Wajib Di Kunjungi! Museum Rumah Buya Hamka yang Penuh Sejarah Dan Beragam Koleksi yang Unik

Wajib Di Kunjungi! Museum Rumah Buya Hamka yang Penuh Sejarah Dan Beragam Koleksi yang Unik--ISTIMEWA

radarmukomuko.bacakoran.co -Perjalanan ke Danau Maninjau rasanya tidak lengkap tanpa menyambangi rumah kelahiran seorang ulama besar asal Minangkabau, Buya Hamka. Rumah bersejarah ini berada di tepian danau, tepatnya di Kampung Muaro Pauh, Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.

BACA JUGA:13 Fakta Menjelang Kemerdekaan Indonesia yang Menarik Di Bahas, No 12 Alasan Memilih Kata Ini

Sejarah Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka

Bangunan museum ini sebelumnya merupakan rumah yang ditempati Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau akrab dipanggil Hamka sejak lahir hingga sebelum pindah ke Padang Panjang. Rumah milik nenek Hamka tersebut hampir diluluhlantakan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Setelah sekian lama, pada tahun 2000 muncul gagasan dari Gubernur Sumatera Barat, Zainal Bakar untuk membangun kembali rumah tersebut dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya lalu menjadikannya sebagai museum. Dengan bantuan dana dari berbagai pihak baik yang ada di Sumatera Barat maupun di luar Sumatera Barat terutama Malaysia, dalam waktu 11 bulan pembangunan museum ini dapat diselesaikan dan diresmikan oleh Zainal Bakar pada tanggal 11 November 2001.

BACA JUGA:6 Khasiat Daun Salam Dalam Dunia Spiritual Dan Supranatural No 4 Memepercepat Proses Pemulihan

Koleksi Museum rumah Buya Hamka

Di dalam Kelahiran Buya Hamka terdapat berbagai benda dan artefak yang berhubungan dengan Buya Hamka. Sebanyak 31 judul buku yang dikarang oleh Buya Hamka tersimpan di dalam lima rak buku berbahan kaca. Selain itu, terdapat pula majalah dan arsip-arsip tentang Hamka tersimpan di dalam lemari kaca. Sementara itu, puluhan foto terpajang di dinding-dinding hampir setiap sudut ruangan. Namun banyak keterangan foto yang tidak akurat, seperti foto Hamka bersama mantan Ketua MPR/DPR Amir Machmud misalnya yang ditulis "Hamka bersama Hamir Marmut".

BACA JUGA:Haus Tak Terpuaskan Bahaya Kekurangan Cairan dan Cara Mengatasi

Selain foto bersama Bung Karno, Bung Hatta, dan sejumlah tokoh lain, juga terdapat foto Hamka semenjak kanak-kanak, remaja, hingga foto lautan manusia mengantar jenazah Hamka ketika meninggal pada tahun 1981. Terpajang pula foto yang menggambarkan kedekatan Hamka ketika masih remaja dengan Muhammad Natsir, mantan Perdana Menteri Indonesia dan ketua partai Masyumi kelahiran Alahan Panjang, Solok yang aslinya juga berasal dari Maninjau. 

Di ruang tamu museum, terdapat sebuah meja tempat pengunjung mengisi buku tamu. Di sebelah ruang tamu, tersusun 5 rak buku kaca tempat menyimpan buku-buku koleksi museum yang jumlahnya sekitar 200 judul. Namun dari sekitar 118 judul karya Hamka, yang tersimpan di museum ini hanya 28 judul.

Di ruang kamar, terdapat tempat tidur dengan kain kelambu berwarna putih yang dahulu menjadi tempat tidur Hamka. Selain itu, juga terdapat ruang khusus yang dilengapi kursi-kursi peninggalan orang tua Hamka, lampu gantung kuno, 1 koper ketika Hamka pertama kali berangkat haji, 8 tongkat, dan baju wisuda lengkap dengan toga ketika Hamka dikukuhkan menjadi Doktor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Sebagian besar benda-benda peninggalan tersebut merupakan sumbangan dari berbagai pihak, terutama dari keluarga Hamka dan Universitas Kebangsaan Malaysia.

BACA JUGA:Wajib Kamu Ketahui, Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan Tubuh!

Lokasi Museum Rumah Buya Hamka

Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka adalah museum yang terletak di sekitar tepian Danau Maninjau, tepatnya di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka terletak pada ketinggian yang lebih tinggi 5 meter dari jalan raya di sekitarnya. Museum ini menghadap ke arah barat atau Danau Maninjau dan membelakang ke arah timur.Museum ini memiliki bentuk arsitektur layaknya Rumah Gadang dengan atap bergonjong dan hiasan ukiran Minang.

BACA JUGA:Pulau Pasumpahan : Keajaiban Alam yang Memesona yang Wajib di Kunjungi Jika Berlibur Ke Sumatra Barat

Jam Buka Museum Rumah Buya Hamka

Museum ini mulai dibuka pukul 8.00 hingga pukul 15.00 waktu setempat. Namun biasanya akan tetap dibuka untuk sementara waktu meski pengunjung melewati batas waktu kunjungan. Dari sekian orang yang mengunjungi museum ini, kebanyakan mereka bukan orang Indonesia, melainkan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.*

 

Sumber: https://id.wikipedia.org

Tag
Share