KORAN DIGITAL RM - Warga Desa Talang Buai Kecamatan Selagan Raya Mukomuko Rabu pagi,(21/2) kemarin, kembali turun Gotong Royong (Goro) bangun jembatan akses pertanian yang jebol akibat luapan air sungai enau pada Selasa,(20/2) siang kemarin. Jembatan akses pertanian baik petani persawahan, maupun perkebunan sawit itu audah bersifat sangat darurat. Kerusakan jembatan itu mengancam perekonomian masyarakat Desa Talang Buai. Karena jembatan itu termasuk akses penunjang perekonomian warga desa setempat. Lebih kurang 50 persen masyarakat Desa Talang Buai khususnya petani sawit mengeluarkan hasil panen sawitnya harus melintasi jembatan itu.
BACA JUGA:Begini Hasil Pleno Tingkat Kecamatan Sungai Rumbai
Berdasarkan data yang terhimpun media ini, Karena tidak ada penanganan darurat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko, dalam hal ini Dinas PUPR Mukomuko, Dinas Pertanian maupun dari BPBD Mukomuko. Maka warga setempat harus turun Goro yang kedua kalinya untuk membangun jembatan tersebut. Untuk bahan baku jembatan itu, sama dengan bahan baku yang mereka bangun tahun 2021 lalu. Yaitu gelagar jembatan dari batang kelapa dan papan seadanya. Untuk daya tahan jembatan yang mereka bangun secara swadaya ini, tentu sama dengan yang mereka bangun tahun 2021 lalu. Dan tidak bisa diandalkan. Dalam waktu cepat pemerintah daerah harus segera membangun jembatan tersebut. Setidaknya pembangunan plat deker atau gorong-gorong.
Kepala Desa (Kades) Talang Buai, Asril saat dihubungi mengatakan, memang kemarin pihaknya bersama masyarakat turun secara swadaya pembangunan jembatan seperti yang dibangun tahun 2021 lalu. Tapi kali ini jembatan yang mereka bangun secara swadaya ini hanya bisa dilintasi sepeda motor dan tidak bisa dilintasi mobil. Karena ruas kerusakannya cukup panjang. Namun untuk akses mobil langsir sawit, mereka membuka badan jalan baru di samping jembatan yang jebol tersebut. Jalan itu hanya bisa dilintasi mobil waktu cuaca panas. Kalau musim hujan Jalan itu tidak bisa dilintasi mobil karena licin dan tanjakan. "Hari ini (Kemarin red) kita bersama warga Goro membuat jembatan. Tetapi jembatan yang kita bangun ini tidak bisa dilintasi mobil, dan hanya bisa dilintasi motor. Untuk Jalan mobil kita sudah membuka badan Jalan baru di samping jembatan yang rusak tersebut. Semuanya bersifat sementara dan darurat," kata Asril.
BACA JUGA:Pantai Batu Kumbang Masuk 10 Besar Desa Wisata Tingkat Provinsi
Ditambahkannya, kerusakan jembatan karena bencana ini. Sudah disampaikan ke kabupaten dalam hal ini dinas PUPR Mukomuko. Arahan dari Dinas PUPR Mukomuko, pihak desa diminta untuk membuat surat. Selanjutnya, surat itu disampaikan ke kecamatan untuk diteruskan ke kabupaten. Surat yang diminta Dinas PUPR tersebut sudah dibuat dan sudah disampaikan kepada kecamatan. "Kita harap pemerintah daerah dalam hal ini Dinas PUPR bisa menanggapi. Dan membangun jembatan yang sudah dua kali jebol tersebut. Jembatan ini sangat vital sebagai akses pertanian," tutupnya.*