Mengurai Benang Kusut Ekonomi: Delapan Mata Uang dengan Nilai Sangat Rendah, Apakah Rupiah salah satunya ? Ber
Dollar-Rupiah.--ISTIMEWA
radarmukomukobacakoran.com - Dalam labirin ekonomi global yang kompleks, nilai tukar mata uang menjadi salah satu indikator yang paling mencolok untuk mengukur kesehatan ekonomi suatu negara. Berikut adalah delapan mata uang dengan nilai tukar yang sangat rendah, yang mencerminkan berbagai tantangan ekonomi dan politik yang dihadapi oleh negara-negara tersebut:
1. Rial Iran (IRR): Rial Iran terus berada di posisi terbawah dalam daftar mata uang dengan nilai tukar paling rendah. Dengan nilai yang hampir tidak terhitung, mata uang ini telah mengalami depresiasi yang parah akibat dari sanksi ekonomi internasional dan ketidakstabilan politik yang berkepanjangan.
2. Dong Vietnam (VND): Dong Vietnam, yang nilai tukarnya juga sangat rendah, mengalami devaluasi karena sistem ekonomi terpusat yang telah lama dianut negara ini. Meskipun ekonomi Vietnam menunjukkan tanda-tanda perbaikan, mata uangnya masih berjuang untuk meningkatkan nilai tukarnya.
3. Leone Sierra Leone (SLL): Leone Sierra Leone terkena dampak dari sejarah konflik dan skandal keuangan yang telah menyebabkan mata uang ini menjadi salah satu yang terlemah di dunia.
4. Kip Laos (LAK): Kip Laos memiliki nilai tukar rendah sejak diperkenalkan pada tahun 1952. Meskipun nilai mata uang ini telah meningkat secara perlahan, ia tetap berada di antara mata uang dengan nilai tukar terendah.
5. Rupiah Indonesia (IDR): Rupiah Indonesia menghadapi tantangan dalam meningkatkan nilai tukarnya di tengah fluktuasi harga komoditas global dan ketidakpastian politik.
6. Franc Kongo (CDF): Franc Kongo mengalami devaluasi yang signifikan, yang mencerminkan tantangan ekonomi yang dihadapi oleh Republik Demokratik Kongo.
7. Franc Burundi (BIF): Franc Burundi juga mengalami penurunan nilai tukar yang besar, yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik di Burundi.
8. Franc Guinea (GNF): Franc Guinea berada di urutan kedelapan di antara mata uang terlemah di dunia, yang mencerminkan kondisi ekonomi Guinea yang juga menghadapi tantangan serupa.
Nilai tukar yang rendah ini mencerminkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh negara-negara tersebut, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari sanksi internasional hingga konflik internal, dari ketidakstabilan politik hingga bencana alam, setiap negara memiliki cerita unik yang berkontribusi pada nilai mata uangnya. Pelemahan nilai mata uang dapat berdampak pada daya beli masyarakat dan posisi negara dalam perdagangan internasional, yang pada akhirnya mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya.
Dalam konteks yang lebih luas, nilai tukar mata uang yang rendah ini juga dapat mempengaruhi persepsi internasional terhadap stabilitas ekonomi suatu negara. Investor dan pasar keuangan sering kali mengamati fluktuasi nilai tukar sebagai indikator untuk membuat keputusan investasi. Oleh karena itu, negara-negara dengan mata uang lemah berusaha untuk mengimplementasikan kebijakan yang dapat memperkuat mata uang mereka, seperti reformasi ekonomi, peningkatan transparansi, dan kerja sama internasional.
Semoga penjelasan ini memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang dinamika nilai tukar mata uang dan implikasinya terhadap ekonomi global. Jika ada pertanyaan lebih lanjut atau topik lain yang ingin Anda jelajahi, silakan beritahu saya.*
Artikel ini dilansir dari berbagai sumber :
https://dunia.tempo.co/read/1862387/5-mata-uang-dengan-nilai-paling-lemah-di-dunia