Mengungkap Sejarah Upacara Tabot: Tradisi Sakral Yang Bertahan Melintasi Zaman

Mengungkap Sejarah Upacara Tabot: Tradisi Sakral Yang Bertahan Melintasi Zaman--Istimewa

radarmukomuko.bacakoran.co -Upacara Tabot/Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di Bengkulu dan di pantai barat Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam untuk mem peringati kematian cucu Nabi Muhammad, Husein. 
 
 
Sejarah Upacara Tabot Bengkulu
 
Menurut keyakinan anggota kerukunan keluarga tabot (KKT), Pada awalnya upacara Tabor di Bengkulu berkaitan dengan gelombang penyiaran Islam ke Wilayah Nusantara dari Jazirah Arab (Medinah-Karbala Irak Iran) sejak abad ke 7 M melalui laut Arabia masuk keluar sungai Indus dengan terlebih dahulu menetap di Punjab.

Mereka sampai di Bengkulu pertama kali berlabuh di Bandar Sungai Serut pada hari kamis 5 Januari tahun 1336 M. 18 Jumdil Awwal 736 H). Rombongan ini terdiri dari 13 orang dibawah pimpinan Imam Maulana Ichsad keturunan Ali Zainal Abidin bin Al Husain bin Ali Bin Abi Thalib dan kawan-kawan.
BACA JUGA:Si Mungil Berwajah Pesawat Tomcat, Predator Hama yang Berbahaya di Dekat Rumah

Upacara Tabot di Bengkulu pertama kalinya dikaitkan dengan Maulana Ichsad pada tahun 1336. Dan tradisi ini diteruskan oleh Bakar dan Imam Sobari. Tetapi, silsilah ketiga orang ini tidak diketahui. Perayaan Tabot diteruskan oleh Syah Bedan dan anaknya Burhanuddin Imam Senggolo.

Untuk periode berikutnya Keturunan Imam Senggolo yang mempertahankan dan melanjutkan tradisi Tabot di Bengkulu. Mata rantai sejarah para perintis Tabot mulai dari Maulana Ichsad, Bakar dan Imam Sobari tidak ditemukan, tapi mulai Syah Bedan hingga Imam Senggolo ada silsilahnya.

Tradisi ini diwariskan turun-temurun, mereka yang mewarisinya biasa juga disebut dengan masyarakat keluarga Tabot, mereka bertanggungjawab atas penyelenggaraan upacara Tabot. Perayaan Tabot dari tahun ke tahun dilaksanakan oleh keturunan pewaris Tabot.

Saat ini, Tabot bukan hanya berperan sebagai perayaan tradisi tapi juga berkembang menjadi festival budaya di Provinsi Bengkulu setiap tahunnya.

Sehingga Sejak diselenggarakannya Festival Tabot sebagai pesta adat budaya masyarakat Bengkulu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara tiap tahunnya mengalami peningkatan di kota Bengkulu.
BACA JUGA:Menjelajahi Dunia Jagung yang Beraneka Ragam Mana Yant Paling Kamu Suka?


Dikutip dari tirto.id berikut adalah Rangkaian Prosesi Upacara Tabot:

Tradisi Tabot ini terdiri dari sembilan rangkaian prosesi acara yaitu:

1. Pertama mulai dari menggambik tanah (mengambil tanah) tanah yang diambil harus mengandung unsur-unsur magis oleh karena itu harus diambil dari tempat keramat.

2. Kedua, Duduk Penja (mencuci jari-jari) Penja adalah benda yang terbuat dari kuningan, perak atau tembaga yang berbentuk telapak tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya. Karenanya penja ini disebut juga dengan jari-jari.
 
3. Ketiga, Meradai (mengumpulkan dana) yang dilakukan oleh Jola (orang yang bertugas mengambil dana untuk kegiatan kemasyarakatan, biasanya terdiri dari anak-anak berusia 10—12 tahun). Acara Meradai diadakan pada tanggal 6 Muharam.

4. Keempat, Menjara (mengandun) artinya berkunjung atau mendatangi kelompok lain untuk beruji/bertanding dol, sejenis beduk yang terbuat dari kayu yang dilubangi tengahnya serta ditutupi dengan kulit lembu.

5. Yang kelima adalah Arak Penja, yang mana penja diletakkan di dalam Tabot dan diarak di jalan-jalan utama Kota Bengkulu.

6. Keenam merupakan acara mengarak penja yang ditambah dengan serban (sorban) putih dan diletakkan pada Tabot kecil.

7. Selanjutnya ketujuh adalah Gam (tenang/berkabung), merupakan tahapan dalam upacara Tabot yang wajib ditaati. Tahap Gam merupakan saat di mana tidak diperbolehkan mengadakan kegiatan apapun.

8. Setelah itu, tahap kedelapan dilakukan pada tanggal 9 Muharam juga yang disebut dengan Arak Gendang. Tahap ini dimulai dengan pelepasan Tabot Besanding di gerga masing-masing.

9. Dan tahap terakhir dari keseluruhan rangkaian upacara Tabot disebut dengan Tabot Tebuang yang diadakan pada tanggal 10 Muharam.

Pada saat sekarang ini Tabot yang digunakan dalam upacara Tabot di Bengkulu berupa suatu bangunan bertingkat-tingkat seperti menara masjid, dengan ukuran yang beragam dan berhiaskan lapisan kertas warna-warni.*
 

Tag
Share