KORAN DIGITAL RM - Sepertinya penanganan jembatan akses pertanian di Desa Talang Buai Kecamatan Selagan Raya lamban dilakukan pemerintah. Karena sampai saat ini, belum ada tindaklanjut pasti kapan jembatan itu bisa dibangun oleh pemerintah terkait. Padahal jembatan itu sangat urgen dan vital bagi masyarakat Desa Talang Buai untuk mengeluarkan hasil panen sawit. Lebih dari 50 persen warga talang buai mengeluarkan hasil panen melintasi jembatan tersebut. Untuk langkah Awal Tim Reaksi Cepat (TRC) dari BPBD Mukomuko, kemarin Kamis,(22/2) turun ke lapangan untuk melihat langsung kerusakan jembatan yang jebol dihantam banjir tersebut. Namun, untuk langkah pasti kapan penanganannya masih belum bisa dipastikan. Karena dalam hal ini BPBD turun hanya untuk melengkapi administrasi saja. Sementara untuk penanganan darurat ada di Dinas PUPR Mukomuko sebagai instansi teknis.
BACA JUGA:Jawab Tantangan Ketua KTNA, Petani Muda Tunjukkan Karya Nyata
Kepala BPBD Mukomuko, Ruri Irwandi, ST saat dikonfirmasi mengatakan, untuk tanggap darurat itu Dinas PUPR. Kalau BPBD hanya menyiapkan administrasi terkait bencana darurat. Menurutnya, BPBD tidak ada tupoksi untuk melakukan tanggap darurat fisik. Namun tim dari BPBD tetap turun ke lokasi untuk pengecekan kerusakan jembatan tersebut sebagai laporan. "Nggak ada tanggap darurat. Kalau BPBD ketika ada bencana banjir, gempa bumi itu hanya pelayanan dasar saja. kalau untuk tanggap darurat itu ke instansi teknis. Kita hanya administrasi pendukung saja ketika ada tanggap darurat," kata Ruri Irwandi melalui pesan singkat WhatsApp Kamis,(22/2) kemarin.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas PUPR Mukomuko, M. Yusuf, ST saat dikonfirmasi mengaku, pihaknya sudah mendapat telepon dari Kepala Desa (Kades) Talang Buai terkait dengan bencana banjir yang mengakibatkan jembatan akses pertanian di Desa Talang Buai jebol. Ia menyarankan agar Pemdes Talang Buai membuat surat penyataan bencana ke Camat kemudian ke BPBD. Supaya jembatan itu segera ditangani. "Ya, Kadesnya sudah nelpon kemarin. Kita sarankan untuk membuat surat penyataan bahwa bencana darurat. Karena harus dibangun baru jembatan itu," kata Yusuf melalui pesan singkat WhatsApp kemarin.
BACA JUGA:Dua Caleg di Selagan Raya Belum Bisa Tidur NyenyakSementara Kepala Desa (Kades) Talang Buai, Asril melalui Sekdes, Erik Kusnadi, S.Pd dihubungi mengatakan, masalah surat terkait dengan bencana tidak usah dikhawatirkan. Karena jebolnya jembatan akses pertanian itu memang murni karena bencana luapan air sunga enau. Sekarang surat permintaan Dinas PUPR suda dibuatkan dan segera disampaikan. "Hari ini kita ke Mukomuko mengantar langsung surat penyataan bencana tersebut. Kita harap surat permohonan ini bisa ditindaklanjuti dengan segera. Karena jembatan ini sangat penting bagi petani untuk mengeluarkan hasil panen," tegas Erik.
Dijelaskan Erik, awalnya jembatan yang jebol ini adalah jembatan gorong-gorong yang dibangun melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-PISEW) yang dibangun lebih kurang sekitar 10 taun yang lalu. Pada Juli 2021 lalu jembatan gorong-gorong itu jebol dihantam banjir. Karena tidak tidak ada penanganan dari pemerintah terkait. Warga inisiatif gotong royong membuat jembatan darurat dari bahan baku batang kelapa dan kayu. Kemudian pada tanggal 20 Februari kemarin jembatan darurat hasil swadaya masyarakat itu kembali jebol akibat hantaman banjir. "Sudah dua kali jebol. Jembatan yang jebol sekarang ini adalah jembatan darurat yang dibangun warga Juli tahun 2021 lalu," kata Erik.*