Kepala Kemenag Dorong Ponpes Memiliki Spesialisasi
Widodo bersama kafilah MTQ ke-36.--ISTIMEWA
radarmukomuko.bacakoran.co - Mukomuko baru saja mengikuti Musaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Provinsi Bengkulu XXXVI. Hasilnya, Mukomuko masuk dalam 3 besar terbaik, dari 10 Kabupaten/Kota peserta.
Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Mukomuko, H.Widodo, SH.I mengatakan bahwa peserta atau kafilah, telah memberikan yang terbaik. Namun demikian masih banyak yang lebih baik lagi. Oleh karena itu, perlu dan penting adanya peningkatan kualitas kafilah Mukomuko.
‘’Para kafilah ini pada umumnya berasal dari pondok pesantren. Untuk meningkatkan kemampuan kafilah, perlu peningkatan pendidikan di pondok pesantren,’’ ujar Widodo.
Widodo juga menyampaikan, pihaknya terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak pondok pesantren yang ada di Mukomuko. Dalam arahannya, Widodo menyampaikan setiap pondok pesantren memiliki spesialisasi. Dan setiap pondok pesantren memiliki spesialisasi yang berbeda.
BACA JUGA:Atasi DBD, Dinkes Bagikan Serbuk Abate ke Seluruh Desa
BACA JUGA:BLT-DD Twirulan Ke-2 Manjuto Jaya Disalurkan
‘’Di pondok pesantren perlu ada spesialisasi, sehingga pembinaan bisa lebih optimal,’’ tambah Widodo.
Dikatakan Widodo, dalam MTQ banyak cabang yang dilombakan. Setidaknya ada 9 cabang yang dilombakan. Pertama cabang seni baca Al-Qur’an. Cabang ini terbagi menjadi beberapa golongan. Misalnya golongan tartil Al-Qur’an putera dan puteri, golongan tilawah anak-anak putera dan puteri, dan sebagainya.
Kedua cabang Qira’at Al-Qur’an. Cabang ini juga terbagi menjadi beberapa golongan, diantaranya cabang Qira’at Al-Qur’an Mujawwad dewasa putera dan puteri, golongan Qira’at Murottal dewasa putera dan puteri dan sebagainya. golongan.
Ketiga cabang hafalan Al-Qur’an. Golongan ini terbagi menjadi hafalan 1 juz, 2 juz, hingga 30 juz, putera dan puteri. Serta cabang-cabang lain yang masing-masing terbagi menjadi beberapa golongan.
‘’Misalnya pondok pesantren A spesialisasinya hafalan Al-Qur’an, maka pondok pesantren B, spesialisasi Qira’at, pondok pesantren C spesialis kaligrafi Al-Qur’an, dan sebagainya,’’ papar Widodo.*