Sekedar Menuggu Toilet di Pasar Panorama Penghasilanya Seperti Juragan

Pasar Panorama.-Ahmad Kartubi-Sceenshot

koranrm.id - Suasana Pasar Panorama pada pagi hingga sore  hari selalu menyisakan cerita yang tidak terduga. 

Di tengah keramaian itu, sebuah pengalaman sederhana sekadar mencari toilet umum justru membuka kisah tentang ketekunan, disiplin, dan cara seseorang mengubah uang receh menjadi sumber penghidupan yang tak kalah terhormat dari profesi apa pun.

Peristiwa itu bermula ketika crew Radar Mukomuko menunggu anggota keluarga yang sedang berbelanja di pasar. Waktu terasa panjang, dan rasa ingin buang air kecil pun tak terelakkan. 

Setelah bertanya kepada seorang pedagang, ditunjuklah sebuah toilet umum di depan Masjid Pasar Panorama, sebuah bangunan sederhana namun tampak terurus. Begitu memasuki area toilet, kebersihan  lokasi  dan segarnya air dalam setiap ember menarik perhatian. 

Kesan pertama yang muncul justru bukan keluhan, melainkan kekaguman terhadap standar kebersihan yang jarang ditemukan di toilet pasar pada umumnya.

Di ruang itulah kru bertemu dengan sosok yang bertanggung jawab atas semua kerapian tersebut: Pardede, pria berusia 61 tahun yang masih tampak gagah dan bertenaga. Rambutnya yang memutih  tertutup dengan topi tidak menghapus wibawa khas seorang pensiunan anggota. 

Dengan senyuman ramah, ia menyapa sembari tetap sigap mengisi ember-ember air di tiap bilik.  Saya buka dari jam empat pagi sampai jam lima sore. Setiap hari begitu. Air harus selalu penuh dan toilet harus bersih,  ujarnya.

Bangunan toilet yang dikelolanya bukan fasilitas pemerintah, melainkan hasil inisiatif pribadi. Ia mengambil dua blok ruko, lalu membangunnya menjadi dua area terpisah untuk laki-laki dan perempuan, dengan total sekitar 12 pintu kamar mandi. 

Retribusi yang dipungut pun amat terjangkau Rp2.000 sekali masuk. Tarif itu mungkin tampak kecil, namun pertemuan singkat hari itu justru mengungkap fakta mengejutkan.

Pardede bercerita, dari uang receh Rp2.000 itulah dalam satu hari bisa terkumpul antara Rp300.000 hingga Rp500.000.  Paling sepi ya tiga ratus ribu, tapi biasanya lebih. Namanya pasar, orang keluar masuk terus,  ungkapnya sambil tertawa ringan. 

Crew Radar Mukomuko sempat tertegun mendengarnya; angka tersebut setara bahkan melampaui pendapatan harian petani sawit dengan lahan tiga hektar, terlebih pada masa harga sawit yang fluktuatif.

Di tengah persaingan karena di Pasar Panorama kini sudah beroperasi sembilan toilet umum pendapatan Pardede tetap stabil. Ia tetap mendapatkan pemasukan paling sedikit Rp300.000 per hari. 

Ketika ditanya bagaimana bisa mempertahankan pelanggan, ia menjawab sederhana,  Kebersihan itu nomor satu. Orang nggak keberatan bayar kalau tempatnya bersih. 

Bekerja tanpa mengeluh, menjaga kebersihan dari dini hari, dan memonitor pasokan air di setiap bilik menjadi rutinitas yang dijalaninya dengan rasa tanggung jawab. Ketekunan ini bukan hanya menjaga reputasi toilet umum miliknya, tetapi juga menghidupi keluarganya lebih dari cukup. 

Ia kemudian menyebut dengan bangga perjalanan pendidikan anak-anaknya.  Anak saya empat. Semua tamat kuliah. Ada yang sudah jadi dokter, ada yang PNS, ada juga yang lagi lanjut S2 di UGM,  katanya. 

Nada suaranya sarat kebanggaan, bukan untuk meninggikan diri, tetapi sebagai bukti bahwa pekerjaan apa pun, selama dijalani dengan sungguh-sungguh, dapat mengangkat harkat kehidupan.

Dari obrolan itu semakin jelas bahwa kisah Pardede bukan sekadar cerita tentang pengelola toilet umum, melainkan gambaran bagaimana sebuah profesi yang sering dipandang sebelah mata justru dapat menjadi sumber kesejahteraan yang stabil. 

Bagi banyak orang, Rp2.000 mungkin tidak berarti banyak. Namun bagi Pardede, dari ribuan lembar kecil itulah ia membangun masa depan keluarga, menyekolahkan anak-anak hingga perguruan tinggi, dan menjaga harga diri melalui kerja yang bersih dan jujur. 

Pertemuan singkat itu menyisakan pesan bahwa rezeki tidak selalu datang dari hal besar; sering kali ia hadir dari ketulusan menjalani pekerjaan yang tampak kecil, tetapi memberi manfaat nyata bagi banyak orang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan