Si Cantik dari Kayangan dan Si Buruk Rupa
Si Cantik dari Kayangan dan Si Buruk Rupa.--AI
Melati, seorang putri cantik dari kayangan, sedang berjalan-jalan menyusuri pedesaan hingga sampailah ia dipinggiran hutan hutan. Ia melihat seorang laki-laki buruk rupa bernama Angkara yang sedang duduk disebuah gubuk tua.
Melati: (terkejut) “Astaga, kamu siapa? Mengapa kamu memiliki wajah yang begitu buruk? Angkara: (sedih) “Saya adalah Angkara, seorang laki-laki yang dikutuk oleh dewa karena perbuatan jahat saya di masa lalu.”
Melati: (penasaran) “ Apa yang kamu lakukan di masa lalu sehingga kamu dikutuk seperti ini wahai angkara ?”
Angkara: (menunduk) “Saya pernah membunuh seorang yang tidak bersalah hanya untuk memuaskan ambisi saya. Sejak itu, saya dikutuk oleh dewa dan menjadi buruk rupa seperti ini.”
Melati: (merasa kasihan) “Oh, Angkara. Saya merasa kasihan padamu. Apakah ada cara untuk membatalkan kutukan itu?”
Angkara: (putus asa) “Tidak ada cara, Melati. Saya telah mencoba segala cara, tetapi tidak ada yang berhasil.”
Mendengnar jawaban yang dilontarkan oleh angkara, menimbulkan rasa empati pada angkara dan mengajukan bantuan untuk membantu angkara.
Melati: “ Saya ingin membantumu, Angkara. Saya akan mencari cara untuk membatalkan kutukan itu.
Angkara: (terkejut) “Benarkah ??? kamu ingin membantuku, Melati? Mengapa kamu peduli padaku?sedangkan aku hanya lah pemuda yang buruk rupa.”
Melati: (tersenyum) “Karena saya melihat kebaikan di dalam dirimu, Angkara. Saya ingin membantumu untuk menemukan kembali kebaikan itu.
Angkara: (merasa bahagia) “ Terima kasih, Melati. Saya tidak pernah berpikir bahwa seseorang seperti kamu akan peduli padaku.”
Melati dan Angkara kemudian menjadi teman baik dan bekerja sama untuk mencari cara membatalkan kutukan itu. Namun, nasib tidak berpihak pada mereka. Angkara akhirnya meninggal dunia karena kutukan itu, meninggalkan Melati yang sedih dan kehilangan.
Melati: (menangis) “Angkara, mengapa kamu harus pergi? Saya belum sempat membantumu”.
Angkara: (tersenyum) “Saya sudah bahagia, Melati. Saya telah menemukan kebaikan di dalam diri saya berkat kamu. Terima kasih, Melati.
Melati kemudian memahami bahwa cinta dan kebaikan dapat mengubah seseorang, bahkan jika itu hanya untuk sementara waktu. Ia kemudian kembali ke kayangan, namun tidak pernah melupakan Angkara dan pelajaran yang ia dapatkan dari dia.