Kisah Pertemuan Sayyidah Khadijah dan Nabi Muhammad SAW Hingga Wafatnya Sayyidah Khadijah 11 Ramadhan
--ISTIMEWA
radarmukomuko.bacakoran.co - Istri Nabi Muhammad SAW yang pertama bernama Sayyidah Khadijah binti Khuwailid.
Sayyida Khadijah merupakn perempuan yang pertama memluk Islam dan meraskan jiwa nubuah kenabian pada diri suaminya.
Nabi Muhamad SAW anak yatim piatu, tidak berayah dan ber ibu, sejak dari muda terbiasa hidup sendiri dan mempunyai kebiasaan merenung dan menyepi.
Bahkan Kebiasaan ini tidak surut walau nabi Muhammad SAW telah menjadi suami dari Sayyidah Khadijah atau dikenal Siti Khadijah.
Dikutip dari islam.nu.or.id, para sejarawan mengistilahkan, kebiasaan mandirinya nabi dalam upaya pencarian dan kegelisahan spritual.
Sayyidah Khadijah bagai pelipur lara ketika Nabi Muhmmad SAW dalam keadaan sering gelisah dan menyendiri.
Dikisahkan awal mula pertemuan Nabi Muhammad, Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah Hidup Muhammad (1980) mengungkapkan, Sayyidah Khadijah saat itu menyebarkan kabar bahwa dirinya bermaksud memberi upah orang-orang Quraisy untuk menjalankan perdagangannya ke Syam.
Sangat Kebtulan Nabi Muhammad dan pamannya pernah melakukan perjalanan ke negeri Syam tatkala Nabi Muhammad berusia 12 tahun.
Ketika ada pengumuman dari Sayyida Khadijah Nabi Muhammad sudah berusia 25 tahun, sehingga didorong oleh pamannya, Abi Thalib untuk mengambil kesempatan tersebut sebagai tambahan rezeki karena, kondisi ekonomi pamannya ketika itu tidak mencukupi.
Walau sebelumnya , Nabi Muhammad telah menjalani pekerjaan sebagai penggembala kambing, untuk memperoleh tambahan rezeki dari kambing-kambing yang digembalakannya.
Pertemuan Sayyidah Khadijah dengan Nabi Muhammad diawali dengan laporan Maisarah, seorang perempuan budak milik Khadijah.
Maisarah menceritakan sosok Muhammad kepada Sayyidah Khadijah bahwa pemuda tersebut berwatak halus dan tinggi budi pekertinya.
Sayyidah Khadijah semakin tertarik bahwa barang dagangan yang dibawa Nabi Muhammad laku dengan untung besar karena begitu amanah.
Nabi Muhammad lebih banyak mendatangkan keuntungan daripada yang dilakukan orang lain sebelumnya.
Dalam waktu singkat, kegembiraan Sayyidah Khadijah tersebut telah berubah mejadi rasa cinta sehingga dia yang kala itu sudah berumur 40 tahun tertarik untuk menikahi Nabi Muhammad.
Sebelumnya, beberapa pemuka Quraisy pernah melamar Sayyidah Khadijah, tetapi semua ditolaknya. Sayyidah Khadijah yakin bahwa pemuka-pemuka tersebut melamar hanya karena memandang hartanya.
Awalnya Nabi Muhammad juga tidak yakin karena beliau merasa tidak punya apa-apa sebagai persiapan perkawinan.
Setelah diyakinkan seorang bernama Nufaisa bahwa Sayyidah Khadijah menaruh hati kepadanya dan mau menikahinya, Nabi Muhammad hanya bertanya, “Dengan cara bagaimana saya (menikahi Sayyidah Khadijah)?”
Akhirnya keluarga dari kedua belah pihak bertemu untuk menentukan tanggal perkawinan.
Sejak menikah dengan Sayyidah Khadijah, Nabi Muhammad semakin dermawan kepada para fakir miskin dan budak.
Perilaku ini sesungguhnya sudah ada sejak Nabi Muhammad belum menikah dan menjadi semakin intens ketika ia berumah tangga.
Nabi Muhammad berumah tangga dengan Sayyidah Khadijah selama kurang lebih 25 tahun. Dalam rentang waktu tersebut, mereka dikaruniai enam anak yaitu dua putra dan empat putri. Dua putra mereka dinamai Qasim dan Abdullah, sementara empat putri mereka adalah Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah.
Ringkasnya, 25 tahun rumah tangga Nabi Muhammad dan Sayyidah Khadijah diliputi kebahagiaan dan keriangan.
Dan selama itu pula Nabi Muhammad tidak mengambil istri lagi. Baru setelah Khadijah meninggal, ia 'memilih' poligami.
Ini berarti periode poligami Nabi Muhammad lebih singkat (hanya 12 tahun) dibanding masa monogaminya. Ringkas kisah, Ummul Mukminin, Sayyidah Khadijah menghembuskan nafas terakhir di pangkuan Rasulullah SAW. Sayyidah Khadijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Yatsrib (Madinah).
Sayyidah Khadijah wafat pada usia 65 tahun saat usia Rasulullah sekitar 50 tahun.
Sumber: https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/11-ramadhan-mengenang-wafatnya-siti-khadijah-Xhgvg