Gunakan Organik, Tidak Meninggalkan Kimia

Gunakan Organik, Tidak meninggalkan Kimia.--ISTIMEWA

radarmukomukobacakoran.com – Ketua Kelompok Tani (Poktan) Tani Tama, Edry Yansen, merupakan orang yang aktif mengenalkan produk organik untuk tanaman padi dan holtikultura, bahkan untuk tanaman perkebunan, sawit. Meskipun gencar mempromosikan organik, Yansen menyarankan agar petani tidak meninggalkan kimia sepenuhnya. Baik untuk dasaran, pupuk, maupun untuk penanganan atas, hama dan penyakit tetap menggunakan kimia seperlunya, tidak berlebihan.

‘’Saya sedang tanam bawang merah, untuk dasaran meskipun menggunakan pupuk organik, tetap dibantu kimia seperlunya. Untuk hama dan penyakit, full organik. Karena kita mengejar hasil,’’ ujar Yansen, Rabu (11/9/2024).

Dijelaskan Yansen, organik dan kimia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Agar saling melengkapi maka keduanya dipadukan. Keuntungan dengan memadukan kimia dan organik, biaya tanam lebih rendah, hasil tetap maksimal. Keuntungan lain, tanah yang digunakan tetap sehat serta hasil produksi lebih rendah residu kimia.

‘’Kalau full organik, produksi lebih rendah, meskipun selisihnya tidak banyak. Kalau full kimia produksi tinggi, tapi ada dampak negatif jika dilakukan terus-menerus. Solusi terbaik saat ini, digabungkan,’’ tambah Yansen.

Hal senada disampaikan oleh Koordinator Penyuluh (Korluh) Kecamatan Lubuk Pinang, Trisno Putra, SP alias Ais. Ia mengatakan sejak beberapa tahun terakhir, harga pupuk kimia non subsidi melambung tinggi. Disisi lain, pupuk subsidi untuk petani dibatasi. Begitu juga dengan harga pestisida maupun fungisida, ikut melambung. Kondisi ini menyulitkan para petani. Pasalnya pupuk dan pestisida merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan. 

‘’Kita semua tahu, bahwa harga pupuk melambung, begitu juga dengan Pestisida dan Fungisida. Petani harus mengeluarkan modal besar untuk bisa tanam padi maupun holtikultura,’’ jelas Ais.

Keluhan petani ini sepertinya didengar oleh pemerintah. Hal itu bisa dilihat dengan dikeluarkannya program Genta (Gerakan tanam) organik. Program Genta Organik mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri. Ini merupakan solusi terhadap masalah pupuk yang mahal, dengan memanfaatan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah. 

‘’Ada program SL (Sekolah Lapang, red). Kita bersama petani belajar membuat pupuk organik. Untuk tahap pertama kami membuat F1 Embio, fungsinya untuk pembenah tanah. Sekarang masih dalam proses,’’ ungkap Ais.

Tag
Share