Ternyata Tidak Benar Kandungan Kafein Pada Kopi Mentah Lebih Rendah, Ini Presentasenya
Kopi--ISTIMEWA
radarmukomuko.bacakoran.co - Minuman kopi bagaikan dewa penyelamat di pagi hari yang kelam.
Kandungan kafeinnya yang mampu meningkatkan fokus dan kewaspadaan menjadikannya andalan untuk memulai aktivitas dipagi hari.
Namun, tahukah Anda bahwa kadar kafein dalam kopi bisa berbeda-beda?
Salah satu mitos yang beredar adalah kopi sebelum diolah, yang dikenal sebagai biji kopi mentah, memiliki kadar kafein yang lebih rendah daripada kopi bubuk yang sudah siap seduh. Benarkah anggapan ini?
Faktanya, mitos tersebut tidak sepenuhnya benar. Biji kopi mentah memang mengandung kafein, namun kadarnya tidak selalu lebih rendah daripada kopi bubuk. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis kopi, metode penanaman, kondisi panen, dan tingkat pengolahan.
Secara umum, biji kopi mentah mengandung sekitar 1,0% hingga 2,2% kafein, sedangkan kopi bubuk yang sudah disangrai dapat memiliki kadar kafein yang berkisar antara 0,8% hingga 1,5%. Penurunan kadar kafein ini terjadi karena selama proses penyangraian, biji kopi mengalami kehilangan air dan beberapa senyawa, termasuk kafein, menguap.
Namun, perlu diingat bahwa takaran kopi bubuk yang digunakan untuk menyeduh secangkir kopi biasanya lebih banyak daripada takaran biji kopi mentah yang digunakan untuk membuat secangkir kopi dengan metode cold brew.
Hal ini berarti, konsumsi kopi bubuk umumnya menghasilkan asupan kafein yang lebih tinggi, meskipun kadar kafeinnya lebih rendah.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar kafein dalam kopi adalah:
* Jenis kopi: Kopi Robusta umumnya memiliki kadar kafein yang lebih tinggi daripada kopi Arabika.
* Metode penanaman: Kopi yang ditanam di dataran tinggi cenderung memiliki kadar kafein yang lebih rendah daripada kopi yang ditanam di dataran rendah.
* Kondisi panen: Biji kopi yang dipanen saat matang optimal biasanya memiliki kadar kafein yang lebih tinggi daripada biji kopi yang dipanen sebelum waktunya.
Bagi pecinta kopi yang ingin mengurangi konsumsi kafein, memilih kopi Arabika yang disangrai terang (light roast) dan mengurangi takaran kopi bubuk saat menyeduh bisa menjadi pilihan.
Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki sensitivitas terhadap kafein yang berbeda-beda. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika Anda memiliki concerns terkait konsumsi kafein.
Membongkar mitos seputar kopi ini membuka wawasan baru bagi para pecintanya. Memahami kadar kafein dalam kopi, baik sebelum maupun setelah diolah, memungkinkan kita untuk menikmati kopi dengan lebih bijak dan sesuai dengan kebutuhan tubuh.*
Artikel Ini Dilansir Dari Berbagai Sumber : nescafe.com dan jagocoffee.com