Setiap Tahun Awal Romadhan Selalu Berubah, Ini Penjelasanya

ilustrasi kalender.--ISTIMEWA

radarmukomuko.bacakoran.co - Setiap kali datang bulan romadhan seringkali terjadi perbedaan dalam menentukan awal puasa.

Padahal, Bulan Ramadhan setiap tahun datang dan dijalankan oleh seluruh umat muslim sedunia.

Namun, awal puasa Ramadhan tidak selalu sama setiap tahunnya jika dilihat dalam kalender Masehi? Mengapa hal ini bisa terjadi dan apa dampaknya bagi umat Islam?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami perbedaan antara kalender Masehi dan kalender Hijriah yang digunakan oleh umat Islam dalam menentukan awal Ramadhan. 

Dilansir dari dilansir dari .mengerti.id dan akurat.co kalender Masehi adalah kalender yang berdasarkan pada peredaran Matahari, sedangkan kalender Hijriah adalah kalender yang berdasarkan pada peredaran Bulan.

Dalam kalender Masehi, satu tahun memiliki rata-rata 365,24 hari yang terbagi dalam 12 bulan. Dalam kalender Hijriah, satu tahun memiliki rata-rata 354,36 hari yang terbagi dalam 12 bulan. Akibatnya, terdapat perbedaan sekitar 10-11 hari antara kedua kalender tersebut setiap tahunnya.

Perbedaan ini menyebabkan Ramadhan dan hari raya Islam lainnya bergerak sekitar 10-11 hari lebih awal setiap tahunnya dalam kalender Masehi. Hal ini juga menyebabkan Ramadhan bisa jatuh pada musim yang berbeda-beda di berbagai belahan dunia, seperti musim panas, musim dingin, musim hujan, atau musim kemarau.

Namun, perlu diingat bahwa fenomena ini hanya berlaku jika dilihat dalam kalender Masehi. Dalam kalender Hijriah, Ramadhan selalu pada tanggal yang sama setiap tahunnya, yaitu 1 Ramadhan. Jadi, tidak ada pergeseran waktu antara tahun Hijriah.

Lalu, mengapa umat Islam menggunakan kalender Hijriah yang berbeda dengan kalender Masehi? 

Jawabannya terkait dengan sejarah Islam itu sendiri. Kalender Hijriah dimulai pada tahun 622 Masehi, ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah. Hijrah ini merupakan peristiwa penting yang menandai awal berdirinya negara Islam pertama di dunia.

Kalender Hijriah juga lebih sesuai dengan ajaran Islam yang mengutamakan perhitungan berdasarkan penampakan hilal atau bulan sabit. Hal ini berbeda dengan kalender Masehi yang menggunakan perhitungan matematis yang tidak selalu akurat dengan kondisi astronomis. 

Oleh karena itu, umat Islam tetap menggunakan kalender Hijriah sebagai pedoman dalam menjalankan ibadah, seperti puasa, shalat, zakat, dan haji.

Demikian penjelasan ilmiah dan sejarah mengenai fenomena awal puasa Ramadhan yang berubah-ubah setiap tahunnya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda.*

Tag
Share