Selalu Kenakan Kebaya, Berikut Ini Ciri Khas Gadis Bali Yang Identik Dengan Adat dan Keagamaan
Selalu Kenakan Kebaya, Berikut Ini Ciri Khas Gadis Bali Yang Identik Dengan Adat dan Keagamaan.--ISTIMEWA
radarmukomuko.bacakoran.co - Setiap daerah di Bali mempunyai ciri khas dan dekorasinya masing-masing. Hal ini juga didasarkan pada kegiatan atau ritual adat, jenis kelamin, status sosial dan usia. Untuk melestarikan budaya Bali, Anda bisa memulainya dengan mengenali kostum khas daerah tersebut.
Melestarikan budaya rumah bisa dimulai sedini mungkin. Buku Dian Aprilia tentang pakaian adat Indonesia dapat dijadikan bahan bacaan anak-anak. Buku ini akan membantu para orang tua yang ingin mengenalkan anaknya pada kekayaan budaya masyarakat Indonesia. Dilengkapi dengan ilustrasi lucu yang mampu menarik perhatian anak-anak.
Kebaya Bali
Kebaya Bali merupakan pakaian adat yang dikenakan oleh wanita Bali. Kebaya Bali ini sebenarnya bisa dibuat dari berbagai macam bahan, namun penambahan renda menjadi favorit di kalangan wanita Bali.
Biasanya kebaya Bali dikenakan dengan korset. Korset ini sering dipakai sebagai stocking dan dikenakan oleh wanita Bali lanjut usia. Secara umum warnanya beragam dan cukup menarik perhatian.
Kebaya Bali identik dengan warna cerah, memiliki nilai filosofis, melambangkan keceriaan dan kemewahan bagi wanita Bali. Masyarakat Bali banyak mengadakan upacara adat dan keagamaan, mulai dari senang, sedih, hingga keagamaan. Oleh karena itu, kebaya menjadi salah satu kostum penting dalam kehidupan wanita Bali. Saat mengikuti upacara adat yang penuh kegembiraan, wanita Bali kerap mengenakan kebaya berwarna cerah.
Sedangkan untuk upacara adat kematian, kebaya yang dikenakan wanita Bali cenderung berwarna gelap. Warna gelap ini digunakan karena identik dengan kesedihan. Mereka juga tidak memakai riasan atau menyanggul rambutnya. Selain upacaranya yang menyedihkan, mereka juga tidak sempat mempersiapkan penampilannya. Selain untuk upacara adat, kebaya juga digunakan oleh wanita Bali untuk kegiatan keagamaan.
Salah satu kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali adalah pergi ke pura. Kebaya juga dikenakan pada hari piodalan di pura. Kebaya yang dikenakan juga merupakan kebaya biasa namun memiliki warna yang beragam, karena akan melakukan aktivitas yang memerlukan banyak olah raga dan mengeluarkan keringat. Oleh karena itu, kebaya yang dipilih adalah kebaya yang nyaman.
Kain Kamen
Kain kain merupakan kain yang digunakan untuk menutupi bagian bawah tubuh pria di Bali. Kamen memiliki bentuk yang mirip dengan sarung, namun kamen memiliki corak yang menonjol dan berbentuk persegi.
Bahan yang digunakan untuk membuat kamen adalah kain yang tipis dan tipis. Kain kamen ini tidak hanya digunakan oleh para pria di Bali saja, wanita Bali juga sering memakai kain kamen. Kain ini digunakan untuk menutupi pinggang hingga mata kaki.
Kain kamen digulung dari kiri ke kanan. Hal ini melambangkan bahwa laki-laki harus mampu menghormati Dharma atau kebenaran. Kain yang dikenakan juga harus berada satu inci di atas telapak kaki. Ini melambangkan bahwa laki-laki bisa melangkah lebih jauh karena mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan perempuan.
Kain kamen digulung dari kiri ke kanan, menyisakan lingkaran di bagian bawah. Lelencingan adalah bagian ujung kain yang menyentuh tanah. Dengan membiarkan sebagian kain menyentuh tanah melambangkan kejantanan pria Bali. Selain itu, juga melambangkan bahwa mereka akan terus mengabdi pada tanah air.
Wanita Bali memakai kain kamen yang harus dililitkan dari kanan ke kiri. Penggunaannya sebaiknya dilakukan berlawanan arah dengan cara memakainya oleh pria Bali. Pembungkusan kain dari kanan ke kiri mempunyai makna atau simbol kesaktian sebagai penyeimbang kekuatan bagi laki-laki. Artinya juga perempuan Bali harus menjaga laki-laki Bali dalam menjalankan tanggung jawab atau hukumnya.
Penggunaan kain kamen bagi wanita juga dilengkapi dengan gaya rambut atau tahapan. Hiasan kepala atau panggung ini menyerupai korset. Topi atau panggung merupakan lambang rahim. Penggunaan penutup kepala atau panggung dilambangkan dengan pengendalian emosi.
Sabuk dan selendang Prada
Sabuk Prada merupakan bagian dari pakaian adat Bali. Sabuk Prada ini sering dipakai oleh para wanita di Bali. Sabuk Prada dikenakan dengan kebaya yang dipadukan dengan kain kamen. Sabuk Prada sering kali menampilkan desain Bali dan cenderung berwarna cerah. Sabuk prada ini mempunyai arti tersendiri yaitu untuk melindungi tubuh wanita khususnya rahim yang dianugerahkan Tuhan.
Tujuan dari pemakaian sabuk prada adalah untuk menjaga jaringan kamen agar tidak kendur . Selain itu, wanita yang memakai ikat pinggang Prada juga menjadi lebih anggun dan bersinar. Selain melindungi rahim, ikat pinggang Prada juga dianggap sebagai bentuk pengendalian diri dan mencegah perilaku buruk. Selain ikat pinggang Prada, selendang atau selendang juga sering digunakan dengan pakaian adat lainnya. Selendang ini diikat di sisi kiri dan tidak ditutupi pakaian.
Tujuan dari pemakaian selendang ini adalah agar pemakainya selalu siap mendidik anaknya agar kelak menjadi anak yang selalu taat kepada orang tuanya. Syal ini merupakan simbol simbolik dari perilaku pemakainya. Syal khas Bali memiliki corak yang beragam sehingga bisa dikenakan dengan gaya kamen.
Gaya rambut wanita Bali
Wanita Bali juga sering menata rambutnya saat mengenakan pakaian adat. Ada tiga gaya rambut untuk wanita. Wanita lajang sering kali memiliki separuh rambut dan separuh lagi tergerai. Gaya rambut ini disebut pusung gonjer. Pusung Gonjer merupakan simbol bahwa seorang wanita selalu bebas memilih pria sebagai pasangannya di masa depan.
Sedangkan bagi perempuan yang sudah menikah, rambutnya akan disanggul pusung tagel. Tagel pusung ini sering dikenakan pada saat wanita Bali beribadah atau menghadiri beberapa acara adat. Roti pusung tagel mempunyai roti di sisi kirinya yang disebut atung pusungan. Sedangkan yang di sebelah kanan disebut tagelan.
Kemudian ada pusung podgala, sejenis kue yang dipakai oleh wanita suci atau disebut sulinggih. Susunan kue ini berbentuk seperti kupu-kupu.
Kue ini juga dihias dengan bunga cempaka kuning, bunga cempaka putih, dan bunga sandat. Ketiga bunga ini semuanya memiliki simbolnya masing-masing. Bunga cempaka kuning melambangkan Brahma, bunga cempaka putih melambangkan Wisnu dan sandat melambangkan Siwa.*
Sumber: gramedia.com