sistem yang terdiri dari dua bintang, yaitu Sirius A dan Sirius B. Suku dogon menyadari sebuah fakta bahwa Sirius B berputar mengitari Sirius a dengan orbit elip dalam jangka waktu 50 tahun dan penemuan yang lebih membingungkan adalah bahwa suku dogon mengetahui dengan tepat posisi Sirius a di dalam ellips. Merenungkan pengetahuan mendalam suku dogon tentang bintang Sirius B memunculkan rasa kagum yang mendalam. Hal ini karena penemuan resmi tentang Sirius B oleh astronom Ivan Clark baru terjadi pada tahun 1862 dengan bantuan teleskop canggih di masa itu dan konfirmasi resmi terhadap keberadaan bintang ini bahkan baru muncul pada tahun 1970. Sementara suku dogon yang tinggal di Mali ratusan tahun sebelum penemuan ini tidak hanya mengetahui tentang keberadaan Sirius B tetapi mereka juga memberinya nama yang sangat tepat, yaitu potolo. Nama ini menggambarkan dengan akurat sifat bintang ini dengan menggabungkan kata tolo yang berarti bintang dan Po yang merujuk pada benda yang sangat berat meskipun berukuran kecil. Ini adalah deskripsi yang sangat tepat, mengingat bahwa Sirius b adalah sebuah katai putih yang memiliki kepadatan yang sangat tinggi. Misteri tentang kecanggihan suku dogon tidak berhenti sampai di situ. Suku dogon juga memiliki cara yang mengesankan untuk menggambarkan planet-planet dalam tata surya. Mereka mampu menggambarkan Saturnus sebagai planet yang dikelilingi oleh cincin yang hal ini mengindikasikan pengetahuan mereka tentang cincin Saturnus yang di dunia barat baru ditemukan pada tahun 1610 oleh Galileo galilei.

Selain itu suku dogon juga mengetahui bahwa planet Jupiter memiliki sekitar EMP satelit yang sama persis dengan 4 bulan utama yang mengelilingi Jupiter. Misteri pengetahuan as Omi suku dogon menjadi semakin dalam ketika mereka menggambarkan bumi sebagai sebuah bola yang berputar pada porosnya sendiri serta mengelilingi matahari bersama planet-planet lainnya dalam tata surya. Dan yang paling mengherankan adalah pengetahuan suku dogon tentang bentuk galaksi bima sakti. Mereka menggambarkan Bima Sakti sebagai sebuah galaksi berbentuk Spiral yang sangat besar. Konsep ini yang sekarang dikenal sebagai struktur spiral Bima Sakti, baru diungkapkan oleh para astronom Barat pada awal abad ke-20. Suku dogon mengklaim bahwa pengetahuan mereka tentang Kosmos dan astronomi berasal dari sumber spiritual yang dikenal sebagai nomo atau Dewa Air sejak 5000 tahun yang lalu. Menurut kepercayaan suku dogon nomo adalah etnis gaib yang yang dianggap sebagai guru dan pelindung mereka dan telah memberikan pengetahuan yang mendalam tentang gerakan planet, bintang dan galaksi kepada leluhur suku dogon dan kemudian pengetahuan yang mendalam itu diajarkan dari generasi ke generasi. Kendati demikian buku yang ditulis oleh Marcel tentang pengetahuan suku dogon perihal alam semesta telah menjadi subjek perdebatan inten di antara ilmuwan serta pakar. Sebagian besar kontroversinya berkaitan dengan dugaan bahwa buku tersebut merupakan kreasi atau interpretasi marcel sendiri dari pada representasi yang akurat dari pengetahuan suku dogon. 

Terlebih lagi Marcel adalah seorang Pakar astronomi terkemuka yang bisa jadi dia memasukkan elemen-elemen pengetahuan astronomi modernnya sendiri ke dalam narasi tersebut. Pada tahun 1991 kritik terhadap Kim Marcel muncul dalam buku yang ditulis oleh Walter vanbck yang berjudul dogon restudit dalam bukunya ini vanbck menguraikan pengalamannya sendiri ketika Ia memutuskan untuk melakukan riset lapangan terhadap suku dogon untuk menguji klaim Marcel tentang pengetahuan astronomi mereka. Dan hasilnya sangat mengejutkan, karena Van B menyatakan bahwa dalam pengalamannya suku dogon tidak memiliki pengetahuan yang mendalam tentang astronomi seperti yang digambarkan dalam buku Marcel. Saat dia bertanya kepada anggota suku dogon tentang objek-objek astronomi mereka tidak memiliki pengetahuan yang relevan sama sekali tentang astronomi dan kosmologi. Tentang alam semesta tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya pengetahuan yang mendalam, tentang astronomi di luar penelitian Barat pada era keemasan Islam terutama di Baghdad para ilmuwan muslim telah membuat kontribusi yang sangat berharga dalam bidang astronomi dan kosmologi. Pusat penelitian ilmiah pada masa itu menjadi tempat berkumpulnya para cendikiawan yang bekerja bersama untuk menggali rahasia alam semesta di era keemasan Islam terutama di Baghdad. Banyak ilmuwan muslim seperti Albiruni dan Ibnu Sina telah mengembangkan pemahaman yang signifikan tentang Kosmo. Albiruni dalam bukunya yang berjudul alqanun almasudi pertama kali mencatat tentang Galaksi Bima Sakti dan menjelaskan jalur susu sebagai kumpulan bintang yang sangat banyak dengan penjelasan bahwa bumi berada di dalamnya. Pendapat ini kemudian diperkuat oleh pengamatan Ibnu Sina dalam bukunya yang berjudul kitabun Najah. Ibnu Sina memahami bahwa jalur susu adalah kumpulan bintang yang sangat besar yang menegaskan pemahaman mendalam tentang Kosmos dalam dunia islam di masa itu. Selain itu salah satu ilmuan muslim pertama yang memperkenalkan gagasan bumi berputar pada porosnya alah ibnam dalam bukunya yang terkenal berjudul manir pemikiran Ibnu haitam. Kemudian diperkuat oleh pengamatan ilmuwan lain, yaitu azzarkali seorang astronom yang mengembangkan astrolabm Sebuah alat penting dalam astronomi yang digunakan untuk menentukan posisi benda langit dengan menggunakan astrolab azerkali berhasil mengukur waktu dan posisi benda-benda langit dengan akurasi yang lebih tinggi foreign.

Kategori :