KORAN DIGITAL RM - Sudah menjadi 'lagu lama' ketika ada petani yang mengaku tidak kenal dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Baik itu petani sawah, petani holtikultura, maupun petani perkebunan. Banyak diantara mereka yang mengaku tidak tahu, siapa PPL yang bertugas di desanya.
Jangankan untuk menyerap ilmunya, nama dan orangnya saja tidak tahu.
BACA JUGA:Lahan HGU PT. DDP di Pondok Suguh Diduga Sudah Tak Berizin
BACA JUGA:Keren! Ini Program Ketahanan Pangan Yang Direalisasikan Desa Banjar Sari
"Selama saya tinggal di Desa Sido Makmur ini, jangankan ikut penyuluhan, tahu PPL-nya saja nggak," ujar Abdullah, warga Sido Makmur, Kecamatan Air Manjuto, kemarin.
Ia mengatakan, salah satu tugas PPL tentunya memberikan penyuluhan kepada masyarakat cara bertani dengan baik dan benar.
Apapun jenis tanamannya, baik itu sawit, karet, holtikultura, padi dan sebagainya, tentu ada cara merawat dan memelihara agar hasilnya maksimal.
Adalah tugas PPL membimbingnya. Misalnya menentukan waktu dan jenis pupuk yang tepat, dosis, dan sebagainya.
"PPL mestinya digaji untuk membina petani. Tapi seingat saya, nggak pernah ada pembinaan dari PPL. Atau barangkali saya yang nggak tahu," tambahnya.
BACA JUGA:Zaman Sapuan-Wasri, Masih Ada Desa yang Krisis Jaringan Internet
BACA JUGA:Kamu Harus Jauhi Kebiasaan ini Selama Ramdhan
Terpisah, Koordinator Penyuluh (Koorluh) Kecamatan Air Manjuto, Ir. Susman, menyampaikan jumlah PPL yang ada di Air Manjuto, 9 orang. Dan jumlah desa 8. Masing-masing PPL memiliki desa binaan masing-masing. Setiap desa intensitas pembinaan berbeda-beda. Desa dengan wilayah pangan atau sawah, pembinaan lebih intensif.
"Jumlah PPL 9 orang dan Desa binaannya 8," ujar Susman seusai menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam) beberapa waktu lalu.
Susman tidak membantah ketika ada warga yang mengaku tidak kenal dengan PPL. Namun bukan berarti tidak ada PPL pembina. Susman meminta, warga untuk pro aktif. Ketika ada kendala, bisa konsultasi dengan penyuluh.