Kebudayaan Asli Indonesia Wayang Kulit Yang Telah Diakui Oleh UNESCO

Kebudayaan Asli Indonesia Wayang Kulit Yang Telah Diakui Oleh UNESCO.--ISTIMEWA

radarmukomuko.bacakoran.co - Teater bayangan merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional yang lahir, tumbuh dan berkembang hingga saat ini. Khusus di Pulau Jawa, wayang kulit masih populer dan mudah ditemukan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan atau acara tahunan desa. Jika dicermati, teater bola bukan sekadar seni pertunjukan. Namun, wayang kulit merupakan sarana kontemplasi spiritual terhadap para dewa. 

Istilah wayang sendiri berasal dari kata ma Hyang yang berarti bimbingan rohani dari Yang Maha Kuasa. Namun ada pula penjelasan bahwa istilah wayang berasal dari suatu teknik pertunjukan yang mengandalkan bayangan (shadow atau wayang) pada layar yang digunakan. Setelah itu pembuatan wayang sering menggunakan kulit kerbau. Hingga saat ini, kulit kerbau juga bisa dianggap sebagai pilihan yang banyak digunakan dalam proses pembuatan wayang.

Dalam pertunjukannya sendiri, wayang kulit akan dibawakan oleh seseorang yang biasa dikenal dengan penari pertunjukan wayang. Sebuah pertunjukan seni wayang tidak akan lengkap tanpa diiringi gamelan. Pemain gamelan bisa juga disebut nayaga. Selain itu dalam pertunjukan wayang juga terdapat yang disebut dengan sinden. Nantinya para sinden akan menyanyikan beberapa lagu dalam pertunjukan wayang kulit yang juga diiringi dengan musik gamelan.

Jadi dapat dikatakan bahwa dalam keseluruhan pertunjukan wayang tersebut ada dalang yang memainkan wayang kulit sesuai dengan cerita yang disampaikan. Lalu ada nayagas yang bertugas memainkan alat musik gamelan dan ada juga beberapa sinden yang bertugas menyanyikan lagu-lagu dalam acara wayang kulit.

Perlu anda ketahui bahwa setiap bagian dari acara wayang kulit juga mempunyai simbol dan simbol pertunjukan tersendiri. arti. Terutama dari sudut pandang sejarah. Biasanya cerita-cerita wayang bersifat luhur, saling menyayangi dan menghormati sesama.

Terkadang, dalam cerita-cerita wayang yang disajikan pun terdapat kritik sosial. Dalam sebuah pertunjukan wayang, Anda tidak sekadar menyajikan cerita yang terkesan serius. Namun, ada juga bagian seru yang biasa disebut goro-goro, selain mampu meringankan suasana serius pertunjukan wayang kulit. Kehadiran goro-goro juga menjadi suatu hal yang menarik dan menjadi daya tarik tersendiri dalam pertunjukan wayang. Tak heran jika banyak penonton pertunjukan wayang kulit yang menantikan pertunjukan goro-goro dalam pertunjukan wayang kulit. 

Sejarah dikenalnya farang kulit di Indonesia juga sangat beragam. JLA Brandes, GAJ Hazeu, J Kats, Anker Rentse dan beberapa peneliti lain berpendapat bahwa wayang berasal dari pulau Jawa.

Belakangan, menurut penelitian R Pichel, Poensen, Goslings dan Rassers, jelaslah wayang itu muncul. Dari india. Penelitian J Krom dan WH Rassers memberikan penjelasan bahwa wayang berasal dari perpaduan budaya Jawa dan India.

G Schlegel mengklaim wayang berasal dari Tiongkok. Kasidi Hadiprayitno, Guru Besar Ilmu Pedalaman Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, mengatakan wayang sudah ada jauh sebelum abad ke-9. Ia juga menjelaskan bahwa wayang pada masa Majapahit juga mulai berkembang meskipun bentuknya masih belum ada sama seperti wayang yang ada saat ini.

Jika ditelisik lebih jauh, ternyata di Indonesia tidak hanya wayang kulit saja. Namun ada beberapa bentuk wayang yang sangat populer di daerahnya.

Sebuah karya berjudul Wayang Budaya Indonesia dan Pancasila (1988) yang ditulis oleh Pandam Guritno menjelaskan bahwa wayang memiliki banyak jenis yang berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya saja di Pulau Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan dan Sumatera mempunyai jenis wayang yang berbeda-beda.

Di Pulau Jawa dikenal dengan nama wayang beber, wayang gedog, wayang golek, wayang jemblung, wayang klithik (klithik). ), wayang karucil (krucil), wayang langendria, wayang ligong, wayang luong, wayang madya, wayang pegon, wayang purwa, wayang puwara, wayang sasak, wayang topeng dan wayang wong atau wayang orang 

In. Daerah Bali Masyarakat mengenal wayang gambuh, wayang parwa dan wayang ramayana. Sedangkan di Lombok terdapat wayang sasak, di Kalimantan terdapat wayang banjar, dan di Sumatera terdapat wayang palembang.

Alur wayang terutama berkaitan dengan kisah Mahabarata, Ramayana, dan panji. Pada tahun 2003, UNESCO menetapkan permainan bola sebagai salah satu situs warisan budaya Indonesia yang paling berharga dan indah.*

Tag
Share