Terbukti, Tanaman ini Mampu Menyaingi Hasil Kebun Sawit
Kopi: Kades Mundam Marap saat menunjukkan kebun kopi miliknya yang ada di wilayah Desa Retak Mudik Kabupaten Mukomuko --
KORAN DIGITAL RM - Sejak beberapa tahun terakhir hingga sekarang, umumnya masyarakat Kabupaten Mukomuko Bengkulu, bertani dengan komoditas tanaman sawit. Bisa dikatakan hampir semua masyarakat dalam wilayah Kabupaten Mukomuko ini memiliki kebun sawit. Mungkin saja masyarakat Mukomuko belum banyak yang mengetahui, bahwa ada komoditas tanaman selain sawit yang bisa ditanam dan tumbuh dengan baik di Kabupaten Mukomuko, yaitu tanaman kopi. Sudah teruji dengan luas lahan yang sama, hasil panen kopi bisa menyaingi hasil panen sawit. Selain bisa menyaingi hasil panen. Masih banyak keuntungan lain. Hal ini sudah diuji langsung oleh Kepala Desa (Kades) Mundam Marap, Eko Saputra, SIP.
Diceritakan Eko Saputra, lahan miliknya dengan luas lebih kurang sekitar 1 Hektar (Ha) yang terletak di wilayah Desa Retak Mudik Kecamatan Sungai Rumbai. Sudah ditanami kopi sejak awal tahun 2020 lalu. Sekarang usia tanaman kopi itu sudah berusia lebih kurang sekitar 5 tahun. Saat ini kebun kopi itu sudah memasuki usia produktif dan sudah beberapa kali panen. Ia mengaku, panen raya kebun kopi ini memang satu kali dalam satu tahun. Tapi setelah panen raya, kemudian ada panen bulanan. Dalam tempo sekitar satu bulan setengah atau maksimal dua bulan harus panen kembali. Karena buah kopi ini tidak pernah putus. "Kalau hasil panen sudah saya coba. Tanaman kopi 1 Ha dengan perawatan tidak full atau alakadarnya bisa mengalahkan hasil panen sawit 1 Ha," ungkap Eko Saputra.
BACA JUGA:Hama Tikus Jadi Keluhan Sebagian Petani di Arah Tiga
BACA JUGA:Pasar Ramadhan Lubuk Sanai Tiga, Lokasi Berburu Takjil
Menurutnya, salah satu keuntungan menanam kopi ini yaitu bisa lebih efesien memanfaatkan lahan. Di sela tanaman kopi dengan luas lahan sekitar 1 Ha itu, masih bisa ditanami jenis kayu lain untuk pelindung tanaman kopi. Seperti jengkol, durian, nangka, rambutan, kayu Meranti, dan jenis kayu berakar tunggang lainnya. Inilah salah satu keuntungan menanam kopi. Selain panen kopi, dalam lahan 1 Ha itu juga bisa panen jengkol, panen durian dan panen rambutan. "Kalau sawit tidak bisa dicampur dengan dengan tanaman lain. Kalau di kebun kopi milik saya ini ada tanaman jengkol, ada tanaman durian dan ada juga rambutan. Untuk jengkol sudah beberapa kali saya panen, dan tidak menganggu tanaman kopi. Inilah salah satu keuntungan menanam kopi pemanfaatan lahan bisa jauh lebih efektif," bebernya.
Dikatakan Eko, ia tidak mengajak warga atau petani sawit beralih ke kopi. Tetapi, ia sudah membuktikan bahwa tanaman kopi tidak hanya mau bertumbuh dan berkembang di daerah suhu dingin seperti di Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong saja. Tetapi di Kabupaten Mukomuko ini tanaman kopi juga mau hidup sempurna sama dengan di wilayah Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong. Mungkin kebanyakan orang banyak yang mikir kalau kopi ini ribet. Karena setelah panen harus dijemur dan dikeringkan. Kalau masalah ini tergantung dengan petaninya, karena setelah dipanen langsung dijual tanpa dijemur juga bisa. Hanya saja harganya agak murah. "Saya sudah membuktikan sendiri, bahwa tanaman kopi mau hidup di wilayah kita Mukomuko ini. Bagi yang mau melihat kebun kopi di kabupaten Mukomuko ini bisa ke kebun saya yang ada di wilayah Desa Retak Mudik," imbuhnya.*