Jagung Program Ketahanan Pangan Diserang Berbagai Hama: Ulat, Sapi hingga Monyet

Tampak kondisi tanaman jagung program ketahanan pangan, rusak dimakan sapi.-Sahad-Radar Mukomuko

koranrm.id – Program penanaman jagung sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional di Desa Sido Makmur, Kecamatan Air Manjuto, kembali mengalami kendala serius. Bukan hanya satu, tetapi tiga jenis hama sekaligus—mulai dari ulat, sapi ternak, hingga monyet liar—menjadi ancaman nyata bagi keberhasilan program ini.

Masalah terbaru menimpa tanaman jagung berusia sekitar 50 hari yang berada di kawasan perkebunan sawit. Tanaman tersebut rusak berat setelah sapi-sapi warga masuk dan memakan batang serta daun jagung, terutama pada malam hari. Sebagian besar tanaman bahkan dipastikan tidak dapat pulih.

Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Khusus (TPKK) Sido Makmur, Rudi Santoso, menjelaskan bahwa kawasan tanam sebenarnya telah diberi pagar pelindung. Namun, pagar tersebut rusak diterjang angin kencang dan belum sempat diperbaiki saat ternak mulai masuk.

“Kami sudah buat pagar keliling, tapi sebagian pagar rusak akibat angin kencang. Perbaikan belum selesai, sapi sudah masuk,” ujar Rudi.

Serangan sapi hanya salah satu tantangan. Sebelum itu, petani lebih dulu harus berhadapan dengan serangan ulat yang menyerang daun muda dan membuat pertumbuhan tanaman terhambat. Tidak hanya itu, monyet liar yang kerap turun dari hutan sekitar juga menjadi ancaman karena merusak tanaman pada fase awal pertumbuhan.

Rudi mengakui bahwa para petani di desa tersebut masih minim pengalaman dalam budidaya jagung, sehingga pengendalian hama sering kali tidak maksimal.

“Kami belum memiliki pengalaman menanam jagung. Sempat kewalahan mengatasi serangan ulat,” ungkapnya.

Meski menghadapi berbagai hambatan, Rudi menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen menjalankan program ini secara serius. Menurutnya, upaya pemupukan, perawatan, dan penanganan hama telah dilakukan semaksimal mungkin untuk mendukung target peningkatan produksi jagung nasional yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto.

“Kami menanam jagung ini bukan formalitas, tapi serius dan maksimal sesuai kemampuan kami. Ini bukti kami mendukung penuh program presiden,” tegas Rudi.

Saat ini, petani bersama perangkat desa sedang memperkuat pagar agar gangguan dari ternak maupun satwa liar dapat ditekan. Mereka berharap kerusakan tidak terus berlanjut dan hasil panen masih dapat memberikan kontribusi bagi ketahanan pangan nasional.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan