Curah Hujan Tinggi Sebulan Terakhir, Petani Karet Mukomuko Terpuruk

Getah karet.-Sahad-Radar Mukomuko

koranrm.id – Curah hujan tinggi yang melanda Kabupaten Mukomuko sepanjang satu bulan terakhir mulai menimbulkan dampak serius terhadap sektor perkebunan, khususnya tanaman karet yang menjadi sumber penghasilan utama banyak warga. Hujan turun hampir setiap hari, berlangsung dari pagi hingga malam, sehingga menghambat aktivitas penyadapan yang sangat bergantung pada kondisi cuaca.

Akibatnya, petani karet mengalami penurunan pendapatan drastis karena tidak dapat menyadap pohon secara optimal. Selain mengurangi volume getah, tingginya curah hujan juga menurunkan kualitas karet yang dihasilkan dan mengacaukan jadwal kerja petani di lapangan.

Salah seorang petani karet dari Kecamatan Air Manjuto, Abdullah, mengaku hampir sebulan terakhir tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Ia menuturkan bahwa kondisi pohon karet harus benar-benar kering sebelum disadap, sehingga hujan malam hari membuat batang basah hingga pagi dan tidak memungkinkan untuk dilakukan penyadapan.

“Sudah sekitar sebulan nggak bisa nyadap karet karena curah hujan tinggi. Kalau dipaksakan risikonya besar. Hasil kerja bisa terbuang sia-sia karena getah yang baru keluar bisa terbawa air hujan,” kata Abdullah. Menurutnya, jika hujan turun pada siang hari, getah yang disadap pada pagi hari juga kerap hanyut terbawa air.

Curah hujan yang tinggi ini menyebabkan aktivitas penyadapan berkurang drastis, yang otomatis menurunkan produktivitas petani. Getah yang dihasilkan pun sering bercampur air sehingga tidak dapat dijual atau hanya dihargai sangat rendah. Kondisi ini berdampak langsung pada penghasilan harian petani yang selama ini bergantung pada hasil sadapan.

Penurunan pendapatan bahkan mendorong sebagian petani untuk berutang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Minimnya pengetahuan adaptasi terhadap perubahan iklim turut memperparah kondisi, karena banyak petani tidak mengetahui langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi risiko kerugian saat curah hujan tinggi.

Pengamat pertanian lokal menilai situasi ini dapat terus berlanjut jika tidak ada intervensi. Mereka menyebutkan bahwa petani membutuhkan dukungan serius untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim yang semakin tidak menentu.

Sejumlah solusi yang dianggap mendesak antara lain penyediaan pelatihan adaptasi iklim, pendampingan teknis, penerapan teknologi pertanian yang ramah cuaca, hingga dukungan kebijakan dan akses pembiayaan dari pemerintah maupun lembaga terkait. Upaya tersebut dinilai penting agar petani karet dapat bertahan menghadapi musim hujan ekstrem dan meminimalkan kerugian.

Seiring tingginya intensitas hujan yang masih berlanjut, para petani berharap ada langkah cepat dari pemerintah daerah maupun dinas terkait untuk membantu meringankan dampak yang mereka rasakan. “Kalau kondisi seperti ini terus, kami benar-benar kesulitan,” ujar Abdullah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan