Kenali Bahaya Memberikan Handphone Kepada Anak Dibawah 6 Tahun
Kenali Bahaya Memberikan Handphone Kepada Anak Dibawah 6 Tahun.--ISTIMEWA
radarmukomuko.bacakoran.co - Tak hanya menonton acara TV, orang tua juga sebaiknya mencegah anak bermain-main dengan perangkat elektronik. Hal ini penting agar anak tidak harus menghadapi kecanduan yang dapat berdampak negatif terhadap tumbuh kembangnya. Untuk mengetahui berapa jam idealnya seorang anak menggunakan gadget, simak penjelasan di bawah ini.
Menggunakan gadget dapat membawa banyak manfaat dalam hal kemudahan akses terhadap banyak informasi atau berbagai layanan. Namun di balik manfaat tersebut terdapat juga risiko merugikan yang harus kita waspadai, terutama bagi anak-anak. Oleh karena itu, jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak untuk bermain dengan perangkat harus dibatasi.
Jumlah waktu yang disarankan bagi anak-anak untuk bermain dengan perangkat
Para ahli merekomendasikan waktu maksimum anak-anak dapat mengakses perangkat adalah 1 hingga 2 jam per hari . Berikut ini adalah durasi anak main gadget yang disarankan berdasarkan usianya:
• Anak usia di bawah 2 tahun disarankan sama sekali tidak diberi akses pada gadget. Jika benar-benar diperlukan, anak usia di atas 1,5 tahun dapat mengakses gadget dengan didampingi orang tua dan tidak lebih dari 1 jam per hari.
• Anak usia 2–5 tahun disarankan mengakses gadget hanya 1 jam per hari, itu pun sebaiknya program yang berkualitas.
• Anak usia 6 tahun ke atas boleh bermain gadget, tapi dengan waktu yang sudah disepakati bersama orang tua, misalnya hanya pada akhir pekan atau maksimal 2 jam per hari.
• Hal yang perlu Anda pahami adalah durasi yang disarankan di atas tidak berlaku pada penggunaan gadget seperti ponsel atau tablet saja, tapi juga termasuk waktu untuk menonton TV atau menggunakan komputer/laptop.
Mengapa Gadget Perlu Dibatasi?
Menurut studi, penggunaan gadget yang tidak dibatasi bisa berkembang menjadi kecanduan gadget. Beberapa dampak buruk akibat kecanduan gadget pada anak adalah:
1. Gangguan perkembangan kognitif
Khususnya di usia 1–3 tahun ketika otak anak sangat sensitif terhadap lingkungan sekitar, semua hal yang terjadi pada anak di awal kehidupannya akan menjadi fondasi permanen bagi perkembangan fungsi otak selanjutnya.
Penelitian menemukan bahwa perkembangan kognitif anak akan terhambat tertunda apabila dia terlalu lama mengakses media elektronik. Ini akan berpengaruh pada kemampuan anak untuk fokus, membangun kosakata, bahkan untuk memahami tingkah laku, serta kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
2. Saya tidak bisa berempati
Kemampuan berempati sangat bergantung pada perkembangan bagian otak yang dibentuk oleh interaksi sosial antar manusia. Hal ini tidak bisa dicapai dengan bermain game di gadget.
Oleh karena itu, jika anak lebih sering bermain tablet dibandingkan dengan temannya, ia mungkin akan kesulitan memahami adegan dan perasaan temannya secara utuh.
3. Malas berpikir
Peralatan kaya akan stimulan untuk anak. Apa yang Anda sentuh di layar dapat memengaruhi layar, baik itu pergerakannya maupun perubahan warnanya. Tentu saja berbeda sekali dengan buku cerita yang gambarnya sama dan tidak bisa dipindahkan. Meski terkesan lebih realistis dan interaktif, namun nyatanya kurang baik untuk otak anak karena bisa membuat mereka malas. Berimajinasi atau berpikir akan mempengaruhi kemampuan belajar anak ketika masuk sekolah.
4. Kelebihan berat badan karena kurang olahraga Terlalu banyak duduk dan kurang gerak akibat menggunakan gawai terlalu lama berisiko menyebabkan kenaikan berat badan atau obesitas pada anak. Kurangnya aktivitas fisik juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat anak lebih mudah terserang penyakit, terutama jika ia begadang dan bermain dengan perangkat elektronik.
5. Gangguan perilaku
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan banyak waktu bermain gawai mungkin mengalami kesulitan mengendalikan emosi, tidak mau mendengarkan orang tua, dan kehilangan kesabaran. Selain itu, penggunaan perangkat atau media secara berlebihan juga dikaitkan dengan kejadian ADHD.
6. Beberapa bagian tubuh terasa sakit. Terlalu sering bermain gawai, terutama saat bermain game, juga dapat menyebabkan tangan anak terasa sakit. Ini karena saat bermain game, anak berkali-kali memencet tombol yang sama dan sering kali dengan posisi yang tidak berubah-ubah. Lama-kelamaan hal ini dapat gangguan, misalnya carpal tunnel syndrome.
Tak cuma di tangan, gangguan kesehatan lain yang dapat muncul akibat keseringan main gadget adalah sakit leher, sakit kepala, dan mata kering. Keluhan ini bahkan bisa terjadi secara terus-menerus.
Tips Membatasi Penggunaan Gadget pada Anak
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda coba untuk membatasi penggunaan gadget pada anak di rumah:
• Tetapkan aturan durasi main gadget sesuai klasifikasi usia seperti yang telah dijelaskan di atas
• Buat peraturan mengenai jadwal yang mengharuskan Anda sekeluarga lepas dari gadget, misalnya saat makan malam bersama, menjelang tidur, atau saat bepergian sekeluarga
• Seleksi beberapa aplikasi yang bermanfaat untuk anak, misalnya, aplikasi belajar membaca, berhitung, atau hal lain yang bermanfaat
• Letakkan semua perangkat gadget di ruang bersama agar Anda bisa memantau apa yang sedang dilihat atau dimainkan oleh anak
• Luangkan waktu Anda untuk melakukan aktivitas lain bersama anak sebagai pengganti bermain gadget, seperti menggambar, bermain sepeda, atau berenang
• Jangan memberikan anak gadget dengan tujuan untuk menenangkannya ketika ia rewel. Hal ini bisa membuat anak menjadi sulit ditenangkan tanpa gadget
Hal yang perlu dilakukan selain membatasi anak main gadget adalah mendisiplinkan diri untuk melakukan hal yang sama. Jadi, Anda juga harus berusaha untuk tidak sering mengakses gadget saat bersama keluarga serta meletakkan handphone dan mematikan TV di saat-saat tertentu yang sudah disepakati bersama.
Dengan bersama-sama membatasi gadget di lingkungan keluarga, anak pun akan membiasakan diri untuk tidak menggantungkan kesenangannya terhadap alat elektronik ini.
Namun, bila hal tersebut malah membuatnya merasa diperlakukan tidak adil dan marah, mungkin anak sudah mengalami kecanduan gadget. Jika iya, konsultasikan dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.*