Kenapa Kecoak Tidak Terbang Selayaknya Burung Padahal ia Punya Sayap?, Ternyata Ini Alasannya
Kenapa Kecoak Tidak Terbang Selayaknya Burung Padahal ia Punya Sayap?, Ternyata Ini Alasannya--Istimewa
radarmukomuko.bacakoran.co -Pernahkah kamu berpikir, kenapa kecoak tidak terbang selayaknya burung padahal ia punya sayap?
Meski memiliki sayap, kecoak justru lebih banyak menghabiskan waktunya dengan merayap di tanah daripada terbang sekalipun mereka mampu untuk melakukannya.
Hewan yang termasuk ke dalam ordo serangga ini dipercaya sudah ada sejak 125-140 juta tahun yang lalu dan mereka mampu bertahan melalui perubahan kondisi, dikutip dari Entomology Today.
Kemampuan kecoak untuk dapat bertahan hidup yang sangat baik dalam segala perubahan iklim dan kondisi lingkungan inilah yang membuat hewan ini masih tetap eksis hingga saat ini.
BACA JUGA:Manfaat Ajaib Daun Mengkudu: Solusi Alami untuk Sehat dan Bugar
Kenapa kecoak tidak terbang meski punya sayap?
Terdapat sejumlah alasan kenapa kecoak lebih suka merayap untuk beraktivitas daripada terbang, meski mereka juga mampu melakukannya.
Dirangkum dari laman Bug Pursuits, berikut alasan yang membuat kecoak tidak terbang meski punya sayap.
1. Adaptasi dengan lingkungan
Alasan kecoak tidak terbang meski punya sayap yang pertama adalah bentuk adaptasi dengan lingkungan. Kecoak lebih banyak menghabiskan waktunya di darat untuk mencari makan dan berkembang biak.
Kecoak banyak ditemukan di rumah, tempat sampah, atau tempat lain yang tak hanya menyediakan sumber makanan, tapi juga tempat untuk berlindung. Secara tidak langsung, kondisi inilah yang membuat kecoak tidak perlu terbang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Ukuran tubuh tidak proporsional
BACA JUGA:Rahasia Jus Timun: 8 Manfaat Ajaib dan Waktu Terbaik untuk Bantu Turunkan Berat Badan
Jika diperhatikan dengan saksama, kecoak cenderung memiliki ukuran tubuh yang tidak proporsional untuk dapat terbang.
Kecoak memiliki ukuran tubuh terlalu besar dan berat jika dibanding dengan ukuran sayap yang dimilikinya. Kondisi ini yang menjadikan kecoak menjadi kurang ideal untuk selalu terbang.
Ukuran tubuh yang tidak ideal ini pula membuat kecoak membutuhkan terlalu banyak energi untuk dapat terbang.
Meski dapat terbang, kecoak akan kesulitan untuk dapat mengendalikan arah terbangnya karena kelebihan beban. Hal inilah yang membuat kecoak seperti mengikuti ke mana pun arah manusia pergi.
3. Proses evolusi
Selain adaptasi, beberapa jenis kecoak juga sudah berevolusi selama jutaan tahun. Kecoak sudah mengembangkan bentuk tubuhnya menjadi lebih pipih dengan struktur kaki yang memiliki otot-otot kuat.
Struktur tubuh kecoak inilah yang membuatnya dapat bergerak dan menyelinap dengan cepat di permukaan tanah.
Selain itu, proses evolusi selama jutaan tahun ini juga membuat beberapa jenis kecoak sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk dapat terbang meski mereka masih memiliki sayap, seperti kecoak Jerman dan kecoak oriental.
Bahkan pada beberapa jenis kecoak, mereka kehilangan sayapnya sama sekali.
4. Bentuk sayap
BACA JUGA:Jengkol, Si Bau Khas dengan Segudang Manfaat Kesehatan untuk Tubuh Anda
Otot yang terdapat pada sayap kecoak tidak sekuat otot sayap pada hewan lainnya yang memang didesain untuk dapat terbang.
Kecoak memiliki sayap yang cenderung pendek, tipis, dan ringan. Selain itu, otot pada sayap kecoak juga tidak cukup kuat untuk dapat terbang dalam waktu yang lama.
Sayap yang terdapat pada kecoak kini menjadi alat sensor yang berguna untuk dapat mendeteksi kondisi lingkungan. Kendati demikian, ada beberapa kondisi tertentu yang menyebabkan kecoak memilih untuk mengepakkan sayapnya dan terbang jarak pendek.
Seperti pada saat merasa terancam, berada di tempat yang tinggi, atau pada saat menemukan sumber makanan yang tempatnya cukup jauh. Selain kondisi-kondisi tersebut, kecoak akan lebih memilih untuk merangkak dengan kakinya.
Itulah empat alasan mengapa kecoak lebih memilih menggunakan kakinya untuk bergerak daripada terbang dengan sayapnya.*