Radio Masa Depan Pesan dari Tahun yang Akan Datang
Radio Masa Depan Pesan dari Tahun yang Akan Datang--screnshoot dari web
radarmukomukobacakoran.com-Di sebuah kota kecil yang terletak di lembah pegunungan, hidup seorang remaja bernama Raka. Ia memiliki kebiasaan menghabiskan waktu di bengkel kecilnya, memperbaiki barang-barang elektronik tua yang ia temukan di pasar loak. Di antara koleksinya, ada sebuah radio antik berwarna perak yang terlihat berbeda dari yang lain. Radio itu memiliki tombol-tombol yang usang, tetapi ada sesuatu yang membuat Raka tertarik untuk memperbaikinya.
Suatu malam, saat hujan deras mengguyur kota, Raka memutuskan untuk mencoba memperbaiki radio itu. Ia mengganti beberapa kabel, membersihkan bagian dalamnya, dan memutar tombol-tombolnya. Ketika akhirnya ia menyalakannya, suara berdesis keluar, tetapi tidak seperti radio biasa. Frekuensinya aneh, dan suara yang muncul terdengar seperti gemuruh yang terputus-putus.
Tiba-tiba, suara seseorang muncul di antara desisan itu. Suara itu jernih, tetapi penuh dengan gema yang aneh. "Halo, ini tahun 2045. Jika Anda mendengar ini, berarti Anda telah berhasil mengaktifkan Radio Masa Depan."
Raka terkejut dan hampir menjatuhkan radio itu. Ia menatapnya dengan mata lebar, tak percaya dengan apa yang didengarnya.
BACA JUGA:Wajib di Coba, Alat Dapur Ini Bisa Cegah Gigi Berlubang
BACA JUGA:Koper Alat Penting Untuk Berpergian, 5 Hal yang Harus di Perhatikan Saat Membeli Koper
"Siapa ini?" tanya Raka, meski ia merasa konyol berbicara pada sebuah radio.
"Nama saya Nara," jawab suara itu. "Saya seorang peneliti di tahun 2045. Radio ini adalah bagian dari eksperimen untuk berkomunikasi dengan masa lalu. Dan sekarang, Anda adalah penerima pesan pertama."
Raka menggelengkan kepala, berusaha memastikan ini bukan mimpi. "Apa yang kamu inginkan dari saya?" tanyanya.
"Kami tidak bisa mengubah masa depan, tetapi kami bisa memberikan petunjuk agar Anda membuat keputusan yang lebih baik," jawab Nara. "Ada sesuatu di kota Anda, sebuah peristiwa yang akan terjadi dalam waktu dekat. Jika Anda tidak bertindak, itu akan mengubah hidup banyak orang menjadi lebih buruk."
"Peristiwa apa?" Raka bertanya, nadanya penuh rasa ingin tahu dan ketakutan.
Suara Nara berhenti sejenak sebelum menjawab, "Ada bendungan di pegunungan yang mulai retak. Jika tidak diperbaiki, dalam waktu tiga hari, bendungan itu akan jebol dan menyebabkan banjir besar di kota Anda. Banyak nyawa akan terancam."
Raka merasa tubuhnya gemetar. Bendungan itu memang sudah tua, tetapi ia tidak pernah membayangkan bahwa kerusakannya bisa sedemikian parah. "Bagaimana aku bisa meyakinkan orang-orang?" tanyanya. "Mereka tidak akan percaya hanya karena aku mendengar suara dari radio tua ini."
"Gunakan bukti," kata Nara. "Pergilah ke bendungan dan dokumentasikan retakan itu. Tunjukkan kepada pihak berwenang. Dan yang paling penting, jangan menyerah meskipun mereka ragu."
Raka mengangguk, meskipun Nara tidak bisa melihatnya. "Baik, aku akan mencoba."
Malam itu, meski hujan masih mengguyur, Raka mengambil senter, kamera, dan jaket tebalnya. Ia bersepeda menuju bendungan yang terletak di pinggiran kota. Ketika tiba di sana, ia menemukan bahwa apa yang dikatakan Nara benar. Retakan besar terlihat jelas di dinding bendungan, dan air mulai merembes keluar.
Ia mengambil foto-foto dan video, lalu segera kembali ke kota untuk melaporkannya. Namun, seperti yang ia duga, tidak semua orang mempercayainya. Beberapa pihak menganggapnya terlalu paranoid, sementara yang lain menertawakan cerita tentang "radio masa depan" yang ia ceritakan.
Namun, Raka tidak menyerah. Ia terus menunjukkan bukti-bukti dan akhirnya berhasil meyakinkan seorang insinyur yang bekerja untuk pemerintah daerah. Insinyur itu setuju untuk memeriksa bendungan secara langsung, dan ketika mereka tiba di sana, mereka menyadari bahwa situasinya lebih buruk dari yang diperkirakan.
Dalam dua hari berikutnya, tim penyelamat bekerja tanpa henti untuk memperbaiki retakan tersebut. Penduduk kota dievakuasi sebagai tindakan pencegahan. Akhirnya, pada hari ketiga, bendungan itu berhasil diperbaiki tepat waktu. Bahaya banjir berhasil dihindari.
Setelah semuanya selesai, Raka kembali ke bengkelnya dan menyalakan radio itu lagi. Suara Nara muncul untuk terakhir kalinya. "Kamu telah menyelamatkan banyak nyawa, Raka. Masa depan berterima kasih padamu."
"Tapi bagaimana dengan radio ini?" tanya Raka. "Apakah aku masih bisa berbicara denganmu lagi?"
"Radio ini hanya untuk keadaan darurat. Sekarang, ia akan berhenti berfungsi," jawab Nara. "Ingatlah, masa depan bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh kami. Itu adalah hasil dari tindakanmu hari ini."
BACA JUGA:Salat Witir Menjelajahi Keutamaan dalam Keheningan Malam
Radio itu kemudian mati, meninggalkan Raka dalam keheningan. Meski ia merasa kehilangan, ia juga merasa bangga. Ia menyadari bahwa takdir masa depan ada di tangan mereka yang berani bertindak di masa kini.
Radio itu kini menjadi barang paling berharga di bengkelnya. Bukan karena teknologi anehnya, tetapi karena ia mengingatkan Raka bahwa satu langkah kecil bisa membuat perbedaan besar bagi dunia.