Petani Padi Tanjung Lagan Terancam Gagal Panen
Goro: Para petani Goro membuat tebat bendungan secara manual --
KORAN DIGITAL RM - Petani padi di wilayah Tanjung Lagan Kecamatan Selagan Raya Mukomuko, dalam musim tanam tahun ini terancam Gagal panen. Pasalnya, lebih kurang 50 Hektar lahan persawahan di areal tersebut mengalami kekeringan dan terancam Gagal panen. Karena umur tanaman padi di areal tersebut, sedang membutuhkan air yang cukup, untuk mendapatkan pertumbuhan padi yang maksimal. Salah satu penyebab terjadi kekeringan di areal persawahan tersebut, pertama karena belum memadainya pembangunan bendungan di ulu irigasi, dan yang kedua karena saluran irigasi tidak pernah dinormalisasi kecuali para petani turun Gotong Royong (Goro) bersama. Para petani setempat berharap perhatian dan kepedulian dari pemerintah terkait, untuk mengatasi persoalan ini. Sehingga mereka bisa menggarap lahan persawahan dengan baik, dan mendapat hasil panen yang lebih maksimal.
BACA JUGA:Simak, Apa yang terjadi pada Tubuh saat Berhenti Konsumsi Minuman Manis?
BACA JUGA:Wajib di Perhatikan! Bedanya Gatal Biasa dengan Gatal Akibat diabetes
Salah satu petani setempat, Eka saat dikonfirmasi menuturkan, mau tidak mau Sabtu tempo hari mereka harus turun bersama untuk melaksanakan Goro. Membuat tebat atau bendungan secara manual untuk menyambung bendungan yang ada. Namun, belum juga mendapat air yang cukup untuk memaksimalkan pertumbuhan padi. Ditambah lagi saat ini musim kemarau, tentu air perawatan ini semakin sulit. Pertumbuhan padi tidak maksimal, kemudian ancamannya gagal panen. "Sabtu kemarin kita Goro untuk membuat tebat bendungan manual. Tapi, kita belum bisa mendapatkan air yang cukup untuk lahan persawahan. Saat ini lahan persawahan kita sudah banyak yang pecah-pecah karena tidak ada air. Lebih kurang sekitar 50 Hektar lahan persawahan di wilayah Tanjung Lagan ini terancam Gagal Panen," tuturnya.
BACA JUGA:Tidur Cukup Tapi Masih Terasa Lelah, Simak Penyebabnya disini!
BACA JUGA:Jaga Kesehatan Tulang, 5 Pantangan Makanan Untuk Tulang Keropos
Lanjutnya, bendungan untuk lahan sawah tanjung lagan ini sudah ada sebagian yang dibangun. Dimana pembangunan bendungan itu dilaksanakan sekitar tahun 2006 lalu. Lebih kurang sudah 20 tahun silam. Sampai sekarang pembangunan bendungan itu belum juga dilanjutkan. Selama ini, setiap musim tanam para petani turun melaksanakan Goro untuk membuat tebat atau bendungan manual. Air yang dihasilkan tidak memuaskan, sehingga tanaman padi tidak bisa tumbuh denhan baik. Sebagai petani hanya berharap pemerintah terkait dalam hal ini Dinas PUPR bidang Sumber Daya Air (SDA) untuk melihat keluhan para petani di wilayah Tanjung Lagan ini. "Sekarang umur padi kita baru sekitar 1 bulan. Umur segini hrus mendapatkan air yang cukup untuk mendapatkan hasil yang baik. Tetapi malah sebaliknya, tanaman padi kita kekeringan dan banyak lahan yang pecah-pecah karena tidak ada air. Kita petani berharap pemerintah terkait bisa sedikit peduli, mengatasi kekeringan ini," harapnya.*