Ekspansi Lahan Sawit Menimbulkan Konflik dengan Masyarakat, Begini Cara Mengatasi Dampak Negatif Kelapa Sawit

Ekspansi Lahan Sawit Menimbulkan Konflik dengan Masyarakat, Begini Cara Mengatasi Dampak Negatif Kelapa Sawit--istimewa
radarmukomuko.bacakoran.co -Bagaimana cara mengatasi dampak negatif kelapa sawit? Ward Berenschot, peneliti senior KITLV Leiden, menjelaskan bahwa konflik terkait kelapa sawit sering kali berasal dari perasaan ketidakadilan mengenai cara perusahaan memperoleh lahan dan distribusi manfaat dari penggunaan lahan tersebut. Sektor perkebunan kelapa sawit berkembang dengan sangat pesat, menyebabkan perubahan signifikan pada pemandangan pedesaan di Indonesia. Ekspansi lahan kelapa sawit dapat menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat. Cara Mengatasi Dampak Negatif Kelapa Sawit Masalah yang timbul dari industri kelapa sawit di antaranya deforestasi, konflik agraria, dan dampak lingkungan lainnya. Berikut beberapa pendekatan cara mengatasi dampak negatif kelapa sawit:
1. Penggunaan Teknologi Pertanian Berkelanjutan Penggunaan pupuk organik, pengelolaan hama yang efisien, dan sistem irigasi yang hemat air dapat meningkatkan hasil tanaman kelapa sawit tanpa merusak lingkungan sekitar.
2. Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Industri kelapa sawit dapat berkontribusi dalam mengurangi perubahan iklim dan emisi karbon dengan menerapkan Praktik Perkebunan Terbaik, seperti membuka lahan tanpa membakar.
3. Pengembangan Industri Hilir Dengan lebih banyak memproses produk di dalam negeri, Indonesia dapat memiliki kontrol yang lebih baik terhadap proses produksi, termasuk dalam pengelolaan limbah dan penggunaan bahan kimia.
BACA JUGA:Bibit Sawit Unggul, Kunci Produktivitas dan Keberlanjutan Perkebunan Sawit Indonesia
4. Penerapan Prosedur Mitigasi dan Kompensasi Cara mengatasi dampak negatif kelapa sawit berikutnya bisa dengan prosedur mitigasi dan kompensasi. Prosedur ini, bertujuan untuk mendorong perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, layanan ekosistem, serta aspek sosial dan budaya yang ada.
5. Kajian yang Mendalam Sebelum membuka lahan untuk perkebunan, penting melakukan studi menyeluruh terkait kecocokan lahan, jenis tanaman yang akan dibudidayakan, proses pengolahan hasil, serta potensi dampak negatif yang mungkin timbul.
6. Pemetaan Daerah Perbatasan Pemetaan dilakukan untuk memetakan karakteristik kawasan, termasuk luas wilayah, batas-batasnya, serta penetapan fungsi dan peruntukan setiap area tersebut.*