Soal Jalan Buruk di Selagan Raya, Ini Kata Mantan Kades Lubuk Bangko
Mobil terbenam di jalan yang berlumpur.--ISTIMEWA
radarmukomuko.bacakoran.co - Hancur lebur. Dua kata itulah yang menggambarkan kondisi jalan di Desa Lubuk Bangko, Kecamatan Selagan Raya. Seiring berjalannya waktu, kondisi jalan semakin buruk, karena terus dilalui kendaraan pengangkut Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Tidak jarang, kendaraan mogok dan rusak di jalan yang buruk ini. Panjang jalan sekitar 7 Kilometer dari permukiman hingga perbatasan yang ada di Sungai Petai.
Mantan Kades Lubuk Bangko, Gunadi, menyampaikan, jalan tersebut statusnya milik desa. Maka tugas dari pemerintah desa, dalam hal ini Desa Lubuk Bangko, untuk menjaga dan merawatnya. Dan pemerintah pusat telah mengucurkan Dana Desa (DD) untuk membangun desa. Dan jalan ini, menurut Gunadi, layak dibangun menggunakan DD. Hanya saja, sepertinya pembangunan jalan ini tidak menjadi prioritas pemerintah desa. Akibatnya kondisi jalan semakin buruk, dan masyarakat yang terkena imbasnya.
‘’Dulu, waktu saya menjadi Kades, banyak titik dibangun, baik koral maupun rabat beton. Karena tidak dirawat, maka sudah hancur,’’ jelas Gunadi.
Disampaikan Gunadi, akibat jalan buruk petani kesulitan mengeluarkan hasil kebun. Baik sawit, karet, padi atau hasilnya. Sebagai gambaran, untuk mengangkut buah sawit, biaya langsinya mencapai Rp500 hingga Rp700 per kilogram. Angka tersebut belum termasuk upah panen, dan ongkos angkut ke pabrik. Jika dihitung secara rinci, biaya panen lebih dari seribu rupiah per kilogram.
BACA JUGA:PT. DDP Dituding Garap Lahan di Luar HGU di Bunga Tanjung
BACA JUGA:Fisik DD Tahap I Tuntas, Talang Sepakat Gelar MDST
‘’Sekarang sedang musim panen padi. Luas sawah di ujung jalannya ratusan hektare. Dan hasilnya harus diangkut melewati jalan ini,’’ tambah Gunadi.
Hal senada disampaikan Tono, yang juga warga Lubuk Bangko. Dikatakan Tono, dirinya memiliki mobil untuk melangsir sawit. Upah langsir Rp500 – Rp700 per kilogram, tidak sebanding dengan risiko yang dihadapi. Kondisi jalan yang sangat buruk sangat mempengaruhi kondisi kendaraan. Tidak jarang, mobil terbalik saat mengangkut sawit.
‘’Kami melewati jalan buruk risikonya sangat besar. Kadang mobil terguling, rusak. Bisa dikatakan kami bertaruh nyawa. Dan kami tidak bisa jalan sendiri-sendiri, tapi harus saling bantu dengan kawan-kawan yang memiliki pekerjaan sama,’’ ungkap Tono.
Kades Lubuk Bangko, Bujang Anda, alias Juanda Putra, mengakui kondisi yang buruk. Ia juga mengetahui penderitaan warga yang kesulitan mengangkut hasil panen. Selaku Kades, ia juga prihatin atas kondisi ini. Kades juga menyampaikan, dana desa yang ada tidak mampu untuk mengatasi masalah ini. Pasalnya penggunaan dana tersebut tidak bisa semaunya sendiri. Ada aturan yang harus diikuti. Contohnya dana ketahanan pangan, penanganan stunting, Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan sebagainya.
BACA JUGA:Cegah Stunting, DP3AP2KB Gelar Lokakarya Mini di Kecamatan Lubuk Pinang
BACA JUGA:Gelombang Pasang Hancurkan Bangunan di Sekitar Jalinbar
‘’Kondisi jalan itu memang sangat buruk. Dan dana desa tidak mampu untuk mengatasi kerusakan yang ada,’’ demikian Bujang.*