Agen Hayati Siap Atasi Hama dan Penyakit

Agen Hayati Siap Atasi Hama dan Penyakit --

KORAN DIGITAL RM - Sebagian petani sawah dan holtikultura di Kabupaten Mukomuko, khususnya di Kecamatan Teras Terunjam, Air Manjuto, dan Lubuk Pinang, mulai familier dengan F1 Embio. Mereka mulai mengenal dan menggunakan F1 Embio untuk mengatasi tanah yang rusak atau mengembalikan kesuburan tanah. 

Penggunaan F1 Embio menekan biaya karena mengurangi penggunaan pupuk kimia. 

Setelah berhasil mengatasi tanah yang rusak, petani maju selangkah. Yakni mengatasi hama dan penyakit menggunakan agen hayati. 

Agen hayati adalah, agen pengendali hayati atau makhluk hidup berupa serangga, cendawan, cacing, bakteri, virus dan binatang yang dipergunakan untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). 

BACA JUGA:Buah Naga Merah: Kaya Akan Manfaat Untuk Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:Pemdes Talang Gading Minta Warga Rawat Hasil Bangunan

Pelopor organik Kabupaten Mukomuko, Edry Yansen, menyampaikan bahwa agen hayati untuk mengatasi penyakit seperti Fusarium, alternaria, antraknosa, bisa menggunakan tricoderma, paeny bacilus, metarizium dan pesnab. Sedangkan untuk mengatasi serangan hama, bisa menggunakan beuveria basisna, metarizium dan pesnab. 

"Agen hayati untuk mengatasi hama dan penyakit. Sedangkan untuk nutrisi tanaman fase vegetatif atau pertumbuhan, bisa menggunakan F2 Embio dan Pupuk Organik Cair ," Yansen. 

Yansen juga menyampaikan, untuk membuat agen hayati, bisa bisa diajarkan kepada sembarangan orang. Pertimbangannya adalah, membuat agen hayati, diperlukan ketelitian dan kehati-hatian tingkat tinggi. Pasalnya membuat agen hayati, sama halnya dengan bermain dengan virus dan bakteri. Salah sedikit saja bisa berakibat fatal. 

BACA JUGA:Wajib Tau! Beberapa Manfaat Pisang Bagi Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:Resep Chiken Katsu Ala Rumahan Yang Wajib Kamu Coba!

"Kalau membuat F1 Embio atau Pupuk Organik Cair (POC) semua petani perlu dan penting untuk bisa. Tapi untuk membuat agen hayati, belum bisa diajarkan kepada semua orang karena risikonya besar," tambah Yansen. 

Masih Yansen, beberapa petani sawah, sudah menerapkan tanam full organik. Dan hasilnya sudah terbukti, bagus. Begitu juga dengan tanaman semangka. 

"Untuk petani cabai, saya belum sarankan untuk full organik. Selain risiko tinggi, petani juga perlu hasil. Tanam cabai organik bisa dilakukan secara bertahap," ungkap Yansen. 

Tag
Share