Petani Harus Goro Perbaikan JSP

Goro: Para petani sawit terlihat agak semangat Goro perbaiki Jalan akses ke perkebunan --

KORAN DIGITAL RM - Petani sawit di wilayah Sungai Pesa hingga wilayah Sungai Telun Desa Talang Buai Kecamatan Selagan Raya Mukomuko Bengkulu, terus Gotong Royong (Goro) memperbaiki Jalan Sentral Produksi (JSP). Karena mereka sadar bawah hanya dengan turun Goro Jalan menuju ke perkebunan bisa bagus. Para petani harus menjaga kekompakan demi kebaikan dan kesejahteraan bersama. Kalau mengandalkan dari pemerintah petani tidak bisa mengeluarkan hasil perkebunan. Karana jangankan Jalan ke perkebunan. Jalan poros ke Desa Talang Buai saja hingga saat ini rusak parah dan belum juga direhab. Jadi, untuk Jalan ke perkebunan tentu harus dengan Goro. Yang direhab bukak hanya Jalan saja, tetapi jembatan juga direhab demi kelancaran mengeluarkan hasil panen.

BACA JUGA:Sayang Untuk Dilewatkan, Berikut Ini Manfaat Minyak Ikan Yang Baik Bagi Tubuh

BACA JUGA:Mitos Atau Fakta Cacar Air Dapat Menular?

Ketua kelompok perkebunan Sungai Pesa, Arif menuturkan, sebagai pengurus terus berupaya mengajak para petani sawit yang memiliki lahan di di wilayah sungai pesa untuk terus gotong royong. Selain gotong royong, beberapa waktu yang lalu mereka juga melaksanakan rapat kemudian melahirkan sebuah kesepakatan. Yaitu mengumpulkan iuran untuk rehab Jalan. Bagi petani yang sudah panen di wilayah itu dikenakan tarif Rp 300.00 per bidang, kemudian bagi petani yang belum panen disepakati bayar iuran Rp 150.000 per bidang. Alhamdulillah, sudah 70 persen petani yang mengumpulkan iuran sesuai dengan kesepakatan tersebut. "Gerakan Goro ini bukan hanya satu kali ini saja. Tetapi pergerakan Goro ini akan berlanjut. Karana Jalan ini bukan sehari dua hari dimanfaatkan tetapi selamanya kita butuh Jalan," tutur Arif.

BACA JUGA:Berikut Cara Menjaga Gula Darah Secara Alami

BACA JUGA:Monev Perdana Pejabat Baru di Teras Terunjam

Lanjutnya, sebelum Jalan ini terlalu rusak dan menjadi kubangan besar. Mereka sudah bergerak untuk mengantisipasinya. Karena banyak Jalan di beberapa wilayah yang saat ini sudah tidak bisa dilewati. Salah satunya yaitu akses perkebunan ke wilayah Lubuk Angit. Kondisi Jalan itu sudah cukup parah, dan tidak bisa lagi direhab. Kerusakan Jalan di Lubuk Angit ini menjadi perhatian bagi warga khusus para petani sawit. Kalau Jalan ke kebun rusak dan hancur. Yang merugi juga petani sawit. Karana potongan dari toke sudah di luar perkirakan, yang mencapai Rp 500 per kilogram. "Kita di wilayah Sungai Pesa ini harus kompak. Jangan sampai Jalan ini dibiarkan rusak hingga kita tidak bisa mengeluarkan hasil panen. Dan terjadi potongan tinggi dari toke, kekompakan ini harus kita rawat bersama," ajaknya.*

Tag
Share