Alasan Pemerintah Daerah Perlu melakukan Mutasi, Rotasi, Promosi dan Demosi
Ilustrasi Mutasi.-Ahmad Kartubi-Sceenshot
koranrm.id - Pergantian pejabat di lingkungan pemerintah daerah selalu membawa arus cerita baru. Setiap pengumuman mutasi, rotasi, promosi, hingga demosi sering kali menciptakan gelombang harapan, kecemasan, atau spekulasi di tengah para pajabat.
Namun di balik hiruk-pikuk tersebut, ada dinamika yang lebih dalam: kebutuhan untuk menjaga stabilitas pelayanan publik sekaligus mendorong organisasi agar tetap adaptif dan mampu merespons perubahan.
Sebagimana mutasi Elson 2 di Pemda mukomuko kemaren 1 Desember 2025, Bupati Mukomuko, H. Chaitul Huda , SH dan wakil Bupati Rahmadi AB , Sekda Drs. H Majohan yang langsung pimpin mutasi.
Adapun pejabat elson 2 yang mutasi , rotasi , promosi dan demosi antara lain:
Asisten 1 Haryanto sebagai kepala BKD
Asisten 2 Agus Sumarman sebagai Sekwan
Kadiskes Bustam Bustomo sebagai Kadis KB
Staf Ahli Junaidi sebagai kadis PMD
Kadis Prindag Nurdiana sebagai Kadis Nakertrans
Kadis Damkar Ramdani sebagai Asisten 3
Inpektorat Apriansyah sebagai Kadis Perustakaan
Kadisdikbud Epi Mardiani sebagai Staf Ahli
Kadisparpora Novria sebagai Kadis Perhubungan
Kadis Perizinan Juni Kurnia sebagai Kadis Damkar
Kadis PMD Ujang Selamet sebagai Kadisparpora
Bahtiar Sofyan sebagai Asisten 2
Winanto sebagai inspektur inspektur
Bustari Maler sebagai Kadis Sosial
Ali Muchsin sebagai Asisten Administrasi
Para pejabat yang dimutasi dan rotasi , baik antarbidang maupun lintas dinas, biasanya menjalani proses evaluasi kinerja sebelum menerima surat keputusan. Evaluasi ini menjadi titik tolak penting untuk menilai kecocokan individu terhadap pemerintahan baru dalam pelayanan publik.
Sementara itu, promosi menjadi bentuk penghargaan bagi mereka yang menunjukkan kinerja dan integritas di atas rata-rata. Proses ini tidak hanya mempertimbangkan senioritas, tetapi juga rekam jejak kepemimpinan, kemampuan komunikasi, dan kontribusi nyata dalam menjalankan program daerah.
Di sisi lain, demosi meski sering dipandang negatif memiliki peran penting dalam menjaga akuntabilitas internal. Pemerintah daerah menggunakan langkah ini untuk memastikan disiplin aparatur tetap terjaga, sekaligus memberikan ruang pembinaan bagi mereka yang mengalami penurunan kinerja.
Mutasi, rotasi, promosi, dan demosi menjadi alat untuk mempercepat adaptasi birokrasi terhadap tantangan yang terus berkembang mulai dari digitalisasi pelayanan, peningkatan tuntutan masyarakat, hingga perubahan struktural yang terjadi secara nasional.
Pada akhirnya, dinamika perpindahan jabatan adalah cermin dari organisasi yang terus bergerak. Setiap nama yang tertera dalam surat keputusan membawa cerita baru, harapan baru, dan tanggung jawab baru untuk membangun daerah menjadi lebih baik.