BACA JUGA:Hilangkan Rasa Kesepianmu dengan Kebahagiaan! Begini Caranya
Stres yang berkelanjutan dapat mempengaruhi produksi hormon kortisol yang berdampak negatif pada fungsi kognitif dan kemampuan belajar anak. Kondisi ini dapat menghambat perkembangan otak dan menurunkan potensi kecerdasan mereka.
Kurangnya Interaksi
Yang tak kalah pentingnya adalah minimnya interaksi antara orangtua dan anak. Di tengah kesibukan dan gaya hidup modern, waktu berkualitas antara orangtua dan anak seringkali menjadi sangat terbatas.
Padahal, interaksi yang intensif dengan orangtua merupakan faktor krusial dalam perkembangan kognitif anak. Melalui percakapan, permainan, dan aktivitas bersama, anak tidak hanya belajar bahasa dan keterampilan sosial, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah.
Untuk mendukung perkembangan optimal IQ anak, orangtua perlu mengambil langkah-langkah preventif. Mengutamakan makanan sehat dan bergizi, mendorong budaya membaca sejak dini, membantu anak mengelola stres, serta meluangkan waktu berkualitas bersama anak menjadi investasi berharga bagi masa depan mereka.
Penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran dan perkembangan kognitif anak secara holistik.
Perhatian terhadap kebiasaan-kebiasaan ini bukan berarti orangtua harus bersikap terlalu protektif atau membatasi aktivitas anak secara berlebihan.
Sebaliknya, pemahaman ini menjadi panduan untuk menciptakan keseimbangan yang tepat dalam mendukung tumbuh kembang anak. Dengan kesadaran dan tindakan nyata untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dapat menurunkan IQ anak, orangtua dapat membantu memaksimalkan potensi kecerdasan anak mereka.*